· Saya puas dengan merek Honda karena merek ini peduli
terhadap lingkungan.
3. Green Trust
Studi mengacu pada Blau 1964, Schurr and Ozane 1985, dan Ganesan 1994, studi ini mendefinisikan “green trust” sebagai
“sebuah kemauan untuk bergantung pada sebuah produk, jasa, atau merek berbasis pada kepercayaan atau harapan yang dihasilkan dari
kredibilitas, kebaikan, dan kemampuan produk tersebut atas kepedulian terhadap lingkungan”. Pengukuran bagi green trust
terdapat lima poin: ·
Saya percaya pada komitmen Honda untuk menjaga lingkungan.
· Saya merasa yakin bahwa produk Honda ramah lingkungan.
· Saya
merasa bahwa
Honda telah
membuktikan keseriusannya untuk menjaga lingkungan.
· Kepedulian Honda terhadap lingkungan sesuai dengan
harapan saya. ·
Honda selalu menepati janjinya untuk menjaga lingkungan hidup.
· Honda selalu menjaga komitmennya untuk melindungi
lingkungan.
4. Green Brand Equity
Mengacu pada Aaker 1991 dan Keller 1993, studi ini mendefinisikan “green brand equity” sebagai “kumpulan persepsi
dari liabilitas dan aset sebuah merek mengenai komitmen dan kepedulian mereka terhadap lingkungan baik dari brand itu sendiri,
nama brand dan simbol yang dapat ditambah atau dikurangi dari nilai yang ada pada suatu produk atau jasa”. Berbasis pada
pengukuran brand equity oleh Yoo et al., 2000, Yoo and Donthu 2001, dan Delgado-Balester and Munuera-Aleman 2005,
pengukuran untuk green brand equity pada penelitian ini terdapat empat poin:
· Saya lebih suka membeli produk Honda dibanding merek
lain yang sejenis, karena komitmennya terhadap lingkungan hidup.
· Saya lebih senang membeli merek Honda meskipun merek
lain juga mempunyai keistimewaan ramah lingkungan. ·
Saya lebih senang membeli merek Honda meskipun merek lain juga mempunyai kinerja yang sama baiknya pada
lingkungan. ·
Saya lebih senang membeli merek Honda meskipun merek lain juga mempunyai kepedulian yang sama terhadap
lingkungan.