Determinasi dan pembuatan simplisia jarak cina. Ekstraksi batang jarak cina Uji kualitatif tanin Uji antibakteri

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi dan pembuatan simplisia jarak cina.

Determinasi tanaman jarak cina terlebih dahulu dilakukan sebelum masuk pada tahap ekstraksi batang dari tanaman jarak cina. Persiapan bahan baku yang dilakukan berupa batang mula-mula dipilih dan dicuci sampai bersih dan diiris tipis-tipis. Kemudian pengeringan dengan dijemur di bawah sinar matahari dan ditutup dengan kain hitam sampai batang jarak cina kering. Setelah kering bahan kemudian diblender sampai halus dan diayak dengan menggunakan ayakan mesh no. 40. Bahan yang tidak tersaring di mesh no. 40 diblender kembali supaya lebih halus sehingga dapat digunakan Sari dan Sari, 2011.

2. Ekstraksi batang jarak cina

Setelah diblender dan diayak bahan baku siap untuk digunakan dalam proses ekstraksi. Sebuk batang jarak cina ditimbang 120 g dimasukan dalam erlenmeyer etanol 70 1 L untuk 120 g diamkan selama 2 hari, sesudah itu disaring, ambil filtrat hasil maserasi dan dipekatkan hingga didapatkan ekstrak kental.

3. Uji kualitatif tanin

Uji kualitatif tanin dilakukan dengan menggunakan ekstrak etanol batang jarak cina 8 g yang mengandung etanol 70 disaring dan dikeringkan pada penangas air. Residu ekstrak dilarutkan dengan 20 mL air panas. Ekstrak dibagi menjadi 2 tabung reaksi. Satu buah tabung untuk kontrol dan tabung lainnya untuk uji ferri klorida. Tabung reaksi untuk identifikasi tanin ditambahkan dengan 3 tetes reagen FeCl 3 . Tanin yang terhidrolisis memberikan warna biru atau biru kehitaman, sedang tanin yang terkondensasi berwarna biru hijau. Kemudian dilakukan penegasan dengan menambahkan 3 tetes larutan gelatin dan amati endapan protein yang terjadi Maula, 2014.

4. Uji antibakteri

a. Pembuatan stok bakteri Staphylococcus aureus. Sebanyak 7,6 g media Muller Hinton Agar MHA disuspensikan ke dalam 200 mL akuades. Sebanyak 5 mL media MHA dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf suhu 121 o C selama 15 menit. Setelah steril, tabung reaksi disimpan pada kemiringan 30-45 o dan media dibiarkan memadat. Satu ose biakan murni Staphylococcus aureus diambil lalu diinokulasikan pada media agar miring secara zig-zag dan diinkubasi selama 2 hari pada suhu suhu 37 o C. b. Pembuatan suspensi bakteri Staphylococcus aureus. Sebanyak 1 ose koloni bakteri Staphylococcus aureus dari stok bakteri dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9. Kekeruhan suspensi bakteri disesuaikan dengan kekeruhan standar 0,5 McFarland 1,5x10 8 CFUmL. c. Pembuatan konsentrasi ekstrak etanol batang jarak cina 5. Ekstrak etanol batang jarak cina diambil sebanyak 5 g, kemudian dilarutkan dalam 100 mL akuades. d. Pengujian potensi antibakteri ekstrak etanol batang jarak cina. Media MHA steril disiapkan ke dalam cawan petri lalu tunggu hingga memadat. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus dimasukan pada media MHA yang telah memadat dengan menggunakan cotton bud steril. Oleskan suspensi bakteri tersebut dengan merata. Pada media MHA yang telah dioleskan suspensi bakteri, dibuat lubang sumuran dengan menggunakan pelubang sumuran. Ekstrak etanol batang jarak cina diambil 5 50 µL dengan menggunakan spuit dan diletakan kedalam lubang sumuran tersebut. Lakukan tiap tahapan secara aseptis. Cawan petri tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C di dalam inkubator. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Pengujian potensi antibakteri ekstrak etanol batang jarak cina dibandingkan dengan kontrol negatif yang berisi media MHA bakeri Staphylococcus aureus, kemudian pelarut yang digunakan sebagai kontrol negatif yaitu akuades.

5. Formula krim

Dokumen yang terkait

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dengan aplikasi desain faktorial.

2 9 111

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktorial.

1 7 100

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan sorbitol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktoria.

3 23 118

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130

Evaluasi efek tween 80 dan span 80 dalam sediaan krim dengan minyak wijen sebagai fase minyak : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 3 146

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132