Pengertian Semiotik Landasan Teoretis

B. Landasan Teoretis

1. Pengertian Semiotik

Kata semiotika diturunkan dari bahasa Inggris: semiotics. Berpangkal pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, bahwa orientasi pembentukan istilah tersebut terdapat pada bahasa Inggris. Akhiran bahasa Inggris –ics dalam bahasa Indonesia berubah menjadi –ik atau –ika Puji Santosa, 1993: 2. Kata semotika berasal dari bahasa Yunani semion, yang berarti tanda. Semiotika adalah cabang ilmu tentang tanda dan segala yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda Zoest, 1993:1. Nama lain semiotika adalah semiologi. Kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang sama yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Peletak dasar teori semotik ada dua orang, yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Saussure yang dikenal sebagai bapak ilmu bahasa modern mempergunakan istilah semiologi, sedang Peirce yang seorang ahli filsafat memakai istilah semiotik. Kedua tokoh tersebut berasal dari dua benua yang berjauhan, Eropa dan Amerika, dan tidak saling mengenal, sama-sama mengemukakan sebuah teori yang secara prinsipal tidak berbeda Burhan Nurgiyantoro, 2000:39. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu teori semiotik, yaitu dari Michael Riffaterre. Pengunaan semiotik Riffaterre merupakan usaha untuk mengungkap makna serta menelusuri hipogramnya dengan melalui beberapa tahapan, yaitu bentuk ketidaklangsungan ekspresi puisi, pembacaan heuristik dengan terdapat kegiatan memparafrasekan per-bait puisi. Selanjutnya pembacaan hermeneutik, merupakan proses pembacaan berdasar konvensi sastra puisi dan pemberian makna puisi. Tahapan selanjutnya adalah pencarian matriks kata kunci, model dan varian-varian, serta penelusuran hubungan intertekstual atau hipogramatik puisi.

2. Semiotik Riffaterre