Viskositas Analisis Statistik Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik

bahwa semua formula ekstrak etanol batang jarak cina memenuhi persyaratan daya sebar. Tabel VIII. Daya sebar x ̅ ± SD krim ekstrak etanol batang jarak cina Formula Daya sebar cm 2 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari F1 6,46±0,05 7,13±0,13 7,13±0,26 6,70±0,24 6,47±0,18 FA 5,97±0,25 6,65±0,25 6,37±0,26 6,26±0,12 5,98±0,37 FB 6,40±0,17 6,90±0,31 7,18±0,35 6,45±0,1 6,63±0,13 FAB 6,17±0,45 6,42±0,71 6,55±0,04 6,03±0,07 5,93±0,31 Gambar 17. Grafik pergeseran daya sebar ekstrak etanol batang jarak cina Gambar 17 menunjukkan adanya peningkatan daya sebar terjadi pada hari ke-2, 7, 14, 21 yang dapat dilihat pada grafik yang naik pada semua formula, namun pada grafik hari penyimpanan ke-28 daya sebar mengalami penurunan. Hal ini disebabkan viskositas selama penyimpanan menurun.

F. Analisis Statistik Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik

1. Viskositas

Viskositas dalam penelitian ini memiliki tujuan dalam stabilitas pada sediaan krim ekstrak etanol batang jarak cina. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan program R 3.1.1. Analisis data untuk mengetahui apakah 2 4 6 8 10 20 30 F1 FA FB FAB Grafik pergeseran daya sebar Lama penyimpanan hari D aya s eb ar cm data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik menggunakan Shapiro Wilk. Tabel IX . Hasil uji Shapiro wilk untuk respon viskositas Formula p-value F1 0,7804 FA 2,2 e-0,16 FB 0,6369 FAB 2,2 e-16 Data yang diperoleh menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal karena nilai p-value 0,05 oleh karena itu dilanjutkan uji Kruskal-Wallis. Uji Kruskal Wallis bertujuan melihat pengaruh sorbitol dan Tween 80 terhadap keempat formula. Hasil uji Kruskal Wallis p-value 0,05 artinya data berbeda tidak bermakna. Uji Wilcoxon ini untuk membandingkan formula satu dengan yang lainnya berbeda bermakna atau tidak dari data yang tidak normal tersebut. Pada uji wilcoxon, data dikatakan berbeda bermakna ketika hasil p-value 0,05. Tabel X. Hasil uji wilcoxon untuk melihat pengaruh variasi Tween 80 terhadap respon viskositas Formula p-value Keterangan Kesimpulan F1 : FB 0,1 Berbeda tidak bermakna Tidak ada pengaruh FA : FAB 1 Berbeda tidak bermakna Tidak ada pengaruh Pengaruh sorbitol pada level rendah Tween 80 dibandingkan antara formula F1 dengan formula FB, karena dalam formulasi untuk formula F1 dan FB Tween 80 yang digunakan sebanyak 4 g. Pada tabel X menunjukkan bahwa formula F1 dan FB berbeda tidak bermakna, dengan nilai p-value 0,05 sehingga dapat disimpulkan level rendah Tween 80, sorbitol tidak memberikan pengaruh terhadap viskositas sediaan krim ekstrak etanol batang jarak cina. Formula FA : FAB ditujukan untuk melihat pengaruh sorbitol pada level tinggi Tween 80. Jumlah Tween 80 pada formula FA dan FAB yaitu 6 g. Dari tabel X formula FA:FAB menunjukkan data berbeda tidak bermakna, karena p-value 0,05 sehingga disimpulkan bahwa level tinggi Tween 80 pada sorbitol tidak memberikan pengaruh terhadap viskositas krim ekstrak etanol batang jarak cina. Tabel XI. Hasil uji wilcoxon untuk melihat pengaruh variasi sorbitol terhadap respon viskositas Formula p-value Kesimpulan F1: FA 0,07652 Berbeda tidak bermakna FB : FAB 0,6428 Berbeda tidak bermakna Pengaruh Tween 80 pada level rendah sorbitol yaitu 7 g dengan membandingkan formula F1 : FA. Kemudian untuk melihat Tween 80 pada level tinggi sorbitol yaitu 9 g dengan membandingkan formula antara FB dengan FAB. Tabel XI hasil uji Wilcoxon pada semua formula yang dibandingkan menunjukkan p-value 0,05 sehingga dapat disimpulkan sorbitol pada level redah maupun level tinggi Tween 80 tidak memberikan pengaruh viskositas terhadap krim ekstrak etanol batang jarak cina.

2. Pergeseran viskositas

Dokumen yang terkait

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dengan aplikasi desain faktorial.

2 9 111

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktorial.

1 7 100

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan sorbitol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktoria.

3 23 118

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130

Evaluasi efek tween 80 dan span 80 dalam sediaan krim dengan minyak wijen sebagai fase minyak : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 3 146

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132