Matriks, Model dan Varian-varian Puisi Saudara Kembar

mengenal dirinya. Dengan mengenal dirinya, maka tokoh Bima akan mengenal Tuhannya. Dari matriks, model dan varian-varian tersebut dapat disimpulkan bahwa tema puisi Bima yaitu perjalanan tokoh Bima untuk memahami makna kehidupan. Memahami kehidupan akan dapat mengenal akan diri dan penciptanya. Amanat dari puisi Bima adalah sebagai berikut. Dalam kaitannya dengan kehidupan, setiap manusia atau orang yang hidup di dunia jangan sampai membuat kerusakan. Setiap manusia dituntut untuk selalu sadar akan hidupnya, ingat dan selalu waspada akan hal yang terjadi di sekitarnya. Dalam menjalani hidupnya, manusia agar selalu kuat dalam menghadapi cobaan hidup meskipun cobaan itu sangat berat. Dalam hidupnya, setiap manusia agar berusaha untuk mengenal akan dirinya sendiri, mengetahui sifat, kelemahan, dan kelebihan untuk hidup yang lebih baik.

2. Matriks, Model dan Varian-varian Puisi Saudara Kembar

SAUDARA KEMBAR karya Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulan puisi Keroncong Motinggo tiba-tiba sebagai kilat cermin di tangannya mengingatkan dia kepada lubuk laut lain di mana ia pernah menjenguk dan berjumpa dengan gambar muka seperti saudara kembar begitu serupa tercipta dari ilham yang sama ia tidak bertukar kata hanya tahu ia ditunggu sejak dulu rindu yang dahsyat lalu membuatnya berpaling Matriks dalam puisi Saudara Kembar adalah kesadaran tokoh Bima akan hakikat kehidupan. Matriks ini ditransformasikan menjadi model “saudara kembar”. Model tersebut ditransformasikan menjadi varian-varian yang berupa uraian dalam bait 1, 2, 3. Varian pertama: tokoh Bima ingat akan keadaan dirinya sebagai seorang manusia. Keadaan tokoh Bima yang ingat dan sadar sebagai seorang manusia untuk selalu berusaha mengetahui tentang dirinya. Tokoh Bima melakukan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan makhluk yang mempunyai bentuk dan rupa yang sama dengan dirinya, tak lain adalah Dewa Ruci. Pertemuan tokoh Bima dengan tokoh Dewa Ruci menjadi jalan bagi tokoh Bima untuk mengenal diri sebagai seorang manusia dan makna kehidupannya. Varian pada bait kedua: tokoh Bima berdiam diri dengan penuh ketenangan, merenungi dan memahami segalanya. Bima melakukan meditasi, memusatkan perhatian dan batinnya. Tokoh Bima tanpa ragu-ragu sedikitpun melakukan semua hal yang memang harus dilaksanakannya. Hal ini karena kesungguhan kehendak dan hati tokoh Bima untuk mengetahui makna hidup. Varian pada bait ketiga: ketika harapan telah terpenuhi maka harus melaksanakan kewajibannya. Tokoh Bima mengetahui tentang asal mula dan akhir dari kehidupan, sehingga merasakan kenikmatan dan kebahagian. Tokoh Bima harus kembali ke tempat asalnya karena mempunyai kewajiban, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang kesatria untuk membela nusa dan bangsa. Dari matriks, model dan varian-varian tersebut dapat disimpulkan bahwa tema puisi Saudara Kembar yaitu kesadaran tokoh Bima tentang makna kehidupan dan kesadaran sebagai seorang manusia atau makhluk. Amanat puisi Saudara Kembar sebagai berikut. Sebagai seorang makhluk, manusia agar selalu ingat dan sadar akan dirinya. Setiap manusia diharapkan agar dapat berintrospeksi akan kesalahan yang telah diperbuat dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan itu. Setiap manusia diharapkan agar selalu berusaha memahami pentingnya kehidupan, agar selalu ingat dan tetap melaksanakan tugas serta tanggung jawab dalam setiap kehidupan.

3. Matriks, Model, dan Varian-varian Puisi Telinga TELINGA