Green Marketing KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

perilaku green konsumen, untuk mengidentifikasi pasar dari green product, untuk membagi green market ke dalam segmen yang berbeda berdasarkan pada kebutuhan konsumen, untuk mengembangkan strategi green positioning, dan untuk memformulasikan program green marketing mix Jain and Kaur, 2004. Semakin pentingnya green marketing di masa depan, maka studi ini mendiskusikan konsep dari green brand equity yang dibangun oleh tiga konstruk yaitu: green trust, green satisfaction, dan green brand image. Dan Customer loyalty yang dibangun oleh dua konstruk yaitu: behavioral loyalty dan attitudinal loyalty.

B. Green Brand Image

Brand image memainkan peranan penting di dalam pasar dimana sulit untuk mendifferensiasikan produk atau jasa berbasis pada fitur kualitas tangiblenya Mudambi et al., 1997. Jika kita menganalisa definisi umum dari produk, kita akan menemukan bahwa terdapat tiga tingkatan dari definisi tersebut: yang pertama adalah produk itu sendiri, yang termasuk di dalamnya adalah aspek fisik dan tangiblenya desain, fitur, kemasan, dll; tinbgkatan yang kedua mengarahkan pada jasa yang ada pada produk tersebut garansi, keuangan, layanan purna jual, dll; dan level yang ketiga termasuk di dalamnya aspek intangible seperti nama merek, persepsi kualitas, reputasi, dll de Chernatory and Mcdonald, 1998. Konsep abstrak yang lain seperti brand value, brand image dapat memiliki pengertian dan interpretasi yang banyak menurut pada sudut pandang yang berbeda-beda yang berhubungan dengan studi tentang bisnis contoh; sudut pandang psikologi. Salah satu definisi dari brand image yang telah diterima secara luas di dalam literatur adalah yang dikontribusikan oleh keller 1993, yang mendefinisikan Brand image sebagai persepsi mengenai sebuah merek yang direfleksikan sebagai asosiasi yang ada di dalam benak konsumen. Menurut keller, asosiasi ini dapat tercipta karena pengalaman langsung dari konsumen akan sebuah barang atau jasa, atau informasi yang telah dikomunikasikan oleh perusahaan itu sendiri, oleh perusahaan periklanan ataupun word of mouth dan dengan membuat kesimpulan yang mengacu kepada asosiasi yang sudah ada sebelumnya mengenai perusahaan, originalitas, dll. Definisi dasar brand image menurut Cretu and Brodie 2007; Padget and Allen 1997, “Brand image termasuk di dalamnya arti simbolik yang berasosiasi dengan atribut yang spesifik dari sebuah produk, dan ini dapat didefinisikan sebagai sebuah gambaran mental dari seorang konsumen terhadap suatu produk di dalam pikiran konsumen yang hal ini berhubungan dengan sebuah penawaran”. Masih berhubungan dengan hal tersebut, brand image adalah kumpulan persepsi mengenai sebuah produk yang direfleksikan oleh asosiasi merek pada konsumen Cretu and Brodie, 2007; Keller, 1993. Brand image juga didefinisikan sebagai sebuah kumpulan persepsi mengenai fakta-fakta sebuah merek Kotler, 1988, p. 197 atau sebuah kumpulan asosiasi, biasanya diorganisasikan dalam beberapa cara yang mempunyai arti khusus Aaker, 1992, pp. 109-10. “Brand” biasanya dibedakan dari fungsi sebuah produk, di mana biasanya brand dikuatkan kedudukanya dengan advertising. Dengan demikian untuk melengkapi proses transformasi dari aspek fungsional sebuah produk saja menjadi merek yang abadi. Kim 1990 menganjurkan bahwa “Produk adalah benda fisik......merek tidak mempunyai aspek tangible, fisik, ataupun fungsional......belum nyata seperti sebuah produk. Abstrak, tidak berwujud......ada seperti sebuah dongeng yang ada di dalam benak konsumen p. 65. Produk dipandang berfungsi sebagai penyedia inti benefit dan brand bertanggung jawab untuk menciptakan aura yang melingkupi sebuah produk. Berdasarkan definisi-definisi di atas, studi ini mengajukan sebuah novel construct yaitu “green brand image” yang didefinisikan sebagai ”kumpulan persepsi terhadap sebuah merek di dalam benak konsumen yang hal tersebut berhubungan dengan environmental commitment dan environmental concern”. Konsumen memilih sebuah produk berdasar pada kepuasan satisfaction yang telah dirasakan dari produk tersebut, maksudnya adalah ekspektasi secara subyektif dan rasa suka untuk menyenangi sebuah produk Weiner, 2000,

Dokumen yang terkait

Analisa faktor-faktor ketertarikan Konsumen terhadap Sepeda Motor Honda di Kota Medan dengan Analisis Konjoin

5 45 65

Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

2 56 106

Pengaruh Brand Positioning Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

12 68 115

ANALISIS BRAND LOYALTY PADA PRODUK SEPEDA MOTOR MEREK HONDA

0 4 23

Analisis pengaruh event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image produk PT. astra honda motor (AHM); studi kasus pada konsumen sepeda motor honda di wilayah Karang Mulya Ciledug

2 49 120

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Vario Di Kabupaten Sragen.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Vario Di Kabupaten Sragen.

0 1 13

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH MEREK TERHADAP BRANDEQUITY SEPEDA MOTOR HONDA DI KOTA BOYOLALI.

0 1 5

PENGARUH SATISFACTION, BRAND TRUST DAN BRAND LOYALTY TERHADAP BRAND EQUITY (Studi Kasus Pada Pengguna Sepeda Motor Honda di Kota Semarang) Tesis

0 0 12

Analisis pembentukan brand equity untuk menentukan kekuatan dan kelemahan produk sepeda motor Honda : studi kasus pada konsumen sepeda motor Honda di POLLOS MOTORSPORT - USD Repository

0 0 120