stratum 21 ekor. Rata- rata tingkat mortalitas anak sapi yaitu 27, 06 . Hal ini karna pendidikan, pengalaman dan pekerjaan peternak yang lebih baik dari
stratum lainya.
4.8. Selang Beranak Calving Interval
Selang beranak calving interval merupakan selang beranak sapi dari anak pertama sampai dengan anak selanjutnya. Calving interval di tentukan oleh
faktor pakan air rasio jantan dengan betina dan manajemen pemeliharaan ternak. Bila ketiga hal ini baik maka calving interval ini akan normal. Disamping itu
calving interval juga dipengaruhi oleh pengetahuan peternak dalam proses birahi ternak. Calving interval di peternakan ketapang I Kabupaten Aceh Tengah dapat
di lihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Rata-rata calving interval sapi di Ketapang I Kabupaten Aceh Tengah dari Tahun 2005-2013.
No. Stratum Penamhan Populasi Rata- rata Calving Interval Bulan
1. 5-10 Ekor
19, 34 2.
11-15 Ekor 19, 03
3. 16-20 Ekor
18, 50 4.
21 Ekor 17, 45
Sumber: Data Primer Diolah, 2013.
Tabel 18 menunjukkan bahwa calving interval dengan rata-rata 18,58 bulan. Kemudian, calving interval terendah pada stratium 21ekor dengan rata-
rata 17,45 bulan. Semakin lama calving interval maka semakin lama selang beranak ke beranak selanjutnya hal ini akan menghambat penambahan populasi
Universita Sumatera Utara
ternak. Menurut Lubis dan Sitepu, 1998 selang beranak yang ideal adalah 11-13 bulan, sementara didaerah penelitian mencapai 18,59 sehingga selang beranak
merupakan satu penyebab rendahnya penambahan populasi ternak di peternakan Ketapang I.
4.9. Manajemen Pemeliharaan Ternak
Keberhasilan pemeliharaan ternak sangat di pengaruhi oleh kemampuan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak sapi. Manajemen sangat berperan
dalam penambahan populasi ternak. Disaat kondisi faktor lain mendukung maka faktor manajemen pemeliharaan ternak sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan ternak. Pemeliharaan ternak di KTM Ketapang I masih jauh dari harapan. Manajemen yang di nilai dalam pemeliharaan ternak meliputi
Kecukupan air, pakan, pencurahan tenaga kerja, pengetahuan peternak tentang reproduksi, rasio jantan dan betina. Kurangnya penambahan populasi ternak
termaksud juga di sebabkan oleh kurangya pengetahuan peternak dalam manajemen peternak. Manajemen pemeliharaan ternak dapat di lihat pada Tabel
19.
Tabel 19. Manajemen pemeliharaan ternak sapi di Ketapang I Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2005-2013.
No. Stratum Persentase Penilaian Manajemen Penambahan Populasi Baik Buruk
1. 5-10 Ekor 0,00
100 2.
11-15 Ekor 8,00
92 3.
16-20 Ekor 38,36
61,64 4.
21 Ekor 58,34 41,66
Sumber: Data Primer Diolah, 2013.
Universita Sumatera Utara
Tabel 19 menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan ternak di peternakan ketapang lebih dominan buruk dengan melihat persentase buruk
dengan jumlah rata-rata 73,75 sementara persentase baik mencapai 26,18 Manajemen baik tertinggi pada stratum 21 ekor dengan jumlah 58,34 . Untuk
memperbaiki pola manajemen perlu pengarahan dan pembinaan terhadap peternak sehingga meningkatnya kemampuan peternak dalam memelihara ternaknya.
4.10. Alokasi Tenaga Kerja