pada tingkat tiang di kelerengan datar. Sedangkan nilai IS terendah terdapat pada tingkat pancang di kelerengan curam dengan nilai hanya sebesar 86,93.
Nilai Indeks Kesamaan IS berkisar antara 0
–
100. Nilai 0 menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan antar  jenis  yang terdapat pada kedua komunitas  yang
dibandingkan.  Sedangkan  nilai  100  menunjukkan  bahwa  dua  komunitas  yang dibandingkan  adalah  sama.  Menurut  Soerianegara  dan  Indrawan  1998  dua
komunitas dianggap sama apabila nilai IS-nya mendekati 100.
5.2    Riap Tanaman Shorea parvifolia pada Jalur Tanam
Produktivitas  tanaman  dapat  diukur  dari  beberapa  parameter,  salah  satunya adalah  riap  tinggi  dan  diameter  suatu  tanaman.  Dalam  kegiatan  penelitian  ini,
dilakukan  pengambilan  data  riap  tinggi  dan  diameter  serta  rata-rata  tinggi  dan diameter tanaman Shorea parvifolia di jalur tanam pada LOA  TPTII dengan umur
dua tahun yang kemudian dibandingkan dengan umur satu tahun.
5.2.1   Perbandingan Rata-rata Diameter dan Tinggi Shorea parvifolia
Rata-rata  diameter  dan  tinggi  S.  parvifolia  pada  jalur  tanam  LOA  TPTII dengan  umur  dua  dan  tiga  tahun  dengan  LOA  TPTII  satu  dan  dua  tahun  akan
disajikan pada Tabel 10. Tabel 10
Perbandingan  rata-rata  diameter  dan  tinggi  tanaman  Shorea parvifolia di jalur tanam LOA TPTII
LOA TPTII Kelerengan
D cm T cm
LOA 1 tahun Datar 0-15
1,80 209,40
Sedang 15-25 1,83
230,69 Curam 25
1,59 181,55
LOA 2 tahun Datar 0-15
3,47 377,00
Sedang 15-25 3,33
389,42 Curam 25
3,20 356,87
LOA  =  hutan  bekas  tebangan,  TPTII  =  tebang  pilih  tanam  Indonesia  intensif,    =  data  Kirana 2008
Dari  Tabel  10  didapat  rata-rata  diameter  yang  terbesar  pada  LOA  TPTII umur  dua  tahun  adalah  pada  kelerengan  datar,  yaitu  sebesar  3,47  cm  dan  untuk
tinggi  pada  kelerengan  sedang  yaitu  389,42  cm.  Berikut  adalah  histogram  yang menunjukkan  perbandingan  rata-rata  diameter  dan  tinggi  tanaman  S.  parvifolia
pada  tahun  pertama  dengan  tahun  kedua.  Histogram  tersebut  ditunjukkan  pada Gambar 6 dan 7.
Gambar 6  Perbandingan rata-rata tinggi tanaman Shorea parvifolia
Gambar 7  Perbandingan rata-rata diameter tanaman Shorea parvifolia Dari  Gambar  6  dan  7  dapat  dilihat  adanya  perbedaan  rata-rata  tinggi  dan
diameter  pada  tiap-tiap  kelas  kelereng.  Data  di  atas  memnunjukkan  bahwa  pada kelerengan curam rata-rata tinggi dan diameter lebih rendah di bandingkan dengan
kelerengan  datar  dan  sedang  karena  pada  kelerengan  curam  ketebalan  tanah dangkal yang dapat mempengaruhi perakaran tanaman.  Kondisi jalur tanam LOA
TPTII dapat dilihat pada Gambar 8.
Datar 0 –15     Sedang 15–25     Curam 25
Topografi 1 Tahun
2 Tahun 4,0
3,5 3,0
2,5 2,0
1,5 1,0
0,5 0,0
Datar 0 –15     Sedang 15–25     Curam 25
Topografi 1 Tahun
2 Tahun 450
400 350
300 250
200 150
100 50
Gambar 8  Kondisi jalur tanam LOA TPTII
5.2.2    Riap Rata-Rata Tinggi dan Diameter
Dari  nilai  rata-rata  diameter  dan  tinggi  dapat  diketahui  riap  rata-rata diameter  dan  tinggi.  Pada  penelitian  ini  menggunakan  data  dari  hasil  penelitian
tahun 2008  dan hasil penelitian tahun 2009. Berikut data riap diameter dan tinggi yang ditampilkan pada Tabel 11.
Tabel 11  Riap LOA TPTII 1 dengan LOA TPTII 2
LOA TPTII Kelerengan
Riap Diameter cm Riap Tinggi cm
LOA 2 Tahun Datar 0
–15 1,67
167,60 Sedang 15
–25 1,50
158,73 Curam 25
1,61 175,32
LOA = hutan bekas tebangan, TPTII = tebang pilih tanam Indonesia intensif
Nilai riap diameter tertinggi pada LOA TPTII umur dua tahun terdapat pada kelerengan  datar  yaitu  sebesar  1,67  cm.  Sedangkan  untuk  nilai  riap  tinggi  yang
mempunyai  nilai  terbesar  terdapat  pada  kelerengan  curam  dengan  nilai  riap sebesar 175,32 cm. Hal ini terjadi karena kondisi lokasi penelitian yang berbukit-
bukit dan perbedaan penutupan tajuk di areal pengamatan. Berikut adalah Gambar 9 yang menunjukkan histogram riap tinggi dan diameter tanaman S. parvifolia.
Gambar 9  Riap diameter tanaman Shorea parvifolia
Gambar 10  Riap tinggi tanaman Shorea parvifolia Pertumbuhan  tanaman  akan  terpengaruh  oleh  kondisi  lingkungannya.
Kelerengan merupakan salah satu faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi pertumbuhan  tanaman.  Tanaman  memiliki  peranan  dalam  pengamanan  lereng.
Sistem perakaran dari suatu tanaman sangat berkaitan dengan kelerengan.
5.2.3  Analisis  Hubungan  Antara  Riap  Tanaman Shorea  parvifolia  Pada