I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian di bawah Dirjen Peternakan Republik Indonesia mengupayakan untuk swasembada daging
Indonesia pada tahun 2014. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana subsektor ini
memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Kebutuhan daging terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk, peningkatan
pendapatan perkapita serta taraf hidup masyarakat. Pembangunan sub sektor peternakan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengelola sumberdaya alam berupa lahan, ternak dan pakan dengan faktor produksi lainnya berupa tenaga kerja dan modal. Semakin meningkatnya
permintaan produk peternakan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun industri yang diiringi dengan semakin terbatasnya sumberdaya peternakan
menuntut pengelolaan sumberdaya tersebut secara efisien. Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, sebagai bagian integral
pembangunan pertanian akan mempunyai peran penting dalam pencapaian empat target sukses kementan utamanya pencapaian swasembada kedelai, gula, dan
daging sapi dan swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung. Pencapaian swasembada daging sapi sebagai kerangka pencapaian empat sukses kementerian
pertanian diperlukan beberapa pembenahan untuk menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan
Universita Sumatera Utara
antara lain : 1. Belum optimalnya sistem perbibitan nasional; 2 Terbatasnya infrastruktur peternakan dan kesehatan hewan; 3 Terbatasnya akses terhadap
permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha ternak; 4 Masih lemahnya kelembagaan dan penyuluh; 5. Kurangnya penciptaan sistem pasar yang
menguntungkan ; dan 6. Belum optimalnya pengembangan kapasitas pelaku agribisnis.
Kabupaten Aceh Tengah adalah salah satu daerah yang berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi potong, saat ini pemda sudah berupaya untuk
mendukung kegiatan swasembada daging pada tahun 2014 tersebut dengan memadukan program pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Kabupaten
Aceh Tengah telah mendirikan lokasi peternakan yang mengarah pada peternakan yang mandiri serta adanya kemampuan peternaknya untuk mampu mengusahakan
ternak secara intensif sehingga meningkatnya pendapatan peternak dan bertambahnya populasi ternak di Kabupaten Aceh Tengah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan daging sapi di kabupaten tersebut. Melalui Keputusan Bupati Aceh Tengah nomor 119 tahun 2004 tentang
penetapan lokasi pengembanagan peternakan terpadu Ketapang Kampung Owaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah, pemerintah ingin ikut serta dalam
mewujudkan pencapain swasembada daging 2014. Tujuan lain yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah adalah: 1, Menyeimbangkan pembangunan
2, Pemerataan jumlah penduduk 3, Meningkatkan pendapatan masyarakat di kawasan tersebut.4, Membuka peluang investasi swasta dan 5, Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Tengah.
Universita Sumatera Utara
Pola pengembanagan yang ingin di laksanakan adalah pola pengembangan peternakan dengan cara modern. Metode yang di gunakan adalah
dengan sistem mini ranch dan kreman penggemukan. Masing- masing kepala keluarga di berikan 2 ha lahan dimana dalam lahan tersebut di bangun tempat
tinggal, bak penampung air, pagar, kandang, lahan penanaman pakan ternak dan lahan pengembalaan. Kandang yang di rencanakan terbuat dari papan atap seng
dan lantai semen dengan ukuran 1.5 x 2 m dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Bapeda Aceh Tengah, 2010.
Peternakan Ketapang merupakan areal peternakan yang di dirikan oleh Pemda Kabupaten Aceh Tengah untuk pengembangan sapi potong. Peternakan
tersebut merupakan untuk memberdayakan petani yang mempunyai motivasi untuk beternak. Peternak yang memenuhi syarat dengan memehuni kreteria dari
karakteristik calon peternak yang dapat menjadi calon peternak yang masuk kepeternakan ketapang. Adapun peternak yang boleh menjadi calon peternak
meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman beternak dan merupakan masyarakat yang kreteria sudah di tentukan oleh Pemda Kabupaten
Aceh Tengah. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah melalui bapeda melakukan
seleksi terhadap para peternak yang akan masuk ke peternakan Ketapang I, tahapannya seleksi karakteristik dan kemampuan peternak dari kampung,
kemudian dilanjutkan ke kecamatan dan trakhir di kabupaten, sehingga peternak yang masuk ini betul betul dapat terjaring dan terseleksi sehingga di harapkan
peternakan Ketapang I dapat berhasil dan tercapainya penambahan populasi
Universita Sumatera Utara
ternak seperti harapan pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat dalam memenuhi kekeurangan daging.
Tahun 2005 peternak yang sudah menempati lokasi peternakan yang di bangun oleh pemerintah daerah dengan bantuan dana dari provinsi maupun pusat
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi daging sapi secara lokal.
Jumlah petani yang menempati lokasi peternakan Ketapang 1 adalah sebanyak 100 orang dengan luas areal 200 Ha, dengan fasilitas yang di bantu
pemerintah meliputi: 1, Kandang, 2. Calon induk ternak sapi potong 15 ekor dengan jumlah ternak betina sebayak 14 ekor dan jantan 1 ekor per petani, 3,
Rumah peternak, 4. Lahan hijauan pakan ternak dan pengembalaan 5. Biaya hidup jadup mulai dari tahun 2005 sd tahun 2013, 6. Prasarana pengairan 7.
Pelayanan kesehatan hewan 8. Penyuluhan Peternakan dan 9 listrik. Jumlah penambahan populasi ternak sampai pada saat ini adalah 1092 ekor dengan
rincian anak lahir 481 ekor, di jual 155 ekor, bagi hasil 77 ekor dan jumlah induk 379 ekor, Sumber: Dinas Peternakan dan Prikanan Kabupaten Aceh Tengah,
2013. Penambahan populasi tersebut masih jauh dari harapan sebab, Induk ternak yang produktif mulai berproduksi pada umur 2,5 tahun, sehingga dengan
jumlah induk betina keseluruhan peternak sebanyak 1300 ekor di diprediksikan penambahan populasi ternak seharusnya sudah mencapai 6000-7000 ekor.
Universita Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah