Export Competitiveness Index ECI

sampai ke tahap perdagangan selanjutnya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Distribusi yang sulit ini menjadikan kualitas hortikultura menjadi menurun ketika sampai di negara tujuan. Hal ini menyebabkan komoditi hortikultura Indonesia kalah saing dengan negara pesaing. Manfaat dari produk hortikultura sangat tinggi. Buah-buahan dan sayur- sayuran mengandung vitamin, mineral, serta zat gizi lain yang diperlukan oleh tubuh manusia. Sementara itu tanaman biofarmaka menjadi obat-obatan alami yang bisa dijadikan alternatif obat generik. Sedangkan tanaman hias memiliki nilai estetika untuk ditawarkan berupa keindahan serta aroma yang menarik minat konsumen. Manfaat-manfaat yang disebutkan tadi menjadikan komoditi hortikultura sangat dicari oleh para konsumennya. Kebutuhan konsumsi perkapita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah konsumen, tingkat pendapatan masyarakat, tingkat harga, dan perubahan referensi konsumen. Rata- rata kelompok yang cenderung mengkonsumsi buah dan sayur lebih tinggi adalah kelompok penduduk berpenghasilan tinggi. Sementara itu kelompok yang berpenghasilan rendah cenderung lebih memprioritaskan kebutuhan pangan utama, seperti nasi. Tingkat konsumsi hortikultura masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Pada perhitungan konsumsi produk hortikultura, hanya buah- buahan dan sayur-sayuran saja yang digunakan sebagai dasar perhitungan. Hal ini dikarenakan data untuk konsumsi tanaman hias dan tanaman biofarmaka belum ada yang sahih. Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya pertanian yang sangat tinggi. Kekayaan ini bisa dilihat dari iklim yang mendukung untuk bertani, keragaman varietas serta ketersediaan lahan yang cukup luas jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Oleh sebab itu, sebenarnya Indonesia memiliki potensi ekspor hortikultura yang besar. Jika hortikultura dapat dibudidayakan dan dikembangkan dengan baik, produk-produk hortikultura Indonesia dapat bersaing di pasar internasional, khususnya pasar ASEAN. Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara lain dalam hal penanganan pasca panen, distribusi hasil panen, serta standar mutu. Hortikultura merupakan komoditas yang disajikan dalam bentuk segardibekukan. Produk hortikultura rentan rusak apabila dikemas dan ditangani tidak dengan baik. Oleh sebab itu, kualitas dari produk hortikultura harus selalu terjaga. Hal-hal tersebut menjadi hambatan ekspor hortikultura di pasar internasional. Pasar ASEAN memang lebih bebas jika dibandingkan dengan pasar Jepang, atau Taiwan. Namun, jika produk hortikultura Indonesia tidak memiliki mutu yang baik, Indonesia akan kalah bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN yang juga memproduksi produk hortikultura. Distribusi serta teknologi pengawetan pun menjadi hambatan terbesar hortikultura Indonesia. Permintaan dan harga sebenarnya akan meningkat sejalan dengan perbaikan pada pasca panen, distribusi, serta teknologi. Usaha untuk meningkatkan produktivitas hortikultura Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti optimalisasi dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, pemilihan dan penggunaan teknologi tepat guna, penggunaan bibit unggul, dan sebagainya. Peningkatan produktivitas ini diharapkan bisa meningkatkan devisa negara serta menekan jumlah impor hortikultura agar tidak tidak terjadi atau setidaknya mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia. Kawasan perdagangan bebas ASEAN ASEAN Free Trade Area mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2003. Liberalisasi perdagangan AFTA akan menyebabkan pasar di semua negara anggota ASEAN akan makin terbuka serta makin tajamnya persaingan antar negara di kawasan ini, apalagi jika diberlakukan zero cost pada program Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 nanti. Pada dasarnya, negara-negara anggota ASEAN memproduksi jenis produk perrtanian yang hampir sama karena kondisi iklim dan budaya yang hampir sama, termasuk komoditi hortikultura Hadi dan Mardianto 2004. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang terdiri sayur- sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka tanaman obat, dan florikultura tanaman hias menjadi salah satu komoditi subjek perdagangan internasional. Karena tingkat konsumsinya yang tinggi, maka setiap negara berlomba-lomba untuk memproduksi komoditi hortikultura, baik untuk memenuhi kebutuhankonsumsi domestik maupun untuk diperdagangkan di pasar internasional guna mendatangkan devisa bagi negara mereka. Salah satu kawasan yang berlomba-lomba untuk memproduksi komoditi hortikultura adalah negara- negara kawasan Asia Tenggara yang berada dibawah naungan ASEAN. Negara- negara ASEAN memiliki iklim yang cenderung sama dan sesuai untuk menanam