yang telah memadat dengan menggunakan cotton bud steril. Oleskan suspensi bakteri tersebut dengan merata. Pada media MHA yang telah
dioleskan suspensi bakteri, dibuat lubang sumuran dengan menggunakan pelubang sumuran. Ekstrak etanol batang jarak cina diambil 5 50 µL
dengan menggunakan spuit dan diletakan kedalam lubang sumuran tersebut. Lakukan tiap tahapan secara aseptis. Cawan petri tersebut
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C di dalam inkubator. Dilakukan
replikasi sebanyak 3 kali. Pengujian potensi antibakteri ekstrak etanol batang jarak cina dibandingkan dengan kontrol negatif yang berisi media
MHA bakeri Staphylococcus aureus, kemudian pelarut yang digunakan sebagai kontrol negatif yaitu akuades.
5. Formula krim
Formulasi acuan yang digunakan dari artikel Handali, Hosseini, Ameri, dan Mogmipour 2011
dengan judul “Formulation and Evaluation of an Antibacterial Cream from Oxalis corniculata aqueous Extract” pada tabel II.
Tabel II. Formula Sediaan Krim Oxalis corniculata
Komposisi Jumlah g
Asam stearat 1g
Spermaceti 0,5g
Cetyl alcoho 0,5g
Gliserol 0,5g
Triethanolamine 0,2g
Benzyl alkohol 0,2g
Akuades 7 mL
O. corniculata extract 0,1 g
Handali dkk., 2011
Tabel III. Modifikasi krim antibakteri ekstrak etanol batang jarak cina
Komposisi Formula g
F
1
F
A
F
B
F
AB
Ekstrak etanol batang jarak cina 8
8 8
8 Asam stearat
20 20
20 20
Tween 80 4
6 4
6
Butylated hydroxyl toluene 0,02
0,02 0,02
0,02
Sorbitol 7
7 9
9
Triethanolamine 2
2 2
2 Methyl paraben
0,03 0,03
0,03 0,03
Akuades 55
55 55
55
6. Pembuatan krim
Bahan-bahan yang dibutuhkan ditimbang sesuai jumlah masing-masing. Fase minyak dan fase air masing-masing dipanaskan pada suhu yang sama 70
o
C. Fase minyak yaitu asam stearat dipanaskan dalam cawan porselin hingga meleleh,
kemudian ditambahkan BHT dalam cairan asam stearat, aduk hingga homogen. Setelah itu dalam cawan porselen yang berbeda, fase air sorbitol, methyl paraben,
TEA, Tween 80 dicampurkan di atas waterbath hingga larut dan homogen. Kemudian campuran dari fase air dan fase minyak dicampur dalam mortir hangat.
Campuran dari kedua fase dilakukan pengadukan tersebut menggunakan mixer hingga terbentuk massa krim. Ekstrak etanol batang jarak cina dimasukkan dalam
sediaan krim tersebut dan dihomogenkan selama 1 menit menggunakan mixer. Sediaan krim dimasukkan dalam kemasan.
7. Uji stabilitas dan sifat fisik krim
a. Uji organoleptis dan pH. Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna dan bau dari krim 2 hari setelah pembuatan. Pengukuran
pH dilakukan dengan menggunakan bantuan indikator pH universal pH stick dengan cara memasukkan pH universal ke dalam sediaan krim dan
membandingkan warnanya dengan standar.
b. Uji tipe krim. Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek dan ditambahkan satu tetes methylene blue. Selanjutnya dilakukan pengamatan secara
mikroskopik untuk menentukan apakah emulsi dari sediaan krim tersebut
bertipe MA atau AM.
c. Uji daya sebar. Uji daya sebar krim ekstrak etanol batang jarak cina dilakukan setelah 2 hari. Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang
massa krim sebanyak 1 g, kemudian diletakkan di tengah horizontal plate. Pemberat seberat 125 g diletakkan diatas horizontal plate dan didiamkan
selama 1 menit. Setelah didiamkan selama 1 menit, diameter penyebaran
krim diukur selama 2 hari setelah pembuatan, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.
d. Uji viskositas. Krim dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang pada viscotester Rion VT-04. Masing-masing formula krim sebanyak 100 g
ditentukan viskositasnya menggunakan viscotester Rion VT-04 pada suhu 37
C dengan kecepatan putar 50 rpm. Nilai viskositas krim ditunjukkan oleh jarum penunjuk saat viscotester dinyalakan. Pengujian dilakukan
selama 2 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari Melani, 2005.
e. Uji ukuran droplet. Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek, ditutup menggunakan kaca penutup, kemudian diletakkan dibawah mikroskop.
