Analisis Hubungan Antara Riap Tanaman Shorea parvifolia Pada

5.2.3 Analisis Hubungan Antara Riap Tanaman Shorea parvifolia Pada

Jalur Tanam dengan Kelerengan Lahan Hasil analisis rancangan percobaan dilakukan dengan menggunakan Statistical Analysis Software SAS untuk mengetahui pengaruh kelerengan terhadap diameter dan tinggi tanaman Shorea parvifolia di jalur tanam pada LOA TPTII dua tahun. Dari hasil sidik ragam didapatkan bahwa kelerengan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter dan tinggi pada LOA TPTII dua tahun tahun. Hal ini terjadi karena nilai probability untuk diameter dan tinggi Shorea parvifolia pada LOA TPTII dua tahun lebih kecil dari 0,05 dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3. Karena jika nilai Probability P 0,05 maka kelerengan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi maupun diameter tanaman. Sebaliknya jika nilai P 0,05 berarti kelerengan tidak berpengaruh terhadap diameter dan tinggi tanaman. Dari semua hasil sidik ragam antara kelerengan dengan tinggi dan diameter berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui kelerengan yang berpengaruh. Hasil uji lanjut Duncan hubungan antara pertumbuhan diameter LOA satu dan dua tahun dengan tingkat kelerengan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil uji lanjut Duncan hubungan pertumbuhan diameter dengan tingkat kelerengan Nilai rata-rata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata Pengelompokan Duncan Nilai rata-rata N Perlakuan A 1.62467 600 Datar B 1.50867 600 Curam B B 1.48133 600 Sedang Dari Tabel 12 dapat dilihat hasil uji lanjut kelerengan terhadap pertumbuhan diameter LOA TPTII satu dan dua tahun, diketahui bahwa pertumbuhan diameter pada kelerengan datar lebih baik dibandingkan dengan kelerengan sedang dan curam. Untuk hasil uji lanjut Duncan hubungan antara pertumbuhan tinggi LOA satu dan dua tahun dengan tingkat kelerengan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 13 Hasil uji lanjut Duncan hubungan pertumbuhan tinggi dengan tingkat kelerengan Nilai rata-rata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata Pengelompokan Duncan Nilai rata-rata N Perlakuan A 168.902 600 Curam B 160.717 600 Sedang B B 159.990 600 Datar Pada Tabel 13 dapat dilihat hasil uji lanjut kelerengan terhadap pertumbuhan tinggi LOA TPTII satu dua tahun, diketahui bahwa pertumbuhan tinggi pada kelerengan curam lebih baik dibandingkan dengan kelerengan datar dan sedang. 5.3 Analisis Tanah Faktor lingkungan adalah faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tegakan hutan, yaitu iklim, bentuk lahan, ketinggian tempat, dan topografi, dimana secara umum sangat sulit untuk dikendalikan atau dikelola. Upaya yang dilakukan pada kegiatan budidaya tanaman yaitu pendekatan kepada kesesuaian lahan. Peningkatan pertumbuhan pohon atau tanaman dapat dilakukan melalui perbaikan kesuburan tanah. Tanah merupakan faktor edafis yang penting bagi pertumbuhan perakaran pohon dan perkembangannya. Kegiatan kehutanan dan pertanian memerlukan tanah yang subur bagi berhasilnya usaha penanaman. Kesuburan tanah diartikan sebagai kesuburan kimiawi dan fisika, yang memungkinkan pohon tumbuh dengan baik dan menghasilkan kayu produk lainnya. Kesuburan tanah merupakan kekuatan di dalam budidaya hutan tanaman, tanah yang subur akan memberikan peluang keuntungan yang besar dalam pengusahaan hutan tanaman. Berikut ini dipaparkan mengenai sifat fisis dan kimia tanah pada areal penelitian.

5.3.1 Sifat Fisika Tanah

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

1 9 81

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Hubungan Lebar Jalur Tanam dengan Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 4 31