Kentang Perkembangan Ekspor Hortikultura Indonesia di ASEAN

Indonesia sempat menguasai pangsa ekspor jahe dunia pada era 1990 sampai 1993 sebelum digantikan oleh China Purba 2012. Pada periode tersebut jahe dianggap sebagai salah satu produk unggulan Indonesia. Namun setelah China mulai memproduksi jahe dalam jumlah besar, jahe Indonesia mengalami penuruanan daya saing. Oleh sebab itu, ekspor jahe ke ASEAN perlu ditingkatkan agar jahe Indonesia tetap bersaing di pasar ASEAN. Selain ditunjang oleh letak geografis dan lingkungan alam Indonesia yang cocok untuk mengembangkan tanaman jahe, beberapa klon jahe yang terdapat di Indonesia ternyata memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada klon jahe luar negeri Budarti dan Irianto 2005. Menurut Paimin dan Murhananto 2002 dalam Budiarti dan Irianto 2005, sesuai pencanangan Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN dalam menunjang ekspor nonmigas, jahe merupakan salah satu diantara empat komoditas lainnya, yaitu vanili, jambu mete, dan akar wangi. Tabel 26 Nilai AR Jahe Indonesia dan Negara Pesaing di Pasar ASEAN Tahun 2007-2012. No. Negara Produsen Nilai AR 1 Indonesia 0.029 2 Malaysia 0.226 3 Singapura 0.061 4 Thailand 0.110 Sumber : UNComtrade diolah, 2013 Berdasarkan hasil estimasi AR, keempat negara produsen jahe Indonesia, Malaaysia, Singapura dan Thailand sama-sama memiliki kekuatan untuk menguasai pasar jahe di ASEAN, walaupun jika dilihat dari nilai AR-nya, Malaysia lebih memiliki kekuatan untuk menguasai pasar tersebut. Nilai AR keempat negara tersebut sama-sama memiliki nilai yang positif. Namun menurut Purba 2012, Indonesia bisa menguasai pasar jahe internasional dengan cara peningkatan mutu dan kualitas melalui pemanfaatan perkembangan ilmu dan teknologi. Nilai AR Indonesia lebih kecil dibandingan nilai AR Singapura, padahal Singapura mengimpor lebih banyak jahe dari pasar ASEAN jika dibandingkan dengan Indonesia. Ini yang menjadi salah satu kendala dalam ekspor jahe Indonesia, yaitu rendahnya mutu dan kualitas komoditi jahe Indonesia yang diekspor ke pasar internasional. Tabel 27 Nilai ECI Jahe Indonesia dan Negara Pesaing di Pasar ASEAN Tahun 2007-2012. No. Negara Produsen Rata-Rata ECI 1 Indonesia 1.001 2 Malaysia 1.505 3 Singapura 0.903 4 Thailand 2.232 Sumber : UNComtrade diolah, 2013 Dari hasil estimasi rata-rata ECI, didapatkan nilai rata-rata ECI tomat Indonesia lebih dari satu, ini berarti daya saing tomat Indonesia di pasar ASEAN memiliki tren yang meningkat atau dengan kata lain memiliki pangsa pasar. Pada tahun 2012, tren daya saing tomat Indonesia meningkat tajam karena pada tahun tersebut, nilai ekspor jahe Indonesia meningkat menjadi 543 000 US. Singapura menjadi satu-satunya negara yang mengalami tren daya saing melemah. Malaysia dan Thailand sebagai pesaing kuat memiliki tren daya saing yang meningkat pada periode 2007 sampai 2012.

6.1.7 Temulawak

Hasil estimasi RCA temulawak Indonesia memiliki nilai lebih tinggi dari satu pada periode tahun 2007 sampai 2012, yang berarti temulawak Indonesia memiliki kekuatan untuk bersaing di pasar ASEAN. Karena memiliki daya saing yang kuat, Indonesia dapat berspesialisasi terhadap komoditi temulawak agar dapat lebih dikembangkan di pasar ASEAN. Sementara itu, temulawak Malaysia memiliki daya saing kuat dan lemah pada tahun-tahun tertentu. Sedangkan temulawak Singapura memiliki daya saing yang lemah sepanjang periode 2007 hingga 2012. Tabel 28 Nilai RCA Temulawak Indonesia dan Negara Pesaing di Pasar ASEAN Tahun 2007-2012. Tahun Negara Pesaing Indonesia Malaysia Singapura 2007 0.373 0.951 4.682 2008 1.060 0.897 2.561 2009 0.626 0.582 4.147 2010 0.201 0.224 1.514 2011 1.218 0.242 4.842 2012 1.406 0.685 2.975 Sumber : UNComtrade diolah, 2013 Berdasarkan data UNComtrade, Indonesia menjadi produsen terbesar untuk komoditi temulawak di pasar ASEAN. Indonesia memiliki nilai RCA tertinggi pada tahun 2007, 2009 dan 2011, sebab pangsa ekspor temulawak Indonesia mencapai 50 persen dari ekspor temulawak ASEAN di tahun-tahun tersebut. Hal ini disebabkan permintaan pasar terhadap temulawak terus meningkat karena adanya tren baru di masyarakat untuk menggunakan bahan alami sebagai pengganti bahan-bahan sintetik untuk bahan baku obat Cahyono et al 2011. Temulawak selalu menjadi bahan baku jamu-jamu yang ada di Indonesia. Sementara itu temulawak Malaysia hanya memiliki daya saing yang lemah pada tahun 2007, 2009, dan 2010. Sedangkan temulawak Singapura kurang memiliki daya saing pada periode tahun 2007 sampai 2012. Tabel 29 Nilai AR Temulawak Indonesia dan Negara Pesaing di Pasar ASEAN Tahun 2007-2012. No. Negara Produsen Nilai AR 1 Indonesia 0.519 2 Malaysia 0.453 3 Singapura 0.267 Sumber : UNComtrade diolah, 2013 Hasil estimasi nilai AR menunjukkan bahwa Indonesia, Malaysia dan Singapura memiliki kesempatan yang sama untuk merebut pasar temulawak di ASEAN. Ketiga negara tersebut memiliki nilai AR yang positif. Indonesia memiliki nilai AR paling tinggi dibandingkan negara-negara pesaingnya, sehingga komoditi temulawak Indonesia lebih memiliki kekuatan untuk merebut pasar. Namun agar lebih bersaing, temulawak Indonesia perlu memenuhi standar yang diterapkan oleh negara-negara pengimpor temulawak. Para petani temulawak perlu memperbaiki mutu dan kualitas temulawak yang akan diekspor, karena Indonesia merupakan negara asal temulawak Said 2007 Tabel 30 Nilai ECI Temulawak Indonesia dan Negara Pesaing di Pasar ASEAN Tahun 2007-2012. No. Negara Produsen Rata-Rata ECI 1 Indonesia 1.337 2 Malaysia 2.148 3 Singapura 1.190 Sumber : UNComtrade diolah, 2013