35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi dan Pembuatan Ekstrak Etanol Batang Jarak Cina
Batang jarak cina yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Desa Gondang Kebonarum, Klaten dan diambil dari satu tempat untuk
menghindari adanya faktor pengacau seperti suhu dan kelembaban yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Pengumpulan bahan
tanaman jarak cina yang diperoleh masih dalam keadaan segar basah dan pada kondisi lengkap yaitu terdapat akar, batang, ranting, daun, dan buah. Tahap
determinasi harus dilakukan untuk mengetahui morfologi dari tanaman jarak cina, pada proses determinasi dilakukan di Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasil yang diperoleh akan menunjukkan kebenaran dan keaslian batang jarak cina yang digunakan dalam penelitian
Lampiran 1. Penelitian ini bagian dari tanaman jarak cina yang digunakan adalah
batang jarak cina karena pada bagian tersebut terdapat banyak getah yang mengandung tanin. Sortasi basah dilakukan pada batang jarak cina yang masih
segar, proses ini dilakukan dengan cara batang jarak cina dicuci agar diperoleh simplisia yang dikehendaki, baik kemurnian maupun kebersihannya. Tahap
pengeringan dilakukan dengan panas sinar matahari. Sortasi kering dilakukan sebagai tahap akhir pembuatan simplisia dengan cara memisahkan benda-benda
asing yang tertinggal pada simplisia kering. Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air,
sehingga proses pembusukan dapat terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang
lama. Hasil kadar air yang terkandung dalam simplisia batang jarak cina sebanyak 6,32 Lampiran 2. Hal ini sesuai dengan kriteria kadar air simplisia maksimal
yaitu kurang dari 10 Herawati, Nuraida, dan Sumarto., 2012. Kemudian dilanjutkan ke tahap penyerbukan pada batang yang telah kering dengan
menggunakan blender, tujuan penyerbukan adalah untuk memperkecil luas permukaan batang jarak cina sehingga pada saat proses ekstraksi, tanin lebih
mudah ditarik, karena lebih banyak terjadi kontak antara pelarut dan serbuk. Tanin merupakan senyawa yang bersifat polar, sehingga digunakan pelarut etanol
yang bersifat semipolar. Pelarut etanol 70 digunakan, karena lebih aman, lebih mudah dalam proses pemekatan, dan mikroba sukar untuk tumbuh. Tanin yang
bersifat polar bisa juga digunakan dengan pelarut air pada proses ekstraksi namun, penggunaan air sebagai pelarut dapat mengakibatkan aktivasi enzim sehingga
menurunkan kualitas tanin sebagai antibakteri. Hasil ekstrak cair tersebut dipindahkan ke labu alas bulat kemudian diuapkan menggunakan vaccum rotary
evaporator pada tekanan rendah dan suhu 60-70
ยบ
C. Jika dibandingkan antara pelarut air dengan etanol 70 pada proses penguapan, pelarut etanol 70 relatif
lebih cepat dibanding pelarut air. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipindahkan kedalam cawan porselen dan diuapkan pada waterbath untuk menghilangkan sisa
pelarut dan menentukan bobot tetap ekstrak etanol batang jarak cina. Ekstrak pada cawan porselen tersebut diambil dari waterbath dan ditimbang pada waktu menit
ke 15 dan 30, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pengurangan bobot ekstrak atau tidak. Apabila bobot yang didapat telah kurang dari 10 maka
dapat disimpulkan bahwa ekstrak telah mencapai bobot tetap. Rata-rata rendemen ekstrak etanol batang jarak cina yang diperoleh sebesar 35,85 Lampiran 5.
B. Uji Kualitatif Tanin