Green Brand Image KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Brand image juga didefinisikan sebagai sebuah kumpulan persepsi mengenai fakta-fakta sebuah merek Kotler, 1988, p. 197 atau sebuah
kumpulan asosiasi, biasanya diorganisasikan dalam beberapa cara yang mempunyai arti khusus Aaker, 1992, pp. 109-10.
“Brand” biasanya dibedakan dari fungsi sebuah produk, di mana biasanya brand dikuatkan kedudukanya dengan advertising. Dengan
demikian untuk melengkapi proses transformasi dari aspek fungsional sebuah produk saja menjadi merek yang abadi. Kim 1990 menganjurkan
bahwa “Produk adalah benda fisik......merek tidak mempunyai aspek tangible, fisik, ataupun fungsional......belum nyata seperti sebuah produk.
Abstrak, tidak berwujud......ada seperti sebuah dongeng yang ada di dalam benak konsumen p. 65. Produk dipandang berfungsi sebagai penyedia inti
benefit dan brand bertanggung jawab untuk menciptakan aura yang melingkupi sebuah produk.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, studi ini mengajukan sebuah novel construct yaitu “green brand image” yang didefinisikan sebagai
”kumpulan persepsi terhadap sebuah merek di dalam benak konsumen yang hal tersebut berhubungan dengan environmental commitment dan
environmental concern”. Konsumen memilih sebuah produk berdasar pada kepuasan
satisfaction yang telah dirasakan dari produk tersebut, maksudnya adalah ekspektasi secara subyektif dan rasa suka untuk menyenangi sebuah produk
Weiner, 2000,
Satisfaction adalah tingkat kepuasan yang diperoleh dari evaluasi yang dilakukan setelah mengkonsumsi sebuah produk atau tingkat kesenangan
yang didapatkan setelah mengkonsumsi sebuah produk Oliver, 1996; Paulssen and Birk, 2007; Ruyter and Bloemer, 1999. Jadi, satisfaction
adalah tingkat dari keseluruhan kesenangan atau kepuasan yang diharapkan oleh konsumen, yang dihasilkan dari kualitas sebuah produk atau jasa untuk
memenuhi ekspektasi, hasrat, dan kebutuhan konsumen Mai and Ness, 1999.
Customer satisfaction juga didefinisikan sebagai bagian emosional yang terdapat di dalam respon pada evaluasi terhadap layanan Cadotte et
al., 1987; Westbrook 1981. Johnson and Forrel 1991 menyatakan bahwa pengalaman mempunyai efek pada evaluasi kepuasan. Dalam terminologi
secara luas, “satisfaction” dapan dipahami sebagai sikap individual terhadap berbagai aspek dalam kehidupannya, sebagai contoh pekerjaan seseorang
Judge et al., 2001. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda dalam waktu yang sama, sebagai contoh seseorang mungkin
bisa terpuaskan dengan bagaimana dia mendapatkan pelayanan oleh pergawai bank, di mana di saat yang sama dia merasa tidak puas akan waktu
jam buka bank tersebut. Oliver 1996, satisfaction adalah respon emosional yang didapat
setelah mengkonsumsi sebuah produk yang hal ini dapat muncul karena hasil dari membandingkan antara hasul yang diharapkan dan hasil yang
didapatkan secara nyata, atau hasil yang muncul tanpa membandingkan
ekspektasi. Keseluruhan sikap konsumen terhadap penyedia layanan Levesque and McDougal, 1996, p. 16 atau reaksi emosional pada
perbedaan atas apa yang telah diantisipasi konsumen dan apa yang konsumen dapat Zineldin, 2000, mengacu pada pemenuhan atas
kebutuhan, tujuan, dan hasrat Oliver, 1999. Berdasarkan pada definisi-definisi di atas, studi ini mengajukan
sebuah novel construct “green satisfaction”, dan mendefinisikannya sebagai “tingkat kepuasan dari konsumsi yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan untuk memenuhi environmental desires konsumen, sustainable expectation, dan green needs”
Corrigan 1996 mendemonstrasikan bahwa negara
Irlandia mempunyai pertumbuhan signifikan sejak mempromosikan Ireland Green
Image. Lebih jauh lagi, Hu and Wall 2005 menyatakan bahwa meningkatnya environmental image dapat meningkatkan daya saing
pariwisata. Sejalan dengan hal tersebut green brand image penting bagi perusahaan yang sedang berada dalam kondisi masyarakat yang semakin
peduli pada lingkungan dan meningkatnya regulasi internasional yang semakin gencar mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan.
Perusahaan dapat mengembangkan konsep dari Green marketing pada produk mereka untuk mrndapatkan keunggulan diferensiasi pada produk
mereka Chen et al., 2006; Peattie, 1992; Potter and van der Linde, 1995. Perusahaan menginvestasikan banyak usaha untuk meningkatkan
brand image mereka, bukan hanya untuk menghindari protes karena
masalah lingkungan atau hukuman namun juga dapat untuk meningkatkan kepuasan konsumen akan environmental desires, sustainable expectation,
dan green needs. Karena Brand Image adalah determinan yang penting dari Customer Satisfaction, studi sebelumnya telah mengusulkan bahwa terdapat
hubungan positif di antara Brand Image dan Customer satisfaction Chang and Tu, 2005; Martenson, 2007. Berdasar pada argumen di atas, semakin
“Green” Image suatu produk maka semakin tinggi tingkat kepuasan pada konsumen
dalam pemenuhan
mereka untuk
memuaskan hasrat
Environmental, dan Green Needs mereka. Maka dari itu, Studi ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Green brand image secara positif berhubungan dengan green
satisfaction.