21 d.
Prinsip berinteraksi maknawi secara terus menerus dengan keluarga, yaitu guru melakukan interaksi secara berkelanjutkan dengan orang
tua dalam menyampaikan ketercapaian siswa secara konkret sehingga dapat dilanjutkan saat sedang di rumah.
e. Prinsip
decelerating behavior,
yaitu mengurangi tingkah laku anak yang tidak dikehendaki dengan cara menjauhkan situasi pembangkit,
mencegah penyebab supaya tingkah laku tersebut tidak muncul, mengacuhkan anak saat perilaku muncul, diberikan hukuman,
membiasakan tingkah laku yang baik, dan memberikan pujian saat anak menahan diri dari perilaku tersebut.
f. Prinsip
accelerating behavior;
digunakan untuk membangun kebiasaan dan membangun kemampuan yang positif.
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas maka terdapat prinsip yang paling utama dalam memberikan pendidikan bagi anak tunagrahita
tipe sedang yaitu guru atau pendidik harus mampu memahami karakteristik anak didiknya sehingga bisa memberikan materi atau bahan
ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak tersebut.
B. Kajian tentang Pengembangan Diri
1. Pengertian Pengembangan Diri
Istilah pengembangan diri dalam kebijakan kurikulum memang masih relatife baru. Pengembangan diri dalam dunia pendidikan diartikan
sebagai kegiatan belajar di luar mata pelajaran yang menjadi bagian
22 integral dari kurikulum sekolah dan sebagai bentuk upaya pembentukan
watak kepribadian peserta didik melalui kegiatan bimbingan konseling dan ekstrakurikuler Muhaimin, dkk., 2008: 66. Badan Standar Nasional
Pendidikan BSNP juga menjelaskan tentang pengembangan diri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah BSNP, 2006: 10. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dan penilaian kegiatan dilakukan secara
kualitatif. Berdasarkan dua pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan diri merupakan kegiatan yang diberikan sekolah
guna menemukan dan mengembangkan kemampuan yang ada di dalam diri peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan
ekstrakurikuler atau kegiatan lain di luar jam pelajaran. Namun, pada kenyataannya kegiatan pengembangan diri tidak bisa terlepas dengan
kegiatan pembelajaran lain yang bersifat akademik. Pengembangan
diri dalam
satuan pendidikan
khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai
dengan kebutuhan khusus peserta didik BSNP, 2006: 10. Anak berkebutuhan khusus lebih membutuhkan kegiatan pengembangan diri
yang bersifat fungsional karena kebermanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata
seperti tunagrahita diperlukan kegiatan yang dapat mendorong
23 kemandirian. Kegiatan pengembangan diri bagi anak tunagrahita lebih
sering dikenal dengan istilah bina diri. Bina diri merupakan program khusus yang diberikan bagi anak
dengan hambatan intelektual Depdiknas, 2006: 20. Bina diri berkaitan dengan kegiatan yang bersifat pribadi, tetapi memiliki dampak dan
berhubungan dengan
human relationship
Mimin Casmini, 2008: 2. Kata pribadi dari penjelasan tersebut dimaksudkan bahwa setiap individu
memiliki kebutuhan masing-masing yang tentunya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan bina diri yang dilatihkan
berhubungan dengan kemampuan mengurus atau merawat diri sendiri dalam kegiatan sehari-hari.
Beberapa istilah lain untuk pengembangan diri atau bina diri bagi anak tunagrahita di antaranya adalah
activity daily living, self care dan self help.
Istilah
activity daily living
memiliki arti sebagai aktivitas sehari hari, dimana kegiatan dalam bina diri akan selalu berkaitan dengan
ruang lingkup kesehariannya. Istilah
self help dan self care
berarti k
emampuan mengurus diri atau menolong diri sendiri, yang juga saling berkaitan dengan
activity daily living. Self help dan self care bukanlah kemampuan yang diwariskan dari orang tua, tetapi harus dipelajari terlebih
dahulu Musjafak Assjari, 2010: 2. Oleh karena itu, kemampuan mengurus diri dan menolong diri serta kegiatan atau aktivitas sehari-hari perlu
dilatihkan kepada anak tunagrahita sedini mungkin.
24 Istilah lain lagi yang berhubungan dengan kemampuan bina diri
adalah
life skill.
Kaiser, Stefan, dan Blair 2003: 10 menyebutkan beberapa makna dari
life skill,
di antaranya kemampuan yang membantu individu dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sebebas mungkin,
memberikan individu kesempatan untuk menjadi bagian dari masyarakat, serta mengizinkan individu dalam memecahkan masalah dengan baik dan
bertanggung jawab dalam setiap situasi kehidupan. Kemampuan- kemampuan tersebut sangat berperan penting bagi setiap individu dalam
kehidupannya, terutama bagi anak berkebutuhan khusus. Kegiatan pengembangan diri atau bina diri sangat perlu
dilatihkan pada anak berkebutuhan khusus dikarenakan adanya dua faktor utama yang melatarbelakanginya yaitu kemandirian yang berkaitan
dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan kematangan sosial budaya Mimin Casmini, 2008: 3. Kegiatan seperti mandi dan menggosok gigi
tentunya akan mempengaruhi kesehatan individu. Kegiatan seperti berpakaian dan merias diri akan berhubungan dengan aspek sosial
budaya, dimana hal tersebut akan mempengaruhi persepsi orang lain terhadap cara berpenampilan anak.
Pada anak tunagrahita, kegiatan pengembangan diri merupakan program yang dipersiapkan agar anak mampu menolong diri sendiri
dalam bidang yang berkaitan untuk kebutuhan diri sendiri Mumpuniarti, 2003: 69. Anak tunagrahita tipe sedang merupakan anak yang masih
mampu dilatih sehingga fokus utama dalam pembelajarannya lebih