Kerangka Pemikiran Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Penambahan Populasi Ternak Sapi Bali di Peternakan Kepatang I Kabupaten Aceh Tengah

Menurut Lains 2003 dalam dalam Daslina 2006 asumsi dasar OLS sering dilanggar dalam melakukan estimasi sebuah model sehingga parameter yang diperoleh menjadi bias, tidak konsisten dan tidak efisien. Asumsi dasar OLS yang harus dipenuhi menurut Gauss dalam Lains 2003 dalam Daslina 2006 diantaranya adalah tidak terdapat kolinearitas ganda multikolineraitas berderajat tinggi yang akan menghasilkan koefisien regresi yang tidak efisien. Yang dimaksud dengan multicollinearity adalah situasi yang menjelaskan adanya interkorelasi yang tinggi antara variabel penduga Maddala, 1989 dalam dalam Daslina 2006. Selanjutnya disebutkan untuk mengetahui adanya multikolinearitas tersebut dapat diukur dengan nilai variance inflation factor VIF dengan rumus sebagai berikut : 1 VIF β i 1 – R = i 2 Dimana R i 2 adalah koefisien korelasi antara variabel X i dengan variabel penjelas lainnya. Dan Mechling 1997 dalam Daslina 2006 menambahkan bahwa nilai VIF yang lebih besar dari 10 memberikan indikasi adanya multikolinearitas.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam rangka pengembangan kawasan peternakan Ketapang 1 Kabupaten Aceh Tengah , maka perlu di ketahui masalah yang menyebabkan rendahnya penambahan populasi ternak sehingga dapat dicarikan langkah-langkah strategis pengembangan peternakan terutama sapi potong dalam upaya pemberdayaan peternak untuk meningkatkan penambahan populasi ternak sehingga tercapainya skala usaha dalam budidaya ternak potong. Beberapa faktor- faktor yang dapat Universita Sumatera Utara mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan seperti yang datang dari manusianya atau peternak yang meliputi; umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan, dan pekerjaan sebelum beternak. Faktor faktor yang lainya yang bersumber dari dalam manajemen pemeliharaan ternak tersebut yang perlu di ketahui sehingga masalah yang timbul dari proses peternakan tersebut dapat perkecil. Dalam pemeliharaan ternak, ketersediaan hijauan pakan ternak akan mempengaruhi penambahan populasi ternak, semakin tersedia hijauan secara optimal dan bervariasi maka akan semakin baik pertumbuhan dan penambahan populasi ternak. Setelah pakan air adalah hal utama dalam pertumbuhan ternak, 70 dari pertumbuhan ternak bersumber dari air, disamping untuk kebutuhan air minum, air untuk penyiraman hijauan makanan ternak, air untuk sanitasi dan lainya sehingga air ini harus tersedia secara terus menerus. Selang beranak calving interval merupakan selang beranak induk dari beranak I ke beranak seterusnya semakin pendek selang beranak maka penambahan populasi ternak semakin baik. Rasio jantan dengan betina merupakan perbandingan jumlah jantan dengan betina semakin banyak pejantan unggul yang siap untuk mengawini induk betina maka semakin baik. Mortalitas bibit dan mortalitas anak merupakan tingkat kematian bibit dan anak, semakin kecil nilai persentase kematian maka akan semakin baik. Pencurahan tenaga kerja merupakan ketersediaan waktu peternak dalam mengurusi ternaknya, semakin banyak waktu yang di luangkan peternak maka peternak akan lebih mengetahui permasalahan ternaknya dan solusinya sehingga pemeliharaan ternak bisa lebih optimal. Manajemen pemeliharaan ternak Universita Sumatera Utara merupakan kemampuan peternak dalam mengkombinasikan dan menangani ternaknya secara baik dan efisien sehingga pemeliharaan dapat lebih baik. Konsep kerangka pemikiran dapat di lihat pada Gambar 1. Kerangka Pemikiran Upaya yang di lakukan untuk penambahan populasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis Penelitian