Pengaruh  Tween  80  pada  level  rendah  sorbitol  yaitu  7  g  dengan membandingkan formula F1 : FA. Kemudian untuk melihat Tween 80 pada level
tinggi sorbitol yaitu 9 g dengan membandingkan formula antara FB dengan FAB. Dari  data  tabel  XV  menunjukkan  bahwa  data  yang  diperoleh  berbeda  tidak
bermakna dimana variasi formula pada sorbitol yang dibandingkan tidak memiliki pengaruh  terhadap  daya  sebar.  Hal  ini  dikarenakan  p-value  0,05  sedangkan  p-
value  dikatakan  berbeda  bermakna  atau  memiliki  pengaruh  ketika  pada  uji Wilcoxon ini 0,05
4. Pergeseran daya sebar
Salah satu faktor penentu stabilitas fisik pada sediaan krim adalah dengan mengetahui  adanya  pergeseran  daya  sebar  pada  sediaan  krim  tersebut.  Untuk
melihat adanya pergeseran daya sebar maka perlu dilakukan penyimpanan sediaan krim  pada  suhu  kamar.  Kemudian  dibandingkan  antara  formula  penyimpanan  2
hari,  dengan  formula  penyimpanan  28  hari.  Untuk  mengetahui  normalitas  data dilakukan dengan melakukan uji statistik Shapiro Wilk.
Berdasarkan  hasil  uji  Shapiro  Wilk  pada  table  XVI    data  menunjukkan bahwa  data  berdistribusi  normal,  karena  memiliki  p-value  pada  uji  Shapiro  Wilk
lebih besar dari 0,05.
Tabel XVI . Hasil uji Shapiro Wilk untuk respon pergeseran daya sebar
Formula p-value
F1 0,2994
FA 0,6318
FB 0,3119
FAB 0,7338
Kemudian  dilakukan  uji  Levene  Test  untuk  menunjukkan  adanya kesamaan  varian.  Nilai  p-value  uji  Levene  Test  dikatakan  memiliki  kesamaan
varian  jika  p-value  lebih  besar  dari  0,05.  Pada  uji  Levene  Test  pergeseran  daya sebar  nilai  p-value  0,4548  sehingga  data  memiliki  kesamaan  varian.  Selanjutnya
dilakukan  uji  ANOVA  untuk  mengetahui  variansi  data  apakah  data  yang diperoleh berbeda bermakna atau berbeda tidak bermakna. Variansi data pada uji
ANOVA berbeda bermakna jika p-value 0,05. Hasil uji ANOVA pada penelitian ini  diperoleh  0,0221  artinya  data  berbeda  signifikan  atau  berbeda  bermakna.
Dapat ditarik kesimpulan variasi Tween 80 dengan sorbitol memberikan pengaruh pergeseran daya sebar.
Syarat  yang  dibutuhkan  untuk  grafik  contour  plot  superimposed  yaitu data  statistik  dari  uji  distribusi  harus  normal,  terdapat  kesamaan  varian  pada  uji
Levene  Test,  dan  harus  masuk  dalam  uji  parametrik  ANOVA  dengan  data  yang berpengaruh  signifikan,  kemudian  didapat  nilai  koefisien  dari  ANOVA  untuk
mendapatkan  persamaan  grafik  countour  plot  superimposed  Sa’adah  dan Fudholi,  2011.    Hasil  analisis  statistik  pada  sifat  fisik  yaitu  viskositas  dan  daya
sebar  tidak  lolos  pada  uji  parametrik  ANOVA,  hal  ini  bisa  saja  terjadi  pada pemilihan  level  rendah  dan  level  tinggi  Tween  80  dan  sorbitol  yang  ditetapkan
belum  optimal  Hal  ini  disebabkan  pemilihan  level  dari  Tween  80  dan  sorbitol dengan rentang yang cukup sempit,
sehingga dari data tersebut menunjukkan data non-parametrik  dan  tidak  dapat  ditemukan  area  optimum  pada  grafik  countour
plot superimposed.
G. Uji Iritasi dengan Metode HET-CAM