BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI
PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
Berdasarkan asumsi batasan interval pada bab III, untuk simulasi perhitungan harga premi pada titik kesetimbangan, maka fungsi permintaan untuk kelas ke- ,
= 1, , dan batasan intervalnya adalah
� � = −
− −
4.1
dimana � � adalah fungsi permintaan, =
, ,
adalah batas atas dan bawah interval dari harga premi .
Pada titik kesetimbangan untuk kelas ke- , = 1, , , dengan rataan
dan ragam
� , sedangkan ragam total pada titik kesetimbangan adalah � = � �
∗
� . 4.2
=
Selanjutnya, akan dikemukakan dua kasus perhitungan harga premi di tiap kelas risiko berdasarkan fungsi permintaan pada titik kesetimbangan. Kasus pertama, perhitungan
harga premi menggunakan pendekatan pertama, dan kasus kedua, perhitungan harga premi menggunakan pendekatan kedua.
4.1 Perhitungan Harga Premi dengan Pendekatan Pertama
Pada kasus ini, perhitungan harga premi menggunakan pendekatan pertama melalui persamaan 3.6 dengan parameter
=
−�
�∑
∗
�
=
� dan
=
−�
, = 1, , .
Harga premi pada titik kesetimbangan adalah
∗
= +
−�
� untuk setiap , = 1, , 4.3
dalam interval +
−�
� , = 1,
, .
Bukti :
Untuk membuktikan bahwa persamaan 4.3 adalah titik keseimbangan, dengan menyubstitusi persamaan 4.2 dan
=
∗
dalam persamaan 3.6 diperoleh � �
∗
� = +
∗ −�
��
∗
�
=
= +
−� −�
�
−�
��
−� −�
� �
=
= +
−�
� ��
=
= +
−�
� √
4.4 Persamaan 4.4 menyatakan bahwa
∗
dalam persamaan 4.3 adalah titik kesetimbangan, jika dan hanya jika
= 1 √
⁄ , dan +
−�
� √ ⁄
, = 1,
, sehingga persamaan 4.3 dapat ditulis menjadi
∗
= +
−�
� √
, = 1, , 4.5
dengan menyubstitusikan persamaan 4.5 ke dalam persamaan 4.1 menghasilkan
∗
= �
4.6
4.2 Perhitungan Harga Premi dengan Pendekatan Kedua
Pada kasus ini, perhitungan harga premi menggunakan pendekatan kedua melalui persamaan 3.17 dengan parameter yaitu
= �
� �
∗
�
=
, 4.7
di mana � 0 dan
= �
, = 1,
, , dengan konstanta =
√ √ � ⁄
, =
1, , , sehingga didapatkan harga premi pada titik kesetimbangan yaitu
∗
= +
� � , = 1, , , dalam interval +
� � . 4.8
Selanjutnya dengan menyubstitusi
∗
− =
� � ke persamaan 4.1 diperoleh
∗
= �
4.9 kemudian menyubstitusi persamaan 4.7 dan 4.9 ke dalam persamaan 3.17
menghasilkan
∗
= +
� √
�� ��
=
� =
+ � � � , 4.10
karena =
= =
= √ √ �
⁄ , maka harga premi pada titik kesetimbangan
adalah
∗
= +
� � = +
√ � √
� untuk setiap = 1, , 4.11
4.3 Simulasi Kasus Hipotetik
Misalkan suatu perusahaan asuransi menawarkan suatu produk yang berjangka waktu satu periode, kepada nasabah yang karakteristiknya tertuang dalam portfolio
terdiri dari lima kelas risiko. Peluang terjadinya klaim untuk tiap kelas risiko adalah , dengan rataan klaim
dan ragam klaim . Rataan untuk tiap kelas adalah dan
ragamnya � , diperlihatkan dalam Tabel 1, dengan asumsi mengikuti sebaran normal
baku dan berjumlah besar sehingga berlaku teorema limit pusat. Tabel 1. Perhitungan rataan dan ragam dari lima kelas risiko
Kelas �
Peluang terjadinya
klaim
�
Rataan klaim
�
�
Ragam klaim
�
Rataan
�
=
�
�
�
Ragam
�
�
=
� �
� −
�
� +
�
� �
1 2
3 4
5 0.050
0.100 0.210
0.185 0.250
2,100 10,000
13,000 15,000
17,000 100,000
200,000 100,000
6,000,000 8,000,000
105 1,000
2,730 2,775
4,250 214,475
9,020,000 28,058,100
35,034,375 56,187,500
Gambar 1 dan 2 memperlihatkan fungsi harga premi dengan pendekatan pertama dan kedua pada kelas ke-1. Perhitungan
dan pada Gambar 1
menggunakan pendekatan pertama dengan ditetapkan nilai � = 0.20. Perhitungan
dan pada Gambar 2 menggunakan pendekatan kedua dengan ditetapkan nilai
� = 0.15. Perhitungan untuk kelas lainnya diperlihatkan melalui lampiran 3.
Gambar 1. Fungsi Harga Premi dengan Pendekatan Pertama pada Kelas ke-1.
Gambar 2. Fungsi Harga Premi dengan Pendekatan Kedua pada Kelas ke-1.
Dari pengamatan Gambar 1 dan Gambar 2, terlihat kedua gambar adalah hampir sama, hal tersebut memberi kesimpulan bahwa hubungan harga premi dan jumlah
peserta pada kelas ke-1 melalui kedua pendekatan adalah relatif sama. Hal tersebut
juga berlaku untuk empat kelas risiko lainnya dari eksekusi program pada lampiran 5. Perbedaan yang mungkin terjadi dari kedua pendekatan, pada penentuan nilai
� yang dipilih pada pendekatan pertama dibandingkan dengan penentuan nilai
� pada pendekatan kedua.
Pada tiap kelas risiko diberikan nilai yang sama untuk kedua pendekatan. Nilai diasumsikan sebagai jumlah peserta pada saat
= + 1. Penentuan nilai
pada titik kesetimbangan berdasarkan nilai yang diberikan. Tabel 2 memperlihatkan, perhitungan nilai pada tiap kelas risiko, dilakukan dengan menggunakan pendekatan
pertama, dengan nilai � = 0.20 sehingga diperoleh nilai
−�
= 0.8416, dimana
−�
adalah 1 − � persentil dari sebaran normal baku. Pada titik kesetimbangan besarnya
premi
∗
dan jumlah peserta =
∗
, masing-masing dihitung dengan menggunakan persamaan 4.5 dan 4.6.
Tabel 2. Perhitungan titik kesetimbangan menggunakan pendekatan pertama
Kelas
�
� �
�
� ∗
�
= �
∗
1 2
3 4
5 51,000
48,000 38,000
35,000 31,000
4.3E+09 4.0E+09
3.2E+09 2.9E+09
2.6E+09 107.57
1,108.13 3,066.36
3,195.23 4,923.64
19,835.44 443.91
112.97 83.33
46.02
Tabel 3 memperlihatkan, perhitungan nilai untuk tiap kelas risiko, dilakukan menggunakan pendekatan kedua, dan diberikan nilai
� = 0,15. Pada titik kesetimbangan harga premi
∗
, dan jumlah peserta =
∗
, masing-masing dihitung dengan menggunakan persamaan 4.11 dan 4.9.
Tabel 3. Perhitungan titik kesetimbangan menggunakan pendekatan kedua
Kelas
�
� �
�
� �
= ��
�
� 1
2 3
4 5
51,000 48,000
38,000 35,000
31,000 1.55E+10
1.46E+10 1.16E+10
1.07E+10 9.44E+09
105.70 1,029.63
2,822.16 2,890.08
4,434.56 72,393.83
1,620.10 412.32
304.15 167.97
Perbedaan titik kesetimbangan, antara pendekatan pertama dan pendekatan kedua disebabkan oleh berbedanya penentuan nilai dari kedua pendekatan tersebut.
Akibatnya, terjadi perbedaan penghitungan harga premi melalui persamaan 4.5 dan 4.11, dan perbedaan penghitungan jumlah peserta melalui persamaan 4.6 dan 4.9.
BAB V SIMPULAN