Konsep Daya Saing Konsep Keunggulan dan Daya Saing Ekspor

Tabel 7 Lanjutan No. PenelitiJudul Tujuan Metode Hasil tidak optimal, tingginya biaya ekspor CPO Indonesia, penyelundupan CPO, dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung 3. Dari analisis SWOT maka strategi yang perlu dilakukan untuk mengembangkan daya saing ekspor CPO Indonesia yaitu dengan strategi S- O dengan optimalisasi lahan dan mengembangkan produk hilir; strategi W-O dengan pembinaan dan pengawasan serta menambah dan memperbaiki infrastruktur; strategi S-T dengan memperluas pangsa pasar; dan terakhir stategi W-T dengan memanfaatkan kebijakan pemerintah. 4. Asti Barorotun Minal Karomah 2011Analisis daya saing dan faktor- faktor yang memengaruhi aliran ekspor nenas Indonesia di pasar internasional. 1. Mengetahui posisi daya saing nenas Indonesia di pasar internasional. 2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor nenas Indonesia ke pasar internasional. Metode RCA Revealed Comparative Advantages , metode EPD Export Product Dynamic dan metode IIT Intra-Indstry Trade . 1. Hasil dengan menggunakan RCA menunjukkan bahwa selama periode 2002-2008 nenas Indonesia di pasar internasional memiliki nilai RCA dibawah satu, yang berarti berdaya saing lemah. 2. Hasil dengan menggunakan EPD menunjukkan bahwa selama periode 2002-2008 kinerja ekspor nenas Indonesia terletak pada posisi “Retreat”, disebabkan pertumbuhan pangsa ekspor nenas dari Indonesia ke dunia yang mengalami penurunan, begitu pula pangsa total ekspor Indonesia sehingga dapat dikatakan ekspor nenas Indonesia tidak kompetitif di pasar internasional. 3. Hasil dengan menggunakan IIT menunjukan 18 Tabel 7 Lanjutan No. PenelitiJudul Tujuan Metode Hasil selama periode 2002-2008 keterkaitan perdagangan nenas Indonesia dengan beberapa negara tujuan yaitu Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Macau bersifat perfect inter-industry . Sedangkan keterkaitan dengan negara tujuan lainnya bersifat interindustry. 4. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi aliran ekspor nenas Indonesia dengan negara tujuan adalah pendapatan perkapita, jarak Indonesia dengan negara tujuan, dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara tujuan adalah jumlah penduduk masing-masing negara tujuan dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap US Dollar. 19 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Daya saing ekspor mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk ekspor yang dihasilkan negara itu relatif terhadap kemampuan negara lain Bappenas 2009. Porter 1990 dalam Suprihatini 2005 mengemukakan bahwa daya saing suatu industri dari suatu negara tergantung pada keunggulan dari empat atribut yang dimilikinya yang terkenal dengan sebutan The Diamond of Porter yang terdiri dari: 1 kondisi faktor; 2 kondisi permintaan; 3 industri terkait dan penunjang; dan 4 strategi, struktur dan persaingan perusahaan. Keempat atribut tersebut secara bersama-sama, ditambah dengan kesempatan serta kebijakan pemerintah yang kondusif untuk mempercepat keunggulan dan koordinasi antar atribut tersebut, akan menentukan apakah suatu produk memiliki daya saing di pasar atau tidak. Terkait penelitian ini, konsep daya saing menggunakan pendekatan daya saing ekspor, yaitu RCA Revealed Comparative Advantages, AR Acceleration Ratio , dan ECI Export Competitiveness Index. RCA digunakan untuk melihat spesialisasi produk yang diekspor, sedangkan kekuatan untuk merebut pasar dianalisis dengan metode AR Acceleration Ratio dan tren daya saing komoditi hortikutura yang diolah dengan metode ECI Export Competitiveness Index. Dalam RCA, variabel yang diukur adalah perbandingan antara kontribusi ekspor suatu komoditi terhadap total ekspor suatu negara dengan pangsa nilai produk dalam perdagangan dunia. Dalam AR, variabel yang diukur adalah perbandingan antara ekspor komoditi suatu negara terhadap impor komoditi suatu kawasan, sedangkan dalam ECI, variabel yang diukur adalah rasio pertumbuhan suatu produk dalam suatu negara dengan pertumbuhan produk tersebut di dunia

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Beberapa data di bab-bab sebelumnya sudah mendeskripsikan pentingnya peran sektor pertanian dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu sub sektor yang memiliki prospek cukup baik, dilihat dari volume produksinya yang terus meningkat, adalah sub sektor hortikultura. Hortikultura Indonesia