tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
4 Fermenting penyerapan yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan
pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Student Teams Achievement Dimvision STAD
Menurut Suyatno 2009:52, tipe STAD adalah tipe pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan
pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan
oleh Robert Savin, dkk dari Universitas John Hopkins Daryanto, 2012:246.
Menurut Slavin 1995:227, langkah untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD:
a. Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
memiliki anggota 4-6 orang dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda.
b. Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai dan memberikan kuis untuk dikerjakan dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan
untuk penguatan pemahaman materi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat
rangkuman materi setelah guru memberikan penegasan terhadap bahan diskusi.
d. Guru memberikan evaluasi kepada siswa secara individu melalui
teskuis kepada siswa untuk menguasai penguasaan terhadap materi yang telah diberikan.
e. Guru memberikan penghargaan kepada siswa atau kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan diskusi dan penegasan oleh guru. Siswa kelompok
dengan peningkatan hasil belajar terbesar berhak atas penghargaan tersebut.
2. Team Assited Individualization atau Team Accelerated Instruction TAI
Menurut Daryanto 2012:246, pembelajaran tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Tipe ini mengembangkan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Menurut Daryanto, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe TAI adalah:
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari
materi secara individual. Materi tersebut harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah siswa mempelajari materi, guru akan
memberikan kuis atau evaluasi dengan tujuan mendapatkan nilai awal.
b. Guru membagi kelas ke dalam kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan yang berbeda-beda.
c. Masing-masing kelompok diberikan tugas oleh guru untuk
mendiskusikan hasil dari evaluasi yang sebelumnya telah dilakukan. Setiap anggota kelompok nantinya akan saling memeriksa jawaban
dari teman sekelompoknya. d.
Guru memfasilitasi diskusi kelompok dan memberikan penegasan bagi kelompok-kelompok yang belum begitu memahami materi.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat rangkuman dari apa yang telah mereka dapatkan selama diskusi
kelompok. e.
Guru memberikan evaluasi secara individu kepada siswa dengan cara memberikan latihan soal atau kuis untuk dikerjakan secara
individu. f.
Kelompok dengan peningkatan hasil belajar tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru.
3. Numbered Heads Together NHT
Menurut Daryanto 2012:255, pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kangen. Pada umumnya NHT digunakan
untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut Daryanto 2012:259, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe NHT adalah:
a. Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
memiliki 4-6 orang. Setiap anggota kelompok diberi nama atau nomor. Misalnya nomor 1, 2, 3, 4, atau 5. Kelompok tersebut
dibentuk dengan anggotanya memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda.
b. Guru menyampaikan materi atau permasalahan sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai. Permasalahan tersebut yang natinya akan didiskusikan bersama di dalam kelompok.
c. Setiap siswa dalam kelompok berdiskusi untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Setiap anggotanya harus benar-benar memahami materi yang didiskusikan dan bagaimana cara
penyelesaian soalnnya. d.
Setelah diskusi selesai, pembahasan dilakukan dengan cara guru menyebutkan satu nomor. Siswa di masing-masing kelompok
dengan nomor yang dipilih guru harus menyiapkan jawaban dari pertanyaan guru yang sebelumnya telah didiskusikan untuk
memaparkannya di dalam kelas. e.
Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
4. Group Investigation GI
Pendekatan ini dirancang oleh Herbert Thelen Arends,2008:13 dan disempurnakan oleh Sharan dan rekan-rekan sejawatnya di Tel Aviv
University. GI merupakan pendekatan kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diimplementasikan. Pada pendekatan ini, guru membagi
kelas dalam beberapa kelompok non homogen. Kemudian siswa memilih topik-topik untuk dipelajari, melakukan investigasi mendalam terhadap
sub-sub topik yang dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas.
5. Think-Pair-Share TPS
Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan oleh Frank Iyman Arends,2008:15. Dengan struktur pembelajaran sebagai berikut:
a. Thinking: Guru mengajukan sebuah pertanyaan yang terkait dengan
pelajaran dan meminta siswa untuk menggunakan alokasi waktu dan memikirkan sendiri jawabannya.
b. Pairing: Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
segala sesuatu yang siswa pikirkan atas pertanyaan dari guru. c.
Sharing: Guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah dibicarakan berpasangan masing-masing dengan
seluruh kelas. 6.
Jigsaw Pada awalnya metode ini dikembangkan oleh Elliot Arronson dari
Universitas Texas
dan kemudian
diadaptasi oleh
Slavin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugiyanto,2010:45. Metode Jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa, yang memiliki tanggung jawab lebih besar
dalam melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel Slavin, 2005:246.
Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dengan setiap
anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-
sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut
kepada anggota
lain dalam
kelompoknya Sudrajad,2001:18.
D. Think-Pair-Share