BAB II LANDASAN TEORI
4.1. Deskripsi Teori
2.1.1. Sistem Pengukuran Kinerja
Pengukuran  kinerja  menurut  Neely  et.  al.,  2005  adalah  proses  kuantifikasi tindakan, dimana pengukuran adalah proses kuantifikasi, dan tindakan mengarah kepada
kinerja.  Tujuan  lebih  lanjut  dari  kinerja  ini  adalah  adanya  efisiensi  dan  efektifitas  dari setiap  tindakan  yang  diambil.  Secara  lebih  luas  pengukuran  kinerja  dapat  diartikan
sebagai  suatu  proses  penilaian  kemajuan  yang  dicapai  perusahaan  dalam  rangka mencapai  sasaran  yang  telah  ditetapkan  termasuk  didalamnya  penilaian  mengenai
efisiensi sumber daya dalam menghasilkan produk dan jasa, kualitas output perusahaan dan  efektifitas  kegiatan  organisasi  dalam  rangka  mencapai  tujuan  organisasi
Taufiqurrahman, 2011.
Menurut  Yuwono  et.  al.,  2004  pengukuran  kinerja  adalah  tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan.  Hasil  pengukuran  tersebut  kemudian  digunakan  sebagai  umpan  balik  yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana
perusahaan  memerlukan  penyesuaian-penyesuaian  atas  aktivitas  perencanaan  dan
pengendalian Taufiqurrahman, 2011.
U.S. General Accounting Office Artley et al, 2001 mendefinisikan pengukuran kinerja  sebagai  suatu  aktivitas  memonitor  secara  terus-menerus  terhadap  pencapaian
Universitas Sumatera Utara
program,  terutama  kemajuan  ke  arah  pencapaian  tujuan  jangka  panjang.  Di  dalam pengukuran  kinerja,  disebutkan  tentang  level  dari  aktivitas  yang  berhubungan  dengan
program,  output  dari  program,  baik  berupa  produk  secara  langsung  maupun  jasa,  serta outcome  dari  produk  atau  jasa  tersebut.  Program  yang  dimaksud  tersebut  dapat  berupa
aktivitas, proyek, fungsi, atau kebijaksanaan yang mengidentifikasikan tujuan.
Dari  definisi-definisi  tersebut,  terdapat  dua  dimensi  penting  yang menggambarkan  pengukuran  kinerja  yaitu  efisiensi  dan  efektivitas.  Sumanth  1984
mendefinisikan  efisiensi  sebagai  rasio  jumlah  output  yang  dihasilkan  terhadap  jumlah standar  output  yang  diharapkan.  Sedangkan,  efektivitas  adalah  derajad  pencapaian
sasaran.  Dengan  perkataan  lain,  efektivitas  adalah  suatu  ukuran  yang  menjelaskan
seberapa baik hasil yang dicapai relatif terhadap sasaran yang ditetapkan.
Pengukuran  kinerja  pada  suatu  perusahaan  dalam  periode  atau  jangka  waktu tertentu  sangat  diperlukan  agar  prestasi  perusahaan  dalam  periode  tersebut  dapat
diketahui,  apakah  sudah mencapai  kinerja yang diharapkan atau belum, sehingga dapat menjelaskan  hubungan  sebab-akibat  antara  kegiatan  pengukuran  kinerja  yang  telah
dilakukan  dengan  hasil  akhir  yang  dicapai.  Pengukuran  kinerja  merupakan  komponen dalam  performance-based  management,  yaitu  suatu  aplikasi  informasi  sistematik  yang
dibangun  berdasarkan  perencanaan,  pengukuran,  dan  evaluasi  kinerja  menuju perencanaan  yang  strategik.  Hasil  pengukuran  kinerja  dapat  dijadikan  landasan  bagi
perusahaan  untuk  mencapai  tujuan  perusahaan  dan  melakukan  perbaikan-perbaikan untuk  meningkatkan  kinerja,  sehingga  pada  akhirnya  perusahaan  dapat  meningkatkan
daya saingnya.
Universitas Sumatera Utara
Artley, et. al., 2001 menjelaskan bahwa pengukuran kinerja sangat diperlukan
karena: 1.
Pengukuran  lebih  memfokuskan  suatu  perusahaan  pada  apa  yang  ingin diselesaikan dan memaksa untuk berkonsentrasi pada waktu, sumber daya,
dan energi dalam mencapai tujuan. 2.
Pengukuran kinerja dapat memperbaiki komunikasi internal karyawan dan
eksternal antar perusahaan dengan konsumen maupun stakeholders. 3.
Pengukuran kinerja akan sangat bermanfaat bagi perusahaan, yaitu dengan menyediakan  suatu  pendekatan  yang  terstruktur,  yang  berfokus  pada
rencana  strategis,  tujuan,  dan  performansi,  serta  adanya  mekanisme
pelaporan pada manajemen tingkat atas. 4.
Pengukuran kinerja
dapat membantu
suatu perusahaan
untuk
mempertanggung jawabkan program serta biayanya.
Neely  et.  al.,  2005  mendefinisikan  sistem  pengukuran  kinerja  sebagai seperangkat  ukuran  kinerja  yang  digunakan  untuk  mengkuantifikasi  baik  efisiensi
maupun  efektifitas  dari  tindakan-tindakan.  Sistem  pengukuran  kinerja  dapat  diuji  pada tiga tingkatan yang berbeda, yaitu:
1.  Pengukuran kinerja secara individu. 2.  Seperangkat  pengukuran  kinerja
–sistem  pengukuran  kinerja  sebagai entitas.
3.  Hubungan  antara  sistem  pengukuran  kinerja  dan  lingkungan  dimana dioperasikan.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka  kerja  perancangan  pengukuran  kinerja  menurut  Neely  dapat  dilihat pada Gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1 Kerangka kerja untuk merancang sistem pengukuran kinerja Sumber : Neely et. al., 2005
Najmi,  et.  al.,  2005  menjelaskan  ada  tiga  elemen  dasar  dalam  perancangan sistem pengukuran kinerja, yaitu:
1.  Arah Menentukan arah perusahaan secara jelas dengan mendefinisikan visi, misi
dan tujuan strategis perusahaan. 2.  Proses-proses
Arah  perusahaan  diimplementasikan  dengan  dalam  setiap  proses  dan aktivitas dengan menerapkan improvement process practices.
3.  Pengukuran Setiap proses diukur menggunakan Indikator pengukuran.
Universitas Sumatera Utara
Interaksi ketiga elemen dasar tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.2. berikut.
Gambar 2.2. Pendekatan Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja sumber : Najmi, et. al, 2005
2.1.2.  Indikator Kinerja