Hubungan antara motivasi belajar disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jepara tahun ajaran 2013/2014.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara; (1) motivasi belajar dan prestasi belajar siswa; (2) disiplin belajar dan prestasi belajar siswa; (3) lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara pada bulan April – Mei tahun 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Jepara yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 122 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa (rx1y = -0.064 dan ρ =

0.546); (2) tidak ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa (rx2y = 0,034 dan ρ = 0,749); (3) tidak ada hubungan yang signifikan


(2)

THE RELATION BETWEEN MOTIVATION LEARNING, DISCIPLINE STUDY AND LEARNING ENVIRONMENT WITH ACHIEVEMENT

ACCOUNTING STUDENTS A Case Study of SMA N 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) the motivation learning and students achievement: (2) discipline learning and students achievement: (3) learning environment and students achievement.

This research was conducted at SMA N 1 Jepara in April until May 2014. The population of this study were 240 students of social department of Senior High School 1 Jepara. The samples of this study were 122 students of the twelfth class of sosial department. The technique of taking samples was purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. The data were analyzed by using technique Product Moment correlation.

The result shows that: (1) there isn’t positive and significant relationship between the motivation learning and students achievement (rx1y = -0.064 and 0.546 probability); (2) there isn’t positive and significant relationship between discipline learning and students achievement (rx2y = 0,034 and 0,749

probability); (3) there isn’t positive and significant learning environment and students achievement (rx3y = -0,105 and 0,318 probability).


(3)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DISIPLIN

BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jepara Tahun Ajaran 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh

Fajar Kartika Tya Gita NIM : 091334072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapa, Yesus Kristus, Bunda Maria dan Roh

Kudus

Orang Tua tercinta dan tersayang

Bapak Purwidayanto

Ibu Agustina Warni Sundari

Kakak tersayang Agnes Kartika Vidyanti

Endro Setyaji


(7)

v

MOTTO

Janganlah hendakanya kamu kuatir tentang

apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal

keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur.

( Filipi 4:6)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya

(Pengkothbah 3:11)

Serahkanlah segala perbuatanmu kepada Tuhan,

maka terlaksanalah segala rencanamu

(Amsal 16:3)

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

(Matius 21:22)


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) motivasi belajar dan prestasi belajar siswa: (2) disiplin belajar dan prestasi belajar siswa: (3) lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara pada bulan April – Mei tahun 2014. Populasi penelitian ini adalah siswa Jurusan IPS di SMA Negeri 1 Jepara yang berjumlah 240 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 122 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan dan signifikan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa (rx1y = -0.064 dan ρ = 0.546); (2)

tidak ada hubungan dan signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa (rx2y = 0,034 dan ρ = 0,749); (3) tidak ada hubungan dan signifikan antara


(11)

ix ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE AND LEARNING ENVIRONMENT AND STUDENT

LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING A Case Study at SMA N 1 Jepara

Fajar Kartika Tya Gita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and students learning achievement: (2) learning discipline and students learning achievement: (3) learning environment and students learning achievement.

This research was conducted at SMA N 1 Jepara from April until May 2014. The population of this study were 240 students of social department of Senior High School 1 Jepara. The samples of this study were 122 students of the twelfth class of sosial department. The technique of taking samples was purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. The data were analyzed by using technique Product Moment correlation.

The result shows that: (1) there isn’t any significant relationship between the learning motivation and students learning achievement (rx1y = -0.064 and 0.546 probability); (2) there isn’t any significant relationship between learning discipline and students learning achievement (rx2y = 0,034 and 0,749 probability); (3) there isn’t any significant relationship between learning environment and students learning achievement (rx3y = -0,105 and 0,318 probability).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul ”Hubungan Antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ”. Studi kasus pada kelas XI Negeri 1 Jepara tahun ajara 2013/2014 ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang telah memberikan bantuan moril, materil, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, saran dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini. Saya banyak sekali belajar dari bapak.


(13)

xi

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan seluruh staf karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pelayanan selama penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.

6. Kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid SMA Negeri 1 Jepara yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi ini.

7. Orang tua tersayang Bapak Purwidayanto dan Ibu Agustina Warni Sundara yang sungguh hebat dan tak pernah lelah selalu mendoakan dan memberi dukungan, cinta, kasih sayang, perhatian, serta semangat. Lucky for me, my parents is the most amazing persons in the world.

8. Kakakku Agnes Kartika Vidyanti yang selalu ada, menguatkan dan perhatian. 9. Endro Setyaji, terimakasih untuk kasih sayang, selalu ada di setiap kondisi,

dan setia menemaniku dari awal sampai akhir.

10.Sahabat- sahabatku tersayang, Anggelina Kalaina Liwun, Puspa Wulandari, Agustina Etiningsih, Susilowati terimakasih untuk kebersamaan, kasih sayang, semangat, motivasi, dan canda tawa selama ini. You’re my best friends.

11.Teman- teman yang tersayang Yohanes Rifki, Leonardo Sony Aditya, Atanasisus Andika Listiandaru, Gregorius Yosa Prizalianto, Lusia Nriamningsih.

12.Teman-teman Prodi Pendidikan Akuntansi 2009 kebersamaan kita selalu mengajarkan penulis banyak hal mulai pengetahuan ilmu, belajar bersama-sama dan lain-lain.


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5


(16)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Prestasi Belajar ... 8

3. Motivasi Belajar ... 16

4. Disiplin Belajar ... 23

5. Lingkungan Belajar ... 28

B. Kerangka Berpikir ... 34

C. Perumusan Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 39

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 40

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan ... 40

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 47

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 60

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Jepara ... 60

1. Identitas SMA Negeri 1 Jepara ... 60

2. Visi dan Misi Negeri 1 Jepara ... 61


(17)

xv

4. Strategi SMA Negeri 1 Jepara ... 63

B. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jepara ... 63

1. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Jepara .... 63

2. Kelompok Mata Pelajaran ... 66

3. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jepara ... 70

4. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 73

C. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Jepara . 80 D. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Jepara ... 90

E. Siswa SMA Negeri 1 Jepara ... 92

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Negeri 1 Jepara ... 93

G. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 94

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 97

A. Deskripsi Data ... 97

1. Motivasi Belajar ... 97

2. Disiplin Belajar ... 98

3. Lingkungan Belajar ... 99

4. Prestasi Belajar Siswa ... 100

B. Uji Prasyarat ... 101

1. Uji Normalitas ... 101

C. Pengujian Hipotesis ... 103

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 103


(18)

xvi

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar

Siswa ... 105

3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 106

D. Pembahasan ... 108

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 108

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 109

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 112

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan... 115

B. Keterbatasan ... 116

C. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Skoring berdasarkan Skala Likert ... 43

Tabel 3.2 Tabel Skoring berdasarkan Skala Likert ... 43

Tabel 3.3 Pengembangan Indikator Variabel Motivasi Belajar ... 44

Tabel 3.4 Pengembangan Indikator Variabel Disiplin Belajar ... 44

Tabel 3.5 Pengembangan Indikator Variabel Lingkungan Belajar ... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Motivasi Belajar 49 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Motivasi Belajar .. 50

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Disiplin Belajar . 51 Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Disiplin Belajar ... 52

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Lingkungan Belajar ... 53

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Lingkungan Belajar ... 54

Tabel 3.12 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel ... 55

Tabel 4.1 Daftar kepala Sekolah yang Pernah Bertugas ... 61

Tabel 4.2 Cakupan Kelompok Mata Pelajaran ... 67

Tabel 4.3 Muatan Kurikulum ... 70

Tabel 4.4 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas X ... 74

Tabel 4.5 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XI IPA ... 75


(20)

xviii

Tabel 4.7 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XI Bahasa ... 77

Tabel 4.8 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII IPA ... 78

Tabel 4.9 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII IPS ... 79

Tabel 4.10 KKM Setiap Mata Pelajaran Kelas XII Bahasa ... 80

Tabel 4.11 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Jepara ... 81

Tabel 4.12 Daftar Pegawai SMA Negeri 1 Jepara ... 91

Tabel 4.13 Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Jepara ... 92

Tabel 5.1 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar ... 98

Tabel 5.2 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Disiplin Belajar ... 99

Tabel 5.3 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Lingkungan Belajar ... 100

Tabel 5.4 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Prestasi Belajar Siswa ... 101

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ... 102

Tabel 5.6 Interpretasi Hubungan Antar Variabel ... 103

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 104

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 105

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Korelasi Pearson Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 107


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 122

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 130

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 134

Lampiran 4 Data Penelitian ... 137

Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 154

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ... 160

Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi ... 162

Lampiran 8 Tabel r ... 165


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak berjalan dengan lancar karena penyelenggara pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat komplek. Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu disiplin belajar yang rendah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, atau keterikatan terhadap suatu peraturan tata tertib.

Dalam pendidikan, seorang belajar dengan berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dari berbagai pengalaman. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah bagaimana cara mencapai suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil belajar dapat diketahui prestasi siswa, apakah siswa itu berhasil atau tidak.


(23)

2

Dalam pembelajaran, motivasi sangat diperlukan. Dalam kegiatan belajar, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Sedangkan motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2010:75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegasi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam belajar.

Kesulitan dalam berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena kurangnya motivasi dan disiplin disekolah tersebut terlihat jelas dikelas XI jurusan IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Jepara. Pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI jurusan IPS pada umumnya siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. Walaupun di dalam proses pembelajaran guru berusaha untuk mengajak siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran, namun hanya beberapa siswa yang memperhatikan. Sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang berbicara dengan teman semeja, ada pula yang sibuk bermain handphone. Gejala yang terlihat adalah kurang adanya inisiatif dari siswa untuk mendengarkan penjelasan dari guru ataupun bertanya tentang materi yang diberikan oleh guru, permasalahan


(24)

3

kondisi kelas seperti ini yang akan menjadi perhatian guru. Seorang guru harus mengetahui keadaan setiap siswanya, karena ini sangat berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Motivasi belajar, disiplin belajar memberikan dampak atau pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang mereka dapatkan. Dengan motivasi dan disiplin yang tinggi, maka prestasi yang mereka dapatkan akan tinggi pula. Lingkungan belajar yang kondusif juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar sekolah yang mendukung prestasi siswa.

Dilihat faktor internal siswa, dapat diungkap apakah pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, disiplin belajar juga penting bagi lembaga sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Disiplin belajar juga didapatkan dari keluarga, karena peraturan dalam keluarga dapat melatih siswa untuk displin dalam belajar di rumah. Keadaan lingkungan belajar yang mendukung dari pihak sekolah diciptakan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekolah, seperti lingkungannya bersih atau tidak, dan letaknya mendukung atau tidak. Lingkungan di dalam keluarga juga sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa di rumah karena dapat mendukung dan menumbuhkan motivasi serta disiplin di dalam diri siswa untuk belajar.

Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dan


(25)

4

Prestasi Belajar di SMA Negeri 1 Jepara. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menyelidiki prestasi belajar di SMA Negeri 1 Jepara, karena peneliti melihat terdapat masalah prestasi belajar akuntasi siswa di SMA Negeri 1 Jepara.

B. Batasan Masalah

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini akan membahas mengenai hubungan motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara?

3. Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara?


(26)

5

D. Tujuan Penelitan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa SMA Negeri 1 Jepara.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dari penilitian ini memberikan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya dan memberikan masukan dalam pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar dengan prestasi belajar, dan bagi rekan- rekan mahasiswa Santa Dharma diharapkan penilitan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai tambahan refrensi jika hendak melakukan penilitan yang serupa.

2. Bagi Sekolah.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah penelitian ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik, dengan memperhatikan motivasi belajar, dan disiplin belajar.Dan hasil


(27)

6

penelitian dapat dijadikan masukkan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas belajar siswa.

3. Bagi Guru.

Dengan adanya penilitian ini, guru sebagai fasilitator dapat memberikan masukkan yang positif terhadap peserta didik sehingga dapat membangkitkan motivasi, disiplin belajar.

4. Bagi Penulis.

Dari penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai kependidikan, dan bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan obyek penelitian ini.


(28)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto: 1988:2).

Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapatan tersebut, Imron (1996:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Roestiyah (1982:149) belajar itu merupakan suatu proses di mana guru melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Ratna Willis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan sebagai perubahan prilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dalam arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh


(29)

8

perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari guru.

2. Prestasi Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan gejala belajar, dalam arti kita tidak akan bisa melakukan kegiatan tersebut kalau kita tidak belajar terlebih dahulu. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku seseorang dengan serangkaian kegiatan melalui penguasaan materi, ilmu pengetahuan untuk menjadikan seseorang menjadi manusia seutuhnya. Belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap. Menurut Winkel (1996:53), belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Menurut Muhibbin Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran


(30)

9

tertentu. Belajar bukan merupakan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.

Sementara itu, Hilgard (1984:3) dalam bukunya yang berjudul “Theories of Learning” menyatakan bahwa: “Learning is the process by which an activity originates or is changed throught reacting to an encountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation or temporary states of the organism.” Belajar diartikan sebagai suatu proses kegiatan reaksi terhadap lingkungan, namun perubahan tersebut tidak dapat dikatakan belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau kegiatan sementara orang. Dalam pengertian ini diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan sebagai hasil reaksi terhadap lingkungan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perubahan merupakan hasil dari belajar, sebab ada perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara orang.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang berarti hasil usaha (Arifin 1990: 2-3). Sedangkan menurut Dakir (1975: 120) belajar merupakan “perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan perubahan itu didapat karena adanya latihan-latihan yang disengaja, sebab hasil belajar tidak ditemukan secara kebetulan”. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.


(31)

10

Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas di dalam mengarungi kehidupannya, diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Prestasi dalam hal belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:30). Senada dengan penulis ini, Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Sehingga jika dihubungkan atau dikaitkan dengan prestasi belajar maka definisi dari prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ali, 1995:787) adalah Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat di atas maka pengertian prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes.

Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa yang dinamakan dengan prestasi belajar. Hal ini menyatakan seberapa


(32)

11

jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Belajar sendiri merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha (Suryobroto,1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama masa tertentu.

Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar.

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri seorang pelajar, dimana ia dapat mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa (Dimyati & Mudjiono, 2013:239-254) yaitu sebagai berikut.


(33)

12

a. Sikap terhadap belajar.

Sikap merupakan kemampuan dalam memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan belajar.

b. Motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi yang lemah akan melemahkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar ikut rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu dikuatkan terus menerus, agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.

c. Konsentrasi belajar.

Konsentrasi belajar merupakan kekuatan mental untuk memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru memerlukan berbagai macam strategi belajar mengajar, serta memperhitungkan waktu belajar serta selingan untuk istirahat.

d. Mengolah bahan belajar.

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara perolehan ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga menjadi bermakna bagi siswa.


(34)

13

Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai agama, nilai kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumus matematika.

e. Menyimpan perolehan hasil belajar.

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, penyimpanan dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan lagi.

f. Menggali hasil belajar yang tersimpan.

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam pesan baru siswa akan mencoba mengaitkan dengan bahan yang lama atau mempelajari kembali. Proses kembali pesan lama dapat berwujud transfer belajar atau unjuk prestasi belajar. Gangguan dalam menggali atau mengulas kembali ini bersumber pada kesukaran dalam penerimaan, pengolahan dan penyimpanan.

g. Kemampuan prestasi atau unjuk hasil belajar.

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan,


(35)

14

prapengolahan, pengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.

h. Rasa percaya diri siswa.

Rasa percaya diri tumbuh dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Unjuk prestasi merupakan tahap perwujudan diri yang diakui oleh orang-orang disekitar siswa misalkan teman belajar, guru, orang tua. Bagi siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri untuk mengatasinya guru dan orang tua harus terus menerus memberikan penguatan, pengakuan, dan kepercayaan sampai siswa tersebut berhasil memiliki rasa percaya diri.

i. Intelegensi dan keberhasilan belajar.

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa berhasil memecahkan masalah dalam belajar maupun kehidupan sehari-hari.

j. Kebiasaan belajar.

Kebiasaan belajar harusnya dilakukan siswa setiap hari, mengajarkan siswa untuk bisa lebih mengatur waktu atau membiasakan menerapkan disiplin waktu.


(36)

15

Cita-cita merupakan motivasi intrinsik yang perlu ditanamkan sejak dini, sejak siswa menerima pendidikan awal. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.

2. Faktor eksternal

a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Sebagai pendidik, guru harus mampu memusatkan perhatian pada kepribadian siswa dan sebagai pembina belajar terutama untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa sehingga pelaksanaan dan pengevaluasian pembelajaran secara jujur dan obyektif dapat berjalan dengan baik sehingga hasil yang diperoleh memuaskan dan hasil belajar siswa dapat dilaporkan kepada orang tua siswa.

b. Prasarana dan sarana pembelajaran.

Kelengkapan sarana dan prasarana belajar merupakan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.

c. Faktor keluarga

Hubungan yang baik diantara anggota keluarga dapat membantu siswa dalam terselenggaranya kegiatan belajar siswa yang dapat menjadi modal baik untuk memperoleh prestasi belajar yang baik pula.

d. Faktor lingkungan.

Lingkungan dimana kegiatan belajar siswa berlangsung memiliki pengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Lingkungan


(37)

16

yang sehat, bersih, dan nyaman merupakan faktor pendukung untuk siswa dalam meraih prestasi yang baik.

e. Kurikulum sekolah

Kurikulum merupakan program belajar yang telah ditentukan atau dirancang oleh sekolah untuk memberikan arah dalam pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum yang berlaku disekolah adalah kurikulum yang telah disahkan oleh pemerintah sebagai kurikulum nasional. Perubahan kurikulum akan mengacaukan sistem pembelajaran yang telah berjalan sehingga tujuan, isi, kegiatan belajar serta evaluasi menjadi berubah arah dan menjadi masalah bagi pelaksana pendidikan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. 3. Motivasi

Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya seseorang melakukan aktivitas belajar tentu didukung oleh suatu keinginan yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena motivasi sangat menentukan keberhasilan belajar.


(38)

17

Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu, Hamzah B Uno (2007:3). Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno, 2007:3). Sedangkan Mc. Donald (Sardiman, 2007:71) berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan muculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ada 3 elemen penting motivasi yaitu sebagai berikut.

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan.

Menurut W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga akan memiliki sikap disiplin belajar yang tinggi pula, sehingga dapat didukung atau meningkatkan keberhasilan dalam belajarnya. Namun


(39)

18

apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi belajar atau maotivasi belajarnya rendah, maka sikap disiplin belajar yang berhubungan antara keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa dalam belajar yang lebih aktif.

Upaya untuk menumbuh kedisiplian dan motivasi belajar tidak terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang di dukung oleh tata tertib sekolah serta peran orang tua dan keluarga agar selalu menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap kepada anak didiknya yakni dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin dalam belajar dan memotivasi siswa agar rajin belajar sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak, sebenarnya sudah dilatarbelakangi oleh motivasi dan motivasi telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi antara lain :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan


(40)

19

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. (Sardiman 2008:85).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi motivasi dalam belajar mendorong manusia untuk melakukan suatu tugas atau perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

b. Ciri-ciri untuk Meningkatkan Belajar 1) Memberi Nilai

Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik yang diberikan hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya terdapat didalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.


(41)

20

Hadiah adalah pemberian suatu kepada anak didik yang berprestasi beruapa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis, atau buku bacaan lainya. Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak didik agar senantiasa mempertahankan prestasi belajar selama berstudi.

3) Kompetisi.

Kompetisi adalah persaingan yang digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok untuk menjadikan proses belajar mengajar yang kondusif.

4) Pujian.

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa anak didik dan akan lebih bergairah belajar bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi pujian itu diberikan secara semata kepada peserta didik sebagai individu bukan kepada yang cantik atau pintar. Dengan begitu anak didik tidak antipati kepada guru, tetapi merupakan figure yang disenangi dan dikagumi.

5) Hukuman.

Meskipun hukuman sebagai reinforment yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak, dapat dikatakan sebagai motivasi yang baik dan efektif. Hukuman mendidik dan bertujuan


(42)

21

memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah dapat berupa sanksi yang diberikan kepada anak didik sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sehingga anak didik tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran di hari mendatang.

Selain itu ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:239), bahwa fungsi motivasi merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Sardiman, (1986:85), bahwa fungsi motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya prestasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan dari beberapa pendapat, pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai penggerak bagi seseorang atau peserta didik yang menimbulkan upaya keras untuk melakukan aktivitas mereka sehingga dapat mencapi tujuan belajar. c. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa

Menurut Martin Handoko, (Suciningrum, 2011:17) untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indicator sebagai berikut:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat.Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar

2) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain 3) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.


(43)

22

Menurut Sardiman, (2007:83) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa. 3) Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh.

4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.

5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 6) Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin.

7) Dapat mempertahankan pendapatnya.

8) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. 9) Senang mencari dan memecahkan masalah.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar tidak akan terjebak pada suatu rutinitas.


(44)

23

4. Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin menurut Hurlock (1999:82) yaitu suatu cara masyarakat untuk mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengam peran-peran yang ditetapkan oleh kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasi. Siswa yang belajar, baik dirumah maupun disekolah akan berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan dalam kegiatan belajarnya.

Disiplin belajar dalam penilitian ini dirinci menjadi dua sub variabel yaitu disiplin belajar sekolah dan disiplin dirumah. Dari masing-masing sub-variabel dibuat indikator yang selanjutnya dari indikator tersebut dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan.

Menurut Hurlock (Cahyarum, 2013:30) indikator disiplin belajar adalah sebagai berikut:

1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut: a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar disekolah

b. Persiapan belajar


(45)

24

d. Menyelesaikan tugas pada waktunya

2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut: a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar

b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung c) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar

d) Perhatian terhadap materi pelajaran

Disiplin memiliki makna yang luas dan berbeda-beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Ahli yang satu memiliki batasan lain, dibandingkan dengan ahli lainnya.

Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya, seperti yang dikemukakan oleh Masykur Arif Rahman (2011:64) mengatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa Inggris “discipline” yang mengandung beberapa arti. Diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku.

Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas,dapat diketahui bahwa disiplin merupakan sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan. Dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan keteraturan. Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan


(46)

25

lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur.

a. Fungsi Disiplin.

Disiplin memang sangat perlu bukan saja disekolah, tetapi dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu belajar mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri disiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat pada diri pribadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Banyak fungsi dalam disiplin belajar diantaranya : 1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar

Dengan berdisiplin anak merasa aman tidak merasa terganggu oleh teman, ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.

2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/ sosialisasi. Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan melaksanakan norma danaturan yang berlaku dimasyarakat.

3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.


(47)

26

Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antara yang satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam kehidupannya.

b. Unsur Disiplin

Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar.

Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu menjalankan disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri sudah berusaha dengan membuat jadwal atau rencana sendiri. Hal ini sebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a) Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri) (1) Sifat Malas

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya pelajar yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya menumpuk dan semakin banyak.

(2) Kesehatan

Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan sulit


(48)

27

menaati apa yang sudah direncanakan, sebaliknya orang sehat akan lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan. (3) Minat

Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai apa yang dilakukannya.

b) Faktor Ekstern (1) Peralatan

Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang, sebagai contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar, lebih memiliki jiwa disiplin dibandingan dengan pelajar yang mempunyai peralatan yang kurang lengkap.

(2) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar, tetapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum tentu berhasil.


(49)

28

5. Lingkungan Belajar a. Definisi lingkungan

Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar dari manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di dalam dan di luar diri individu, baik yang besifat fisiologis, psikologis, maupun social kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala material dan stimulasi di dalam dan di luar dari individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu,sistem syaraf, peredaraan darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.

Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai mati, stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intektual.

Secara sosial kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.


(50)

29

b. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di dalam dan di luar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (1990:212), menggolongkan jenis-jenis lingkungan belajar:

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintah, agama dan sistem nilai. Dalam prakter pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga.

2) Lingkungan Alam

Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim suhu udara, musim, curah ujan, flora, fauna, sumber daya alam (air, hutan,tanah, batu-batuan, dan lain-lain).

3) Lingkungan Buatan

Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni, lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.


(51)

30

c. Lingkungan Belajar Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa 1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi yang terjalin di dalam lingkungan keluarga maupun dengan anggota masyarakat lain, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Menurut Patterson Loeber seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah (1995:138), mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegaiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya yang dicapai anak. Contoh pengolalaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu, kelalaian orang tua dalam memonitor anak, dalam menimbulkan akibat buruk. Hal demikian dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat menimbulkan perilaku menyimpang.

W.S. Winkel (1996: 257) mengemukakan hal yang berbeda tentang status social ekonomi antara keluarga kaya dan miskin yaitu keadaan social ekonomi yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang menghambat dalam belajar, siswa berpikir bahwa untuk apa belajar dengan sungguh- sungguh / rajin jika semua kebutuhan terpenuhi. Sebaliknya siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang


(52)

31

ekonominya lemah biasanya kerap jauh lebih rajin, namun ada juga siswa yang merasa minder bila belajar bersama dengan anak- anak orang kaya.

Dari keadaan ini tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, sering menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bagaimana sikap siswa menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan kebutuhan yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa.

2) Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah sebagai akibat pemenuhan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.


(53)

32

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat dan aktivitas belajar seorang siswa. Guru dapat memperlihatkan teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar sehingga dapat menjadi dorongan yang positif dalam kegiatan belajar siswa. interaksi antara guru dengan siswa secara intim dapat memperlancar proses belajar mengajar. Seperti siswa yang dekat dengan guru akan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Begitu pula hubungan antar siswa juga berpengaruh terhadap proses belajar ( Syah, 2003: 154-155).

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu, masalah kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbulkan rasa aman bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.

3) Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat.Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyrakat.Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya.Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun orrang yang lebih muda. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung jawabnya sendiri sebagi seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh


(54)

33

Muhibbin Syah (2003:154), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak pengganguran dapat mempengaruhi aktivitas belajr siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya, anak dapat melakukan tugas sebagai pelajar.

Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lainnya untuk belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163), yang mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran di kelas dapat diatasi.


(55)

34

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Motivasi adalah suatu yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat dari proses belajar siswa seperti dikemukakan (Sardiman, 1986) sebagai berikut bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Sedangkan Menurut Winkel (1987:93) motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan tertentu.

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan. Motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajarnya. Sebaliknya, pembelajar yang rendah motivasinya, rendah pula perolehan


(56)

35

belajarnya. Demikian juga pembelajar yang sedang-sedang saja motivasinya, umumnya perolehan belajarnya juga sedang-sedang saja.

Dari uraian diatas maka motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa. Seorang siswa mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal. Hal ini diperkuat hasil penelitian yang dikemukakan Indrawati (2004) yang berjudul Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan.

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Disiplin merupakan suatu yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yeng berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin menurut Prijodarminto Soegeng (1994:23) yaitu disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin belajar pada siswa diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan yang teratur dalam proses belajar mengajar karena dalam belajar membutuhkan beberapa faktor salah satunya adalah kebiasaan dalam disiplin belajar.


(57)

36

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan.. Jadi apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan belajar tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya jika siswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan disiplin belajar, siswa diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar yang akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. Hal ini diperkuat hasil penelitian yang di kemukakan Suciningrum (2011) yang dilakukan di Universitas Sanata Dharma menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna pengaruh tertentu kepada individu, Hamalik (2003:195). Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam proses belajar siswa, karena siswa hidup dalam masyarakat tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Hubungan baik antara siswa


(58)

37

dengan orang-orang yang ada di lingkungannya akan menguntungkan siswa itu sendiri, dalam arti dapat mendukung situasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sedangkan Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan.

Lingkungan belajar yang mendukung dengan kondisi dan suasana yang nyaman akan mendorong siswa termotivasi agar siswa lebih disiplin sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya lingkungan belajar yang dengan kondisi dan suasana yang tidak nyaman akan membuat siswa tidak termotivasi dan tidak disiplin sehingga siswa memperoleh prestasi belajar yang rendah. Hal ini diperkuat hasil penelitian yang di kemukakan Indrawati (2004) yang berjudul Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan.

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan masih harus dibuktikan kebenarannya.Hipotesis dalam pengertian ini merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap pernyataan yang diajukan dalam rumusan masalah, sehingga hipotesis ini harus diuji atau dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka berpikir di atas melalui


(59)

38

pengumpulan data dan analisa data. Berdasarkan data-data di atas penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan

prestasi belajar akuntansi

Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar siswa dengan

prestasi belajar akuntansi.

Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan


(60)

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berupa studi kasus yaitu penelitian terhadap subjek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Consoelo, 1993:73). Dengan demikian hasil hanyalah berlaku pada kasus dimana objek atau subjek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jepara. 2. Waktu Penelitian


(61)

40

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian yang terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Jepara kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa jurusan IPS SMA Negeri 1 Jepara.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Peneliti mengambil sampel siswa IPS kelas XI SMA Negeri 1 Jepara. Berdasarkan


(62)

41

pertimbangan kemampuan, waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada sebagian populasi (sampel). Diketahui keseluruhan populasi penelitian berjumlah 240 siswa maka sampel yang akan diambil berjumlah 122. 3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:68). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi anggota yang tidak dipilih. Pertimbangan pengambilan sampel siswa kelas XI IPS adalah siswa kelas XI IPS telah beradaptasi dengan lingkungan sekolah dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar dengan strategi dan cara belajarnya.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

Variable adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Variabel juga adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, disiplin belajar, lingkungan belajar dan prestasi belajar. Variabel tersebut secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:


(63)

42

a. Variabel motivasi belajar adalah suatu proses yang terjadi di dalam diri siswa sebagai daya pengerak untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu.

b. Variabel disiplin belajar adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dan masyarakat untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa untuk tunduk dan patuh pada peraturan dan ketentuan yang berlaku

c. Variabel lingkungan belajar adalah suatu keadaan yang mampu mempengaruhi proses belajar siswa.

d. Variabel prestasi belajar ditentukan berdasarkan hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu yang dinyatakan dalam bentuk skor. 2. Pengukuran

Pada penelitian ini, semua variabel bebas akan diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert. Skala likert yaitu suatu cara yang sistematis untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut akan diberi skor dengan menggunakan penguatan positif dan penguatan negatif. Dalam pemberian skor skala likert ada lima kategori:


(64)

43

Tabel 3.1

Tabel Skoring Berdasarkan Skala Likert

Jawaban

Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Sering (SS) 5 1

Sering (Sr) 4 2

Ragu- Ragu (Rr) 3 3

Jarang (J) 2 4

Tidak Pernah (TP) 1 5

Tabel 3.2

Tabel Skoring Berdasarkan Skala Likert

Jawaban

Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

A 5 1

B 4 2

C 3 3

D 2 4

E 1 5

Adapun kisi-kisi kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar


(65)

44

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar Indikator Pernyataan

Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner) a. Kemauan untuk

mengikuti pelajaran akuntansi.

b. Kerelaan untuk menyediakan waktu belajar.

c. Ketekunan dalam menyelesaikan tugas-tugas akuntansi. d. Keinginan untuk

menguasai materi akuntansi 1,2,3, 6,7,8, 11,12,13,15, 16,17,18,19, 4,5 9,10, 14, 20

Sumber: (Wulandari, 2014)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Disiplin Belajar Dimensi Indikator Pernyataan

Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner) Disiplin Belajar di Sekolah

a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar disekolah b. Persiapan belajar c. Perhatian terhadap

kegiatan pembelajaran d. Menyelesaikan tugas pada waktunya 21,22,23, 24, 26,27,28 31,32 25, 29,30


(66)

45 Disiplin Belajar di Rumah a. Mempunyai rencana atau jadwal belajar b. Belajar dalam

tempat dan suasana yang mendukung c. Ketaatan dan

keteraturan dalam belajar

d. Perhatian terhadap materi pelajaran

33,

34,

35,

36,37,38 Sumber: (Wulandari, 2014)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Lingkungan Belajar Dimensi Indikator Pernyataan

Positif (Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner) Lingkungan Sekolah Lingkungan Keluarga Lingkungan Masyarakat

a. Fasilitas yang disediakan di sekolah b. Kondisi

lingkungan sekolah c. Tata tertib sekolah d. Perhatian guru a. Fasilitas yang

disediakan di rumah

b. Dukungan dari keluarga

c. Tata tertib yang dibuat dalam keluarga

d. Perhatian orang tua a. Sarana dan

prasarana b. Kondisi lingkungan 39, 41, 43, 45,46, 47, 49,50, 51,52 53, 55, 57,58 40. 42, 44, 48, 54, 56,


(67)

46

masyarakat c. Jam belajar masyarakat d. Tata tertib yang

dibuat oleh masyarakat.

59, 61,62

60,

Sumber: (Wulandari, 2014)

Pada variabel prestasi belajar akuntansi akan diukur berdasarkan nilai raport semester genap tahun ajaran 2013/2014.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1999:135) sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data (informasi) yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang dimungkinkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal melakukan kegiatan sehari-hari. Dokumen ini digunakan


(68)

47

untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan gambaran umum sekolah dan data-data prestasi belajar siswa.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian validitas dan riliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah isi dari butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner tersebut valid dan reliable. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2000:218) bahwa instrument yang baik harus valid dan reliable. Dalam penlitian ini pengujian validitas dan reliabilitas didasarkan pada jawaban kuesioner 30 responden di luar sampel penelitian. Pengujian validitas dan reliabiltas dikerjakan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Pacakage for Social Science)

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Suatu instrument dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang diingikan dan bisa mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Menurut Husein Umar (2003:72) validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor jawaban masing-masing item pertanyaan pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:

xy

r =

 

 

   2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N


(69)

48

Keterangan :

xy

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y.

Y = skor total item.

X = skor item.

N = jumlah responden.

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

1. Kuesioner yang disebar sebanyak 122. Dari 122 kuesioner diambil sebanyak 30 untuk dilakukan uji validitas. Uji validitas menggunakan sampel berjumlah N = 30, sehingga didapatkan � �� = 0,361. �ℎ� dapat dilihat pada kolom kolom corrected item-total correlation dengan menggunakan perhitungan SPSS 16 sebagai berikut:


(70)

49

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Motivasi Belajar

Butir �� Keterangan

1 0.586** 0,361 Valid

2 0.388* 0,361 Valid

3 0.560** 0,361 Valid

4 -0.157 0,361 TidakValid

5 0.096 0,361 TidakValid

6 0.661** 0,361 Valid

7 0.437* 0,361 Valid

8 0.518** 0,361 Valid

9 0.141 0,361 TidakValid

10 0.422* 0,361 Valid

11 0.763** 0,361 Valid

12 0.562** 0,361 Valid

13 0.440* 0,361 Valid

14 0.346 0,361 TidakValid

15 0.514** 0,361 Valid

16 0.582** 0,361 Valid

17 0.579** 0,361 Valid

18 0.655** 0,361 Valid

19 0.428* 0,361 Valid

20 0.202 0,361 TidakValid

Berdasarkan uji validitas di atas dapat diketahui besarnya �ℎ� untuk setiap butir pertanyaan. Pada taraf signifikan 5% diketahui �ℎ� dari 20 butir pertanyaan terdapat 5 butir (4, 5, 9, 14 dan 20) lebih kecil dari � �� atau dapat dikatakan tidak valid. Sedangkan 15 butir pertanyaan yang lain mempunyai ℎ� lebih besar dari � ��. Dari 20 butirpertanyaan sebanyak 5 butir pertanyaan yang tidak valid dihapus/dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang pada butir pertanyaan yang valid.


(71)

50

dihapus/dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang pada butir pertanyaan yang valid.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Motivasi Belajar

Butir �� Keterangan

1 0.586** 0,361 Valid

2 0.388* 0,361 Valid

3 0.560** 0,361 Valid

6 0.661** 0,361 Valid

7 0.437* 0,361 Valid

8 0.518** 0,361 Valid

10 0.422* 0,361 Valid

11 0.763** 0,361 Valid

12 0.562** 0,361 Valid

13 0.440* 0,361 Valid

15 0.514** 0,361 Valid

16 0.582** 0,361 Valid

17 0.579** 0,361 Valid

18 0.655** 0,361 Valid

19 0.428* 0,361 Valid

Berdasarkan hasil pengujian ulang dapat diketahui �ℎ� � pada keseluruhan 15 butir pertanyaan lebih besar dari � �� dan dinyatakan semuanya valid dan dapat digunakan untuk analisis data penelitian.


(1)

165

LAMPIRAN 8


(2)

166

N 2-tailed 1-tailed N 2-tailed 1-tailed 3 0.9969 0.9877 53 0.2704 0.2282 4 0.9500 0.9000 54 0.2679 0.2261 5 0.8783 0.8054 55 0.2654 0.2240 6 0.8114 0.7293 56 0.2630 0.2219 7 0.7545 0.6694 57 0.2607 0.2199 8 0.7067 0.6215 58 0.2584 0.2180 9 0.6664 0.5822 59 0.2562 0.2161 10 0.6319 0.5494 60 0.2540 0.2143 11 0.6021 0.5214 61 0.2519 0.2125 12 0.5760 0.4973 62 0.2499 0.2107 13 0.5529 0.4762 63 0.2479 0.2090 14 0.5324 0.4575 64 0.2459 0.2074 15 0.5140 0.4409 65 0.2440 0.2057 16 0.4973 0.4259 66 0.2421 0.2041 17 0.4821 0.4124 67 0.2403 0.2026 18 0.4683 0.4000 68 0.2385 0.2011 19 0.4555 0.3887 69 0.2368 0.1996 20 0.4438 0.3783 70 0.2351 0.1981 21 0.4329 0.3687 71 0.2334 0.1967 22 0.4227 0.3598 72 0.2318 0.1953 23 0.4132 0.3515 73 0.2302 0.1940 24 0.4044 0.3438 74 0.2286 0.1926 25 0.3961 0.3365 75 0.2271 0.1913 26 0.3882 0.3297 76 0.2256 0.1900 27 0.3809 0.3233 77 0.2241 0.1888 28 0.3739 0.3172 78 0.2226 0.1876 29 0.3673 0.3115 79 0.2212 0.1864 30 0.3610 0.3061 80 0.2198 0.1852 31 0.3550 0.3009 81 0.2185 0.1840 32 0.3494 0.2960 82 0.2171 0.1829 33 0.3440 0.2913 83 0.2158 0.1817 34 0.3388 0.2869 84 0.2145 0.1806 35 0.3338 0.2826 85 0.2132 0.1796 36 0.3291 0.2785 86 0.2120 0.1785 37 0.3246 0.2746 87 0.2107 0.1775 38 0.3202 0.2709 88 0.2095 0.1764 39 0.3160 0.2673 89 0.2084 0.1754 40 0.3120 0.2638 90 0.2072 0.1744 41 0.3081 0.2605 91 0.2060 0.1735 42 0.3044 0.2573 92 0.2049 0.1725 43 0.3008 0.2542 93 0.2038 0.1716 44 0.2973 0.2512 94 0.2027 0.1707 45 0.2940 0.2483 95 0.2016 0.1697 46 0.2907 0.2455 96 0.2006 0.1688 47 0.2876 0.2429 97 0.1995 0.1680 48 0.2845 0.2403 98 0.1985 0.1671 49 0.2816 0.2377 99 0.1975 0.1662 50 0.2787 0.2353 100 0.1965 0.1654 51 0.2759 0.2329 101 0.1955 0.1646 52 0.2732 0.2306 102 0.1946 0.1638


(3)

167

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N

Taraf Signif

N

Taraf Signif

N

Taraf Signif

5%

1%

5%

1%

5%

1%

3

0.997

0.999

27

0.381

0.487

55

0.266

0.345

4

0.950

0.990

28

0.374

0.478

60

0.254

0.330

5

0.878

0.959

29

0.367

0.470

65

0.244

0.317

6

0.811

0.917

30

0.361

0.463

70

0.235

0.306

7

0.754

0.874

31

0.355

0.456

75

0.227

0.296

8

0.707

0.834

32

0.349

0.449

80

0.220

0.286

9

0.666

0.798

33

0.344

0.442

85

0.213

0.278

10

0.632

0.765

34

0.339

0.436

90

0.207

0.270

11

0.602

0.735

35

0.334

0.430

95

0.202

0.263

12

0.576

0.708

36

0.329

0.424

100

0.195

0.256

13

0.553

0.684

37

0.325

0.418

125

0.176

0.230

14

0.532

0.661

38

0.320

0.413

150

0.159

0.210

15

0.514

0.641

39

0.316

0.408

175

0.148

0.194

16

0.497

0.623

40

0.312

0.403

200

0.138

0.181

17

0.482

0.606

41

0.308

0.398

300

0.113

0.148

18

0.468

0.590

42

0.304

0.393

400

0.098

0.128

19

0.456

0.575

43

0.301

0.389

500

0.088

0.115

20

0.444

0.561

44

0.297

0.384

600

0.080

0.105

21

0.433

0.549

45

0.294

0.380

700

0.074

0.097

22

0.423

0.537

46

0.291

0.376

800

0.070

0.091

23

0.413

0.526

47

0.288

0.372

900

0.065

0.086

24

0.404

0.515

48

0.284

0.368

1000

0.062

0.081

25

0.396

0.505

49

0.281

0.364


(4)

168

LAMPIRAN 9

SURAT IJIN PENELITIAN


(5)

(6)