Bima berangkat ke hutan Tikbrasara
Radja Durjudana tidak begitu setudju dengan memusnahkan Pandawa, karena mereka masih keluarga sendiri.
Tengah-tengah mereka berapat ini sekonyong-konyong menghadaplah Wrekodara. Semua jang hadir terperandjat dan bergerak. “Wrekodara, hendaklah
dinda duduk dekat kanda di sini”. Demikianlah sabda sambutan Maharadja Durjudana.
Setelah diadakan sambutan-sambutan seperlunja, Bima dengan lekas menghadap kepada Pendeta Druna. Dipeluknjalah Bima olehnja.
“Wahai anakku”, demikianlah Druna, “Hendaklah kamu pergi mencari air sutji Tirtaprawira, jang akan menyucikan hidupmu. Apabila terdapat, kamu akan
mendjadi bersih, tak bertjatjat dan akan menguasai hidup. Dengan itu kamu mempunjai wasiat sempurna. Di seluruh dunia tidak ada makhluk jang sepadan
dengan kamu. Kamu dapat melindungi serta memberi kebahagiaan kepada orang tuamu, kebahagiaan jang terbesar dalam tribuana ketiga dunia dan kekal
adanja”.
“Ja, bapakku jang mulia,” sembah Bima, “Sudi apalah kiranja bapak memberi petunjuk tentang letak air sutji itu”.
“Bima anakku”, jawab Pendeta Druna, “tjarilah air sutji itu di hutan Tikbrasara, dalam gua di gunung Tjandramuka, di bawah gunung Gadamana.
Hingga sekarang belum ada jang mengetahui tempatnja”. Wrekodara senang sekali mendengar jawaban itu. Dengan segera ia minta
diri kepada hadirin untuk berangkat. “Wrekodara dindaku”, pesan Durjudana, hendaklah kamu berhati-hati,
djangan sampai sesat djalanmu. Ketahuilah, bahwa tempat jang kamu datangi itu amat berbahaja’.
“Kanda jang mulia, djanganlah kakanda mengchawatirkan hidupku. Saja akan melaksanakan perintah guruku dengan berhati-hati”. Demikianlah djawab
Bima. Setelah itu ia meninggalkan istana dengan tjepat-tjepat. Seluruh rapat agung tersenyum. Radja Mandaraka berkata ”Bagaimanakah
Bima nanti djadinja. Gua Tjandramuka itu sangat berbahaja, karena didiami dua orang raksasa sakti, hingga tak ada seorangpun jang berani mengindjak daerah
itu. Bima pasti menemui adjalnja”. Para hadirin tertawa semua, karena merasa memperoleh tipu muslihat
sebaik-baiknja untuk melenjapkan Bima dari muka bumi. Selandjutnja di istana diadakan pesta besar-besaran.