Ukuran droplet yang terdispersi dalam krim diamati. Sebanyak 500 droplet
diamati menggunakan perbesaran 40 x 10 kali Martin dkk., 1993.
f. Uji iritasi dengan HET-CAM. Uji iritasi dilakukan dengan menggunakan metode Hen’s Egg Test Chorioallantoic Membrane HET CAM. HET
CAM merupakan uji in vivo menggunakan telur fertil untuk mengetahui
apakah krim ekstrak etanol batang jarak cina mengiritasi kulit atau tidak. Telur yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur ayam kampung
yang berusia 10 hari. Bagian cangkang yang terdapat rongga udara dibuka biasanya bagian bawah. Kontrol positif yang digunakan adalah NaOH
0,1 N dan kontrol negatif yang digunakan adalah NaCl 0,9. Masing- masing formula krim diambil sebanyak 0,3 mL dengan spuit dan
dimasukkan ke dalam telur yang terdapat pembuluh darah. Krim diambil 0,3 g dan diletakkan pada telur yang terdapat pembuluh darah. Perubahan
yang terjadi pada pembuluh darah diamati Cazedey, Carvalho, Fiorentino, Gremião, dan Salgado, 2009. Gejala – gejala yang diamati dalam
pengujian dengan metode HET-CAM adalah hemorrhage pendarahan, vascular lysis disintegrasi pembuluh darah, serta coagulation denaturasi
protein ekstravaskuler dan intravaskuler Cazedey dkk., 2009. Prinsip dari metode ini adalah terjadi pendarahan hemorrhage, lisis lysis, dan
koagulasi coagulation pada chorioallantoic membrane akibat adanya paparan sediaan selama 5 menit Cazedey dkk., 2009. Skor yang
diperoleh dari hasil pengamatan interval waktu 1, 24, 48, 72 jam dan 1 minggu dicatat dan dirata-rata. Rata-rata ini disebut indeks iritasi primer.
Nilai indeks iritasi diperoleh menggunakan rumus Irritation Score IS, kemudian untuk mendapatkan kriteria iritasi dicocokan pada tabel IV.
= 5 +
7 + 9
......................................
2
Tabel IV. Indeks iritasi
Irritation Score Kategori
0-0,9 Tidak mengiritasi
1-4,9 Sedikit mengiritasi
5-8,9 Cukup mengiritasi
9-21 Sangat mengiritasi
Cazedey dkk., 2009 8.
Analisis hasil
Data dari hasil pengukuran sifat dan stabilitas fisik kemudian dianalisis dengan menggunakan metode desain faktorial untuk mengetahui nilai efek dari
Tween 80 dan propilen glikol dan interaksi dari kedua faktor tersebut. Pendekatan desain faktorial digunakan untuk menghitung koefisien F1, Fa, Fb, Fab sehingga
didapat persamaan y = F1 + FaA + FbB + FabAB. Persamaan tersebut kemudian dapat dibuat grafik contour plot sifat fisik krim ekstrak etanol batang jarak cina.
Grafik tersebut akan digabung sehingga menjadi contour plot superimposed untuk mengetahui komposisi optimum dari Tween 80 dan propilen glikol, pada level
yang diteliti.
Analisis data menggunakan software R. 3.1.1 dengan berbagai uji
statistik yang dilakukan antara lain, Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas distribusi data dan Levene’s Test untuk mengetahui kesamaan varian, kemudian
dilanjutkan uji ANOVA jika hasil data memenuhi syarat uji parametrik. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dengan
post hoc Wilcoxon.
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi dan Pembuatan Ekstrak Etanol Batang Jarak Cina
Batang jarak cina yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Desa Gondang Kebonarum, Klaten dan diambil dari satu tempat untuk
menghindari adanya faktor pengacau seperti suhu dan kelembaban yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Pengumpulan bahan
tanaman jarak cina yang diperoleh masih dalam keadaan segar basah dan pada kondisi lengkap yaitu terdapat akar, batang, ranting, daun, dan buah. Tahap
determinasi harus dilakukan untuk mengetahui morfologi dari tanaman jarak cina, pada proses determinasi dilakukan di Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasil yang diperoleh akan menunjukkan kebenaran dan keaslian batang jarak cina yang digunakan dalam penelitian
Lampiran 1. Penelitian ini bagian dari tanaman jarak cina yang digunakan adalah
batang jarak cina karena pada bagian tersebut terdapat banyak getah yang mengandung tanin. Sortasi basah dilakukan pada batang jarak cina yang masih
segar, proses ini dilakukan dengan cara batang jarak cina dicuci agar diperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihannya. Tahap
pengeringan dilakukan dengan panas sinar matahari. Sortasi kering dilakukan sebagai tahap akhir pembuatan simplisia dengan cara memisahkan benda-benda
asing yang tertinggal pada simplisia kering. Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air,