Simulasi Kasus Hipotetik PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI
juga berlaku untuk empat kelas risiko lainnya dari eksekusi program pada lampiran 5. Perbedaan yang mungkin terjadi dari kedua pendekatan, pada penentuan nilai
� yang dipilih pada pendekatan pertama dibandingkan dengan penentuan nilai
� pada pendekatan kedua.
Pada tiap kelas risiko diberikan nilai yang sama untuk kedua pendekatan. Nilai diasumsikan sebagai jumlah peserta pada saat
= + 1. Penentuan nilai
pada titik kesetimbangan berdasarkan nilai yang diberikan. Tabel 2 memperlihatkan, perhitungan nilai pada tiap kelas risiko, dilakukan dengan menggunakan pendekatan
pertama, dengan nilai � = 0.20 sehingga diperoleh nilai
−�
= 0.8416, dimana
−�
adalah 1 − � persentil dari sebaran normal baku. Pada titik kesetimbangan besarnya
premi
∗
dan jumlah peserta =
∗
, masing-masing dihitung dengan menggunakan persamaan 4.5 dan 4.6.
Tabel 2. Perhitungan titik kesetimbangan menggunakan pendekatan pertama
Kelas
�
� �
�
� ∗
�
= �
∗
1 2
3 4
5 51,000
48,000 38,000
35,000 31,000
4.3E+09 4.0E+09
3.2E+09 2.9E+09
2.6E+09 107.57
1,108.13 3,066.36
3,195.23 4,923.64
19,835.44 443.91
112.97 83.33
46.02
Tabel 3 memperlihatkan, perhitungan nilai untuk tiap kelas risiko, dilakukan menggunakan pendekatan kedua, dan diberikan nilai
� = 0,15. Pada titik kesetimbangan harga premi
∗
, dan jumlah peserta =
∗
, masing-masing dihitung dengan menggunakan persamaan 4.11 dan 4.9.
Tabel 3. Perhitungan titik kesetimbangan menggunakan pendekatan kedua
Kelas
�
� �
�
� �
= ��
�
� 1
2 3
4 5
51,000 48,000
38,000 35,000
31,000 1.55E+10
1.46E+10 1.16E+10
1.07E+10 9.44E+09
105.70 1,029.63
2,822.16 2,890.08
4,434.56 72,393.83
1,620.10 412.32
304.15 167.97
Perbedaan titik kesetimbangan, antara pendekatan pertama dan pendekatan kedua disebabkan oleh berbedanya penentuan nilai dari kedua pendekatan tersebut.
Akibatnya, terjadi perbedaan penghitungan harga premi melalui persamaan 4.5 dan 4.11, dan perbedaan penghitungan jumlah peserta melalui persamaan 4.6 dan 4.9.