Gambar 13. Rata-rata indeks stimulasi proliferasi sel limfosit kontrol standar, kontrol positif, dan semua ekstrak hasil kegiatan ekstraksi bertingkat dengan metode
maserasi Keterangan:
Kontrol standar Pokeweed 9.09 gml
Lipopolisakarida 9.09 gml Ekstrak heksana gml
Ekstrak etil asetat gml Ekstrak etanol gml
Ekstrak akuades gml
2. Pengaruh Ekstrak Senyawa
ββββ
-Glukan
Sampel kultur sel limfosit dalam pengujian pengaruh ekstrak senyawa β
-Glukan diperlakukan dengan kontrol standar, kontrol positif mitogen PKW, LPS, dan Con A, standar
senyawa β
-glukan murni, dan ekstrak senyawa β
-Glukan yang diperoleh dari kegiatan ekstraksi dan purifikasi senyawa
β -Glukan yang berasal dari tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik.
Hasil rata-rata indeks stimulasi yang diberikan oleh pengaruh larutan mitogen PKW, LPS, dan Con A terhadap proliferasi sel limfosit menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan
kontrol standar. Hal ini menunjukkan mitogen yang digunakan tidak berfungsi dengan baik karena kemungkinan kualitas mitogen yang sudah tidak bagus. Konsentrasi kontrol positif
berupa mitogen PKW, LPS, dan Con A yang masing-masing adalah 9.09 µ
gml memberikan nilai rata-rata indeks stimulasi secara berurutan adalah 0.86, 0.70, dan 0.82.
Pengaruh β
-glukan ekstrak pada konsentrasi 6666.67 µ
gml memberikan nilai rata-rata indeks stimulasi tertinggi dibandingkan kontrol standar, kontrol positif, dan
β -glukan STD,
yakni dengan nilai 1.21. Sampel β
-glukan STD dengan konsentrasi yang sama dengan β
- glukan ekstrak memberikan daya yang lebih rendah dalam menstimulasi proliferasi sel
limfosit, yakni dengan rata-rata indeks stimulasi 0.92, jika dibandingkan dengan sampel β
-
glukan ekstrak. Namun, nilai tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata indeks stimulasi ketiga mitogen. Rendahnya senyawa
β -glukan STD tersebut menunjukkan
kemungkinan bahwa ekstrak senyawa β
-glukan dari tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik lebih baik dalam menstimulasi proliferasi sel limfosit. Hal ini menunjukkan kemampuan
ekstrak β
-glukan tersebut sebagai senyawa imunomodulator. Ilustrasi dari proliferasi sel limfosit ini ditunjukkan pada Gambar 14. Perolehan absorbansi hasil pembacaan dengan
ELISA reader dan nilai rata-rata indeks stimulasi ekstrak β-glukan terhadap proliferasi sel limfosit manusia disajikan pada Lampiran 25.
Gambar 14. Rata-rata indeks stimulasi proliferasi sel limfosit yang dikultur dengan kontrol standar, mitogen,
β -glukan standar, dan ekstrak
β -glukan pearl millet
Keterangan: Kontrol standar
Pokeweed 9.09 gml Lipopolisakarida 9.09 gml
Convavalin A 9.09 gml β-glukan standar gml
Ekstrak β-glukan gml Ekstrak senyawa
β -glukan dengan konsentrasi tersebut di dalam kultur sel ternyata
memberikan asumsi konsumsi tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik sebanyak 909.09 ghari. Bobot tepung ini lebih besar jika dibandingkan bobot asumsi konsumsi awal yang
hanya 100 ghari. Mekanisme kerja senyawa
β -glukan yang paling sering dipublikasikan terdiri dari
kegiatan augmentasi dari fagosit dan aktivitas proliferasi dari sel fagosit mononuklear yang terdiri dari sel monosit, sel makrofag, dan sel dendritik Novak dan Vetvicka, 2008.
Aktivitas proliferasi sel makrofag dan sel dendritik akan mengaktifkan proliferasi sel limfosit karena menjadi semacam pengkode hadirnya antigen dalam tubuh. Hal ini menunjukkan
bahwa senyawa β
-glukan mampu berfungsi dalam meningkatkan kerja sistem imun nonspesifik dan spesifik.
Namun, mengingat β
-glukan termasuk dalam jenis serat tidak larut, maka peran imunomodulator yang dilakukannya adalah secara tidak langsung. Dalam tubuh, senyawa ini
akan diubah menjadi SCFA Short Chain Fatty Acid terlebih dahulu sebelum dapat mengaktifkan sel reseptor limfosit. SCFA tersebut dapat dimanfaatkan oleh bakteri probiotik
sebagai makanannya sehingga selanjutnya bakteri probiotik tersebut mampu menstimulir proliferasi sel limfosit Fitrial, 2008.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian pengaruh ekstrak dari tepung pearl millet pada berbagai tingkat polaritas nonpolar, semi polar, dan polar dan pembandingnya dengan pelarut akuades, serta
senyawa β
-glukan dari tepung pearl millet yang telah disosoh 100 detik terhadap proliferasi sel limfosit menggunakan metode MTT didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan, tidak semua ekstrak yang pada tingkatan konsentrasi yang digunakan pada
kultur sel dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit. 2.
Ekstrak heksana pada semua tingkatan konsentrasi ekstrak pada kultur sel 40.88 µ
gml, 81.77 µ
gml, dan 163.54 µ
gml tidak dapat menstimulasi proliferasi sel limfosit dengan baik karena nilai rata-rata indeks stimulasinya kurang dari 1.00. Sedangkan ekstrak lain yang memberikan
indeks stimulasi sama dengan atau lebih besar dari 1.00 adalah ekstrak etil asetat pada konsentrasi 11.43 µgml dengan rata-rata indeks stimulasi 1.00, ekstrak etanol pada konsentrasi
117.59 µgml dengan rata-rata indeks stimulasi 1.10, ekstrak akuades pada semua tingkatan konsentrasi, yakni 223.88 µgml, 447.76 µgml, dan 895.53 µgml, menunjukkan nilai rata-rata
indeks stimulasi secara berurutan adalah 1.04, 1.12, dan 1.35, dan ekstrak β
-glukan pada konsnetrasi 6666.67 µgml dengan indeks stimulasi 1.21.
3. Nilai rata-rata indeks stimulasi ekstrak akuades terhadap peningkatan proliferasi sel limfosit
menunjukkan kenaikan nilai seiring dengan peningkatan jumlah konsentrasi ekstrak pada kultur sel.
4. Untuk larutan ekstrak yang memiliki rata-rata indeks stimulasi lebih dari 1.00 memberikan
indikasi awal bahwa larutan ekstrak tersebut memiliki aktivitas imunomodulator.
B. SARAN
1. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui sifat toksik dari pengaruh ekstrak secara pasti
dengan melakukan perhitungan jumlah sel limfosit yang mati pada kultur sel dengan metode pewarnaan tripan blue.
2. Besar nilai indeks stimulasi yang lebih besar dari 1.00 dari pengaruh ekstrak dalam penelitian
ini menunjukkan adanya komponen bioaktif terlarut ataupun komponen lainnya, seperti protein, yang dapat menstimulir proliferasi sel limfosit pada kultur sel. Untuk itu sebaiknya
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengujian komponen bioaktif dari tepung biji pearl millet tersebut.