Ekstrak etanol dalam penelitian ini yang mampu menstimulasi proliferasi sel limfosit manusia secara baik hanya pada konsentrasi 117.59
µ gml dengan nilai rata-rata indeks
stimulasi lebih besar dari kontrol standar, yakni 1.10. Hasil ini menunjukkan kemungkinan ekstrak etanol dari tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik dengan kandungan senyawa
polar terlarutnya memiliki kemampuan sebagai senyawa imunomodulator. Konsentrasi ekstrak etanol pada kultur sel yang tidak sesuai dengan konsentrasi ekstrak
etanol secara teoritis mengindikasikan fakta baru bahwa banyaknya tepung biji pearl millet yang diasumsikan terkonsumsi hanyalah sebesar 18.18 ghari dari asumsi konsumsi awal
yang adalah 100 ghari.
d. Pengaruh ekstrak akuades terhadap proliferasi sel limfosit secara in vitro
Ekstrak akuades yang dijadikan sebagai pembanding ketiga ekstrak tersebut memiliki kenaikan nilai rata-rata indeks stimulasi seiring dengan kenaikan konsentrasi ekstrak pada
kultur sel, yakni pada konsentrasi terendah 223.88 µ
gml memberikan hasil rata-rata indeks stimulasi terendah pula yakni 1.04, lalu pada konsentrasi dua kali dari konsentrasi terendah
447.76 µ
gml memiliki nilai 1.12, dan pada konsentrasi tertinggi 895.53 µ
gml adalah 1.35. Pengaruh ekstrak akuades terhadap proliferasi sel limfosit diilustrasikan secara jelas pada
Gambar 12.
Gambar 12. Rata-rata indeks stimulasi proliferasi sel limfosit kontrol standar dan ekstrak akuades
Larutan ekstrak akuades memberikan rata-rata indeks stimulasi yang bernilai lebih dari 1.00 pada semua tingkatan konsentrasi pada kultur sel. Data ini dapat berarti sebagai
berikut: beberapa komponen fitokimia dan komponen lainnya yang dapat terlarut lebih baik
dengan penggunaan pelarut akuades dibandingkan pelarut heksana, etil asetat, dan etanol,
komponen terlarut dalam ekstrak tersebut lebih baik dalam menstimulasi proliferasi sel limfosit,
ekstrak akuades dapat mengandung komponen lain seperti protein larut air, serat larut air, mineral dan vitamin larut air, serta komponen lainnya yang dapat meningkatkan
proliferasi limfosit karena dapat berfungsi sebagai antigen non-toksik yang terdeteksi oleh sel limfosit, dan
walaupun terdapat residu pada suspensi sampel ekstrak, tetapi residu ini tidak bersifat toksik bagi sel pada konsentrasi yang masih dapat ditolerir oleh sel itu sendiri. Hal ini
dikarenakan komponen utama penysusun pelarut akuades adalah H
2
0. Konsentrasi ekstrak akuades pada kultur sel yang tidak sesuai dengan konsentrasi
ekstrak akuades secara teoritis mengindikasikan fakta baru bahwa banyaknya tepung biji pearl millet yang diasumsikan terkonsumsi hanyalah sebesar 18.18 ghari dari asumsi
konsumsi awal yang adalah 100 ghari.
e. Pengaruh ekstrak tepung biji pearl millet tersosoh 100 detik secara keseluruhan