Pentingnya Kemampuan Melipat Pakaian bagi Anak Tunagrahita

34 pemecahan tugas menjadi beberapa langkah yang sederhana. Tugas dengan banyak langkah perlu dibagi menjadi beberapa tahapan untuk mencapai tujuan pengajaran. Lebih lanjut lagi, Alberto dan Trotman juga menjelaskan bahwa analisis tugas tidak perlu digunakan untuk setiap keterampilan tetapi bisa berguna ketika mencoba mengajari sebuah keterampilan yang kompleks atau untuk melihat langkah mana yang dirasa anak merasa kesulitan. Jumlah langkah yang diperlukan atau direncanakan disesuaikan dengan kemampuan anak. Metode analisis tugas dapat digunakan untuk mengajarkan suatu keterampilan menolong diri yang sederhana Maria J. Wantah, 2007: 126. Keterampilan tersebut di antaranya adalah keterampilan dalam berpakaian, memakai sepatu, menggosok gigi, mandi, serta melipat pakaian. Selanjutnya, akan dibahas tentang teori belajar yang berkaitan dengan metode analisis tugas. Teori belajar yang relevan dengan metode analisis tugas adalah teori belajar behavioristik. Belajar menurut teori behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Ibid dalam Hamzah B. Uno, 2005:7. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku atau berperilaku dengan cara yang baru sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Interaksi tersebut dimulai dengan stimulus yang nantinya akan menghasilkan suatu respon atau akibat dari stimulus yang diberikan. 35 Hal terpenting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan atau input berupa stimulus serta keluaran atau output yang berupa respon Asri Budiningsih, 2003: 20. Sebagai contoh, stimulus berupa hal-hal yang diberikan oleh guru kepada siswanya, misalnya alat peraga dan cara atau metode tertentu untuk membantu proses belajar, sedangkan respon berupa reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Selain itu, terdapat faktor lain yang sama pentingnya dengan stimulus dan respon yaitu penguatan. Penguatan merupakan sesuatu yang dianggap dapat memperkuat timbulnya respon, misalnya tugas yang ditambah atau dikurangi. Contoh yang lebih konkret, misalnya guru memberikan materi mengenai binatang dengan menggunakan media gambar dan juga video. Oleh karena itu, siswa lebih mudah dalam menerima materi yang diberikan, meningkatkan prestasi belajarnya, serta anak bisa lebih fokus dalam belajar karena tertarik dengan media yang digunakan. Dalam contoh tersebut, media gambar dan video merupakan stimulus yang diberikan, sedangkan kemudahan dalam menerima materi, peningkatan prestasi belajar, dan anak lebih konsentrasi merupakan respon yang dihasilkan. Teori behavioristik dalam kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah perubahan perilaku yang sesuai dengan norma yang ada di lingkungan tempat seseorang berada. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan seorang pendidik atau guru akan selalu 36 berkaitan dengan kegiatan modifikasi perilaku yaitu membentuk atau mempertahankan perilaku positif serta mencegah, mengurangi atau meniadakan perilaku negatif Juang Sunanto, Koji Takeuchi, Hideo Nakata, 2006: 1. Yang dimaksud dengan membentuk atau mempertahan perilaku positif adalah guru mengajarkan membaca dan menulis, serta disiplin waktu, sedangkan mencegah atau mengurangi perilaku negatif adalah guru melarang siswa untuk ramai saat belajar dan menganggu temannya. Berdasarkan penjelasan mengenai teori behavioristik dan metode analisis tugas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua hal tersebut saling berkaitan. Metode analisis tugas dalam teori behavioristik merupakan stimulus yang diberikan oleh guru yaitu sebagai cara atau metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kemampuan melipat pakaian. Berdasarkan hal tersebut, perubahan perilaku postif atau respon yang diharapkan dari siswa yaitu anak mampu melakukan kegiatan melipat pakaian dengan benar dan baik.

2. Penentuan Urutan Tugas dalam Metode Analisis Tugas

Endang Rochyadi 2005: 175 menyebutkan bahwa dalam penentuan urutan tugas dari setiap satuan kegiatan yang akan dilatihkan atau diajarkan menggunakan metode analisis tugas diperlukan beberapa