hortikultura, sehingga hampir semua negara ASEAN memproduksi komoditi hortikultura. Pada Tabel 9 dapat dilihat tiga negara produsen beberapa produk
hortikultura terbesar di pasar ASEAN. Pada tabel di bawah, rata-rata Indonesia selalu termasuk ke dalam tiga produsen terbesar beberapa komoditi hortikultura,
yaitu bunga potong, alpukat, semangka, kentang, jahe, serta temulawak, di pasar ASEAN. Bahkan, menurut data UNComtrade, Indonesia berhasil menjadi
produsen terbesar di pasar ASEAN untuk komoditi temulawak pada tahun 2007 sampai tahun 2012.
Tabel 9 Negara Produsen Terbesar Beberapa Produk Hortikultura di Pasar ASEAN Tahun 2007-2012.
Rank Bunga Potong
Alpukat Semangka
Kentang Jahe
Temulawak 1
Malaysia Singapura
Malayasia Malaysia
Singapura Indonesia
2 Thailand
Indonesia Indonesia
Singapura Indonesia
Singapura 3
Indonesia Kamboja
Thailand Indonesia
Malaysia Malaysia
Sumber : UNComtrade, 2013
5.2 Perkembangan Ekspor Hortikultura Indonesia di ASEAN
Produk hortikultura sudah menjadi salah satu komoditi Indonesia yang di perdagangkan di pasar internasional, walaupun dalam perkembangannya, ekspor
hortikultura Indonesia menemui berbagai kendala seperti standarisasi mutu yang ketat, penanganan pasca panen hortikultura Indonesia yang kurang baik, kualitas
produk yang tidak bisa terjaga, masalah distribusi dan teknologi, serta pengadaan bibit unggul yang masih kurang. Menurut Dumiary 1996, masalah lain dalam
ekspor Indonesia adalah komposisi negara tujuan ekspor. Pasar yang menjadi tujuan ekspor kita terkonsentrasi di beberapa negara tertentu, sehingga jika terjadi
perubahan di negara tersebut, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja ekspor dari Indonesia.
Ekspor Indonesia diekspor melalui berbagai cara. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah melewati pelabuhan. Barang-barang ekspor
Indonesia dimuat dan diberangkatkan di berbagai pelabuhan kecil dan besar yang tersebar di seluruh Indonesia. Ekspor yang berangkat dari pelabuhan kecil
biasanya menuju ke negara tetangga dekat dan pada umumnya memuat dengan volume terbatas. Namun tidak semua pelabuhan di Indonesia aktif beroperasi.
Seringkali ekspor di suatu daerah terpaksa harus dikapalkan melalui pelabuhan di
daerah lain. Belum lagi jika akses dari suatu daerah ke daerah tersebut masih sulit. Hal ini berdampak pada waktu dan biaya produksi. Semakin lama waktu
distribusi, maka kondisi mutu hortikultura Indonesia akan menurun karena hortikultura merupakan produk yang dijual segar. Apalagi jika ditambah dengan
keterlambatan kapal. Hal ini bisa menjadikan produk hortikultura Indonesia kalah bersaing dengan negara lain. Kendala struktural semacam ini tentu saja
menghambat kenrja ekspor. Sebenarnya bisa saja ekspor dilakukan melalui jasa angkutan udara. Namun mahalnya biaya perjalanan dapat meningkatkan biaya
produksi yang akan merugikan produsen. Berikut merupakan volume ekspor bebarapa komoditas hortikultura di
pasar ASEAN. 1. Mangga, Manggis, dan Jambu Biji
Volume ekspor mangga, manggis, dan jambu biji Indonesia dari tahun 2007 sampai tahun 2012 cenderung fluktuatif. Namun pada tahun 2011 terjadi
peningkatan volume ekspor yang sangat drastis yang disebabkan produksi buah dalam negeri meningkat pada tahun tersebut dari 15 490 373 ton pada tahun 2010
menjadi 18 037 554 ton pada tahun 2011 Direktorat Jenderal Hortikultura 2012. Hal ini menunjukkan perkembangan volume ekspor mangga, manggis, dan jambu
biji membaik beberapa tahun terakhir, walaupun ekspor ketiga komoditi ini ke pasar Vietnam, Brunei Darussalam, dan Filipina tidak kontinu setiap tahun.
Negara yang mendominasi pasar ketiga komoditi ini di ASEAN adalah Thailand. Rata-rata Thailand mengekspor 65 persen dari total ekspor mangga, manggis, dan
jambu biji di ASEAN. Meskipun Indonesia hanya berkontribusi sebesar enam persen setiap tahunnya, namun melihat perkembangannya beberapa tahun
terakhir, ketiga komoditi ini berpotensi untuk lebih dikembangkan lagi melihat permintaan atas ketiga komoditi ini terus meningkat setiap tahunnya, terutama
komoditi manggis yang permintaannya melonjak beberapa tahun terakhir. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang paling sedikit mengimpor mangga,
manggis, dan jambu biji dari pasar ASEAN. Indonesia hanya mengimpor sebesar satu persen setiap tahunnya dari total impor komoditi mangga, manggis dan jambu
biji di ASEAN. Pasar tujuan komoditi mangga, manggis, dan jambu biji didominasi oleh pasar Malaysia dan Singapura. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Vo lu
m e
E k
sp o
r Kg
Tahun Vietnam
Singapura Filipina
Malaysia Brunei
4 dimana hanya pasar Malaysia dan Singapura yang kontinyu setiap tahunnya. Sentra produksi mangga di Indonesia adalah Pulau Jawa dengan total produksi
70.64 persen dari total produksi mangga nasional Kementrian Pertanian 2013. Sentra penanaman manggis di Indonesia tersebar mulai dari Aceh hingga Nusa
Tenggara Barat, sedangkan sentra penanaman jambu biji di Pulau Jawa meliputi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera dan
Kalimantan Kementrian Pertanian 2013.
Sumber : UNComtrade, 2013
Gambar 4 Volume Ekspor Mangga, Manggis, dan Jambu Biji Indonesia Tahun
2007-2012 di Pasar ASEAN
2. Alpukat Perkembangan volume ekspor komoditi alpukat Indonesia ke pasar
ASEAN cenderung meningkat lima tahun terakhir. Mulai tahun 2008, volume ekspor alpukat ke pasar ASEAN selalu lebih dari 60 000 kg setiap tahunnya. Pasar
tujuan yang dominan untuk komoditi alpukat di ASEAN adalah pasar Malaysia. Bahkan pada tahun 2011, Indonesia hanya mengekspor ke Malaysia diantara
negara-negara lain di ASEAN. Pada tahun 2008, ekspor alpukat ke Singapura cukup baik, namun ekspor alpukat Indonesia ke pasar Singapura, Brunei
Darussalam, dan Vietnam tidak kontinyu setiap tahun. Pasar alpukat di ASEAN didominasi oleh Singapura selama lima tahun terakhir. Ini sangat ironis melihat
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Vo lu
m e
E k
sp o
r Kg
Tahun Vietnam
Singapura Malaysia
Brunei
luas lahan Singapura yang jauh lebih kecil dari Indonesia. Rata-rata Indonesia mengekspor 20 persen dari total ekspor alpukat di pasar ASEAN setiap tahun.
Indonesia bahkan tidak mengimpor alpukat dari pasar ASEAN selama lima tahun terakhir. Hal ini menyebabkan komoditi alpukat memiliki potensi yang sangat
baik untuk dikembangkan di masa depan. Di Indonesia, alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum dibudidayakan dalam skala usahatani. Daerah sentra
penghasil alpukat adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Kementrian Pertanian 2013.
Sumber : UNComtrade, 2013
Gambar 5 Volume Ekspor Alpukat Indonesia Tahun 2007-2012 di Pasar
ASEAN
3. Semangka Semangka Indonesia memang tidak begitu terkenal di pasar internasional,
namun di pasar ASEAN, semangka Indonesia memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nanas, karena nanas Indonesia tidak memiliki pasar di
ASEAN. Walapun dalam beberapa tahun terakhir ekspor semangka Indonesia ke pasar ASEAN menurun, namun semangka masih berpotensi untuk lebih
dikembangkan. Bisa dilihat pada tahun 2007 dan 2008, ekspor semangka Indonesia ke pasar Malaysia sangat tinggi. Namun sayang, ekspor semangka ke
pasar Malaysia dan Brunei Darussalam tidak kontinyu setiap tahunnya. Pasar
200000 400000
600000 800000
1000000 1200000
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Vo lu
m e
E k
sp o
r Kg
Tahun Singapura
Malaysia Brunei
tujuan semangka Indonesia yang kontinyu setiap tahun hanya pasar Singapura. Walaupun jumlah yang diekspor ke Singapura tidak terlalu besar, namun ekspor
semangka Indonesia ke Singapura konstan dalam lima tahun terakhir. Indonesia rata-rata mengekspor satu persen dari total ekspor semangka di pasar ASEAN
setiap tahunnya. Jumlah tersebut masih kecil dibandingkan dengan negara lain di ASEAN. Untuk pengekspor semangka terbesar di pasar ASEAN adalah Malaysia.
Lebih dari 95 persen dari total ekspor semangka di pasar ASEAN dikuasai oleh Malaysia setiap tahunnya. Sementara itu, Indonesia rata-rata mengimpor tiga
persen dari total impor semangka di pasar ASEAN setiap tahun. Daerah sentra produksi semangka di Indonesia ada di sebagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat, serta Kalimantan Selatan Kementrian Pertanian 2013.
Sumber : UNComtrade, 2013
Gambar 6 Volume Ekspor Semangka Indonesia Tahun 2007-2012 di Pasar
ASEAN
4. Kentang Sayuran Indonesia yang terkenal di pasar dunia adalah kubis, namun di
pasar ASEAN, kentang Indonesia menjadi salah satu komoditi sayuran yang paling banyak di ekspor. Kentang Indonesia memiliki tujuan ekspor yang kontinu
setiap tahunnya, yaitu pasar Singapura dan Malaysia. Dalam lima tahun terakhir, pasar Singapura dan Malaysia selalu menjadi tujuan ekspor kentang Indonesia.
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Vo lu
m e
E k
sp o
r Kg
Tahun Singapura
Malaysia Brunei
Jika pada tahun 2007 hingga 2011 Indonesia lebih banyak mengekspor kentang ke Malaysia, lain halnya pada tahun 2012. Pada tahun 2012 Indonesia ekspor
kentang Indonesia ke Singapura meningkat tajam. Sementara itu ekspor kentang ke Malaysia menurun di tahun ini. Pengekspor terbesar kentang ke pasar ASEAN
adalah Malaysia. Malaysia selalu mengekspor lebih dari 50 persen total ekspor kentang ke pasar ASEAN. Sementara itu, kontribusi ekspor kentang Indonesia ke
pasar ASEAN hanya sekitar 5 persen setiap tahunnya. Tetapi jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, volume ekspor kentang Indonesia ke pasar ASEAN terus
meningkat sejalan dengan permintaan kentang yang terus meningkat. Oleh sebab itu, kentang masih menjadi komoditi yang berpotensi untuk dikembangkan.
Daerah sentra produksi kentang di Indonesia berada di sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat serta Sulawesi Utara Kementrian Pertanian
2013.
Sumber : UNComtrade, 2013
Gambar 7 Volume Ekspor Kentang Indonesia Tahun 2007-2012 di Pasar
ASEAN
5. Tomat Sama seperti kentang, walaupun tomat Indonesia tidak terkenal di pasar
dunia, namun di pasar ