3
dilakukan sejak lama dalam pendidikan Indonesia. Karena adanya
Revolusi Copernican
dalam definisi pendidikan yaitu dari pembelajaran berpusat pada guru
teacher-centered
seperti dalam Pasal 1 Ayat 1 UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas kemudian pembelajaran
berpusat pada murid
student-centered
menurut UU No 20 Tahun 2003 sebagai revisi UU Sisdiknas. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa harus
adanya pembaharuan atau penerapan metode pembelajaran lain yang tepat dalam proses pembelajaran di Indonesia. Penggunaan metode pembelajaran
yang belum tepat dalam proses pembelajaran dapat menurunkan kualitas proses dan hasil suatu pembelajaran. Apabila hal ini terus menerus berjalan
dalam sistem pendidikan di Indonesia, hal ini tentu akan menjadi masalah yang besar sehingga dari waktu ke waktu mutu pendidikan di Indonesia tetap
berjalan di tempat dan sulit untuk ditingkatkan.
B. Identifikasi Masalah
Implementasi metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran secara merata di sekolah masih dirasakan belum
maksimal. Hal ini berdampak besar pada keberhasilan dan hasil keluaran mutu pendidikan dari proses pembelajaran itu sendiri. Implementasi metode
seharusnya diterapkan semua jenjang pendidikan baik umum maupun kejuruan. Berdasarkan pelaksanaan KKN-PPL 2012 serta observasi pra
penelitian di SMKN 1 Sedayu, terlihat bahwa metode ceramah yang menjadikan guru sebagai
teacher centered
bersifat satu arah masih kurang efektif dan optimal dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran lain
4
seperti diskusi yang telah diterapkan selama ini secara berkelompok masih kurang optimal dan belum mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, hal ini
dikarenakan kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 orang membuat suasana kelas semakin tidak kondusif dan pembelajaran tidak mengena karena
biasanya kelompok yang terdiri 4-5 siswa, hanya 2 atau 3 orang saja yang berdiskusi dan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, siswa yang lain
hanya duduk mendengarkan dan menerima hasil diskusi saja. Siswa yang hanya menerima hasil diskusi dan tidak aktif dalam kelompok biasanya
cenderung mengobrol dengan temannya dan mengganggu siswa kelompok lainnya.
Guru harus mampu menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran lain yang efektif dan efisien agar proses dan hasil
pembelajaran dapat diperoleh dengan baik. Sehingga siswa aktif dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru di kelas menjadi lebih
optimal.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini bermaksud untuk mengamati permasalahan yang ada pada mata pelajaran Rangkaian Dasar Listrik siswa kelas X TITL A SMK Negeri
1 Sedayu, dimana selama pelaksanaan KKN-PPL 2012 dan pelaksanaan observasi di dalam kelas X program keahlian TITL SMKN 1 Sedayu terlihat
belum optimalnya pemahaman materi Menganalisis Rangkaian Arus Bolak Balik dan aktivitas siswa dalam pelajaran Rangkaian Dasar Listrik, hal ini
terlihat pada siswa hanya terfokus pada pembelajaran satu arah saja
teacher
5 center
sehingga siswa menjadi cepat bosan, mengantuk, dan cenderung lebih suka mengobrol di dalam kelas dengan teman disebelahnya ketika
diberikan soal latihan dan guru selesai memberikan penjelasan. Saat guru memberikan penjelasan, siswa hanya mencatat dan mendengarkan saja
materi yang disampaikan guru tetapi siswa masih belum memahami materi yang diberikan saat di tes. Siswa pun cenderung diam kurang aktif di dalam
kelas. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model dan strategi pembelajaran.
Salah satunya yang populer adalah model pembelajaran kooperatif
cooperative learning
dengan berbagai macam teknik dan tipe. Salah satu teknik dalam model pembelajaran
cooperative learning
adalah teknik
think- pair-share
yang akan diteliti keefektifitasnya dalam pembelajaran materi Analisis Rangkaian Arus Bolak Balik kelas X TITL A SMKN 1 Sedayu.
D. Rumusan Tindakan