116 Kegiatan belajar melipat pakaian dilakukan secara
berulang-ulang pada tiap pertemuan supaya materi tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dalam ingatan
siswa. 5
Prinsip korelasi Materi belajar melipat pakaian memiliki korelasi atau
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dimana kegiatan tersebut sering dilakukan sebagai salah satu aktivitas rumah
tangga. 6
Analisis penerapan tingkah laku
step by step
Kegiatan belajar melipat pakaian diberikan secara bertahap dimulai dari materi hingga pelaksanaan tindakan.
Materi dan tindakan yang diberikan disesuaikan dengan tujuan belajar dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
7 Prinsip
decelerating behavior
Pada pelaksanaan
tindakan diharapkan
dapat mengurangi bahkan menghilangkan perilaku yang sering
terburu-buru dan sikap
moody
siswa. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberi peringatan saat perilaku tersebut muncul
dan memberikan pujian jika siswa mampu menahan diri untuk tidak menunjukkan perilaku tersebut.
117 8
Prinsip
accelerating behavior
Pada pelaksanaan
tindakan diharapkan
dapat membangun keaktifan siswa selama pembelajaran dan mampu
memiliki kemampuan melipat pakaian yang lebih baik dari pada sebelumnya.
d. Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dibuat disesuaikan dengan materi pembelajaran. RPP dibuat sebanyak 1 buah untuk 3
kali pertemuan. e.
Persiapan media pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam tindakan siklus I adalah
kemeja berkancing dan media
lipat.
Media
lipat
merupakan alat bantu dalam kegiatan melipat pakaian yang terbuat dari kertas karton.
f. Persiapan instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes kemampuan melipat pakaian dan instrumen pedoman observasi.
g. Penentuan indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan ditetapkan berdasarkan ketentuan sekolah yaitu sebesar 65. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai tes
pasca tindakan kemampuan melipat pakaian dapat mencapai nilai tersebut.
118
2. Tindakan dan Observasi Siklus II
Tindakan dan observasi dilaksanakan secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan observasi atau pengamatan dilaksanakan selama proses
pembelajaran tindakan
saat sedang
dilangsungkan. Tindakan
dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. 3 kali pertemuan digunakan sebagai pelaksanaan pembelajaran dan 1 kali pertemuan sebagai
pelaksanaan tes unjuk kerja kemampuan melipat pakaian.
a. Tindakan Siklus II
1 Pertemuan pertama
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dilakukan melalui kegiatan pembelajaran seperti berikut ini:
a Kegiatan pendahuluan
1 Guru mengawali pembelajaran dengan salam pembuka.
2 Guru mengondisikan siswa untuk tertib mengikuti
kegiatan belajar dengan memintanya duduk dengan rapi dan memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, guru
juga mengkondisikan siswa lain yang berada di dalam kelas tersebut untuk tidak mengganggu proses
pembelajaran dengan cara mengunci pintu kelas. 3
Apersepsi: Guru memberitahukan kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan dan hal-hal yang masih
perlu dikuasai oleh siswa tentang kegiatan melipat pakaian. Guru mengungkapkan bahwa siswa masih
119 perlu latihan dalam mengancingkan kemeja dengan urut
dan melipat kemeja baik dengan bantuan media Lipat maupun tanpa media. Selanjutnya, guru bertanya
“apakah hari ini sudah siap untuk belajar melipat kemeja lagi?” kemudian TW menjawab “siap”
sedangkan HK menjawab “he.eh”. 4
Guru membagikan kemeja yang sudah dibalik dan dibuka kancingnya kepada siswa serta media Lipat
kepada siswa. b
Kegiatan inti 1
Guru memperlihatkan kepada siswa tentang video melipat pakaian menggunakan media
lipat.
Siswa begitu konsentrasi selama menonton video yang sedang
diputar. Karena terlihat serius dan konsentrasi, video tersebut diputar kembali.
2 Setelah itu video diputar, guru bertanya kepada siswa
“tadi kita menonton apa ya?” kemudian TW menjawab “melipat baju”, sedangkan HK menjawab dengan
menunjukkan kemeja dan media Lipat kepada guru. Selanjutnya guru memberikan pujian “iya, betul sekali”
sambil mengacungkan jempolnya. Untuk subjek HK, guru memintanya untuk mengucapkan kata “melipat
baju” kemudian HK mengucapkan “pat aju”.
120 3
Guru mendemonstrasikan kembali cara melipat kemeja menggunakan media
lipat
dan siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi yang diberikan oleh guru.
Sesekali guru bertanya kepada siswa “tahapan yang
selanjutnya apa?” TW menjawab dengan praktik tahapan selanjutnya sedangkan HK hanya diam saja.
4 Siswa diminta untuk memulai kegiatan melipat kemeja
yang yang sudah disediakan menggunakan media
lipat.
HK masih kesulitan untuk melipat kemeja dengan media
lipat
. Kemudian, guru menyemangati dan memotivasi siswa untuk terus berlatih. Sesekali HK
meminta bantuan kepada guru. Sementara itu, TW tidak kesulitan melakukan pekerjaannya.
5 Guru memberikan pujian pada tiap tahapan yang telah
berhasil dilakukan siswa. Guru memberikan pujian kepada TW saat ia mampu melipat pakaian dengan rapi.
6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang
sudah mampu melakukan tugasnya dengan baik untuk membantu siswa lain yang belum bisa. TW membantu
HK pada saat melipat tiap sisi kemeja supaya terlihat rapi. TW juga menegur HK supaya jangan terburu-buru.
7 Siswa diminta untuk latihan terus menerus dari
kegiatan awal sampai kegiatan akhir dalam melipat
121 kemeja dengan media
lipat
hingga waktu pembelajaran selesai
.
c Kegiatan penutup
1 Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil belajar
selama kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengungkapkan bahwa kedua siswa harus lebih
sering berlatih sehingga hasilnya menjadi lebih baik lagi. Guru juga menegur HK supaya tidak terburu-buru
saat melakukan tugasnya. Guru juga memberikan apresiasi kepada siswa karena sudah mengikuti
pembelajaran sampai akhir. 2
Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. 2
Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua dilakukan melalui
kegiatan pembelajaran seperti berikut ini: a
Kegiatan pendahuluan 1
Guru mengawali pembelajaran dengan salam pembuka. 2
Guru mengondisikan siswa untuk tertib mengikuti kegiatan belajar dengan memintanya duduk dengan rapi
dan memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, guru juga mengkondisikan siswa lain yang berada di dalam
kelas tersebut untuk tidak mengganggu proses pembelajaran.