Hubungan antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

antara variabel Disiplin belajar dengan prestasi belajar tetapi hubungan yang terjadi terjalin sangat lemah. Berdasarkan hasil analisis deskripsi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara menunjukkan bahwa disiplin belajar tergolong dalam kategori antara tinggi dan cukup yaitu sebanyak 81.5 dan sebanyak 79,3 prestasi belajar siswa tergolong sangat tinggi. Namun hasil pengujian korelasi diketahui bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa. Disiplin merupakan sikap mental kerelaan memetahui suatu ketentuan atau tata tertib yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pelaksanaan pedoman - pedoman yang baik dalam usaha belajar disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Apabila peserta didik mempunyai cara belajar yang baik maka prestasi belajarnya pun akan baik. Disiplin dapat membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan proses arah pembentukan watak yang baik. Hubungan dengan belajar, disiplin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar karena siswa yang mempunyai disiplin yang tinggi dan teratur akan memiliki sikap yang positif dan senang akan hal tersebut, sehingga dapat membantu dalam pencapaian prestasi belajar kearah yang lebih baik. Ini berarti semakin tinggi disiplin belajar seorang siswa maka semakin tinggi prestasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa tidak membuat jadwal dirumah sehingga siswa dalam meraih prestasi kurang mendapatkan hasil yang terbaik. Hal ini terbukti karena item tersebut memiliki nilai rata-rata terendah dari item-item lainnya. Ini dikarenakan siswa malah tidak membuat jadwal sehingga nilai siswa tidak terlalu bagus. Jadwal yang dilaksanakan dengan tepat akan memacu setiap siswa belajar pada jam yang sudah ada didalam jadwal sehingga siswa dalam belajar menjadi sebuah kebiasaan dan kebiasaan akan membuat siswa hafal akan pelajaran yang sudah di ajarkan. Dengan adanya jadwal tersebut maka siswa dapat terpacu untuk memperoleh prestasi yang baik. Peneliti juga beranggapan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh berbagai macam faktor dari kecerdasaan yang dimiliki siswa dan disiplin belajar. Kecerdasaan adalah kemampuan analisa, logika, dan rasio, yang merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Siswa yang mempunyai kecerdasan intektual yang baik, mudah menerima, menyimpan, dan mengolah informasi, baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman. Dari hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor disiplin belajar tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa, karena tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat berasal dari faktor lain seperti kemampuan siswa dalam berpikir serta kemudahan siswa dalam memahami atau menerima materi yang disampaikan guru. Serta kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Suciningrum 2011 yang menyatakan siswa yang senantiasa menanamkan disiplin, baik disiplin diri ataupun disiplin social dalam diri terutama dalam hal belajar, akan mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih tinggi.. 3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil tabel output SPSS 16 dapat diketahui bahwa sebesar -0,105 dan taraf signifikansinya sebesar 0,318. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa 0,318 0,05 maka Ho diterima atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang signifikan antara Lingkungan belajar dengan prestasi belajar. Interpretasi hubungannya terdapat pada = -0,105 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Lingkungan belajar dengan prestasi belajar tetapi hubungan yang terjadi terjalin sangat lemah. Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi lingkungan belajar maka semakin rendah prestasi belajar siswa, demikian pula sebaliknya, semakin rendah lingkungan belajar maka semakin tinggi prestasi belajarnya. Berdasarkan hasil analisis deskripsi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara menunjukkan bahwa lingkungan belajar tergolong dalam kategori antara tinggi dan cukup yaitu sebesar 65,2 dan sebesar 79.3 prestasi belajar siswa tergolong sangat tinggi. Namun hasil pengujian korelasi diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar dengan tingkat prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan Orang tua tidak membimbing siswa ketika siswa belajar dirumah. Sebaiknya orang tua dalam memberikan contoh yang terbaik bagi anaknya. Hal ini terbukti karena item tersebut memiliki nilai rata-rata terendah dari item- item lainnya Faktor lingkungan belajar siswa sebenarnya memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Roestiyah 1982:163 mengatakan bahwa di lingkungan anak-anak rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapat prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman- temannya. Siswa yang bertempat tinggal di daerah yang tenang, bersih, serta tersedia sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar sehingga siswa tersebut memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar malah bermalas-malas dan tidak memiliki niat untuk belajar. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut kurang memiliki kemauan serta tekad untuk belajar demi masa depan mereka, sehingga siswa tersebut tidak memperoleh hasil belajar yang maksimal. Akan tetapi sering kita jumpai siswa yang bertempat tinggal di lingkungan yang tidak menunjang untuk kegiatan belajar siswa, malahan