Penentuan Urutan Tugas dalam Metode Analisis Tugas

39

E. Penelitian Relevan

Penelitian relevan sebelumnya sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ate Komariah 2012 dengan judul “Efektifitas Metode Analisis Tugas dalam Memakai Baju Siswa Tunagrahita Sedang Kelas II SDLB Bagian C Bina Asih Cianjur”. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Single Subjek Research SSR. Target perilaku dalam penelitian tersebut adalah kemampuan memakai baju tanpa kancing anak tunagrahita tipe sedang kelas II di SLB C Bina Asih Cianjur. Penelitian Ate Komariah tersebut secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode analisis tugas dalam meningkatkan pembelajaran bina diri siswa tunagrahita tipe sedang. Sementara itu, tujuan khususnya yaitu 1 untuk mengetahui kemampuan memakai baju siswa tunagrahita sedang sebelum menggunakan metode analisis tugas dan 2 untuk mengetahui efektifitas metode analisis tugas dalam memakai baju bagi siswa tunagrahita tipe sedang. Berdasarkan hasil penelitian sebelum menggunakan metode analisis tugas bahwa siswa baru mampu memasukkan kedua tangan dan kepalanya ke dalam kaos, sedangkan untuk memasukkan badannya serta merapikan belum mampu secara mandiri. Setelah menggunakan metode analisis tugas, siswa sudah mampu melakukan seluruh tahapan memakai baju kaos dari memasukkan kedua tangan, kepala, hingga badannya ke dalam baju kaos serta merapikan baju secara mandiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa 40 penggunaan metode analisis tugas dapat membantu meningkatkan kemampuan keterampilan memakai baju pada siswa tunagrahita tipe sedang. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan terlihat dari subjek penelitian dan metode pembelajaran yang digunakan. Subjek penelitian yaitu siswa tunagrahita tipe sedang dan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode analisis tugas. Selain itu, kegiatan belajar yang dilakukan sama-sama berhubungan dengan pakaian dan merupakan pembelajaran pengembangan diri. Penelitian Ate Komariah tentang memakai pakaian sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang melipat pakaian. Perbedaannya dalam penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada tingkat kelas subjek serta jenis penelitian yang dilakukan. Subjek dalam penelitian tersebut berada di kelas II sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti subjek merupakan siswa kelas V. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian tindakan kelas berbeda sedangkan penelitian tersebut menggunakan SSR.

F. Kerangka Pikir

Anak tunagrahita tipe sedang sering disebut dengan anak mampu latih. Anak tunagrahita tipe sedang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan berpikir secara abstrak. Oleh karena itu, anak tunagrahita tipe sedang sulit menerima pelajaran yang bersifat akademik dan kompleks. 41 Kegiatan belajar bagi anak tunagrahita tipe sedang lebih diutamakan dalam bentuk latihan-latihan keterampilan atau kemampuan akademik yang bersifat fungsional. Kegiatan belajar yang dimaksud adalah kegiatan pengembangan diri, kegiatan diluar pelajaran tetapi termasuk ke dalam kurikulum bagi anak dengan hambatan intelektual. Keterampilan atau kemampuan yang diajarkan merupakan kemampuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari activity daily living. Keterampilan atau kemampuan tersebut di antaranya adalah kemampuan dalam merawat diri, merias diri, menjaga kebersihan, menghindari bahaya, dan berinteraksi sosial . Kemampuan yang berhubungan dengan kegiatan rumah tangga juga diperlukan, seperti kemampuan dalam memasak, kemampuan mencuci piring dan baju, serta kemampuan dalam melipat pakaian. Di kelas V C1 SLB Bhakti Wiyata, Wates Kulon Progo kegiatan pengembangan diri yang sudah diberikan adalah keterampilan meronce, menyulam dan menjahit, dan kemampuan melipat pakaian. Para siswa sudah mampu meronce dan menyulam dan menjahit dengan lumayan baik, sedangkan untuk melipat pakaian siswa belum bisa menunjukkann hasil yang memuaskan karena tidak dilatihkan secara intensif. Selain itu, metode yang digunakan dalam kegiatan pengembangan diri belum bervariasi yaitu metode demonstrasi dan pemberian tugas. Para siswa mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang kompleks, sehingga memerlukan suatu metode yang bisa memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah 42 metode analisis tugas. Metode analsisis tugas merupakan metode pembelajaran dengan membagai suatu kegiatan menjadi beberapa langkah kegiatan atau tahapan yang lebih lebih sederhana. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan melipat pakaian dalam kegiatan pengembangan diri menggunakan metode analisis tugas. Metode analisis tugas diharapkan bisa meningkatkan kemampuan melipat pakaian siswa kelas V C1 di SLB Bhakti Wiyata, Wates, Kulon Progo. Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Kegiatan belajar bagi anak tunagrahita tipe sedang difokuskan pada pembelajaran yang bersifat fungsional yaitu bisa bermanfaat bagi kehidupannya sehari-hari activity daily living yang disebut dengan kegiatan pengembangan diri. Anak tunagrahita tipe sedang disebut juga dengan anak mampu latih. Mereka memiliki intelektual di bawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak, menerima pembelajaran akademik serta pekerjaan yang kompleks. Kemampuan siswa dalam meronce dan menyulam menjahit sudah baik sedangkan kemampuan melipat pakaian belum menunjukkan hasil karena tidak dilaksanakan secara intensif. Metode yang digunakan pun kurang bervariasi. Di kelas V C1 SLB Bhakti Wiyata, siswa mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran akademik serta melakukan pekerjaan yang sulit kompleks. Kegiatan pengembangan diri yang sudah diajarkan adalah meronce, menjahit menyulam, dan melipat pakaian. Kemampuan melipat pakaian termasuk kemampuan yang diperlukan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan bagian dari aktivitas rumah tangga. Diperlukan metode yang mampu memudahkan siswa untuk melatih kemampuan melipat pakaian. Metode analisis tugas merupakan metode dengan cara membagi suatu kegiatan pekerjaan menjadi langkah- langkah kecil yang lebih sederhana dan mudah dilakukan. Metode ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan siswa kelas V C1 di SLB Bhakti Wiyata dalam melipat pakaian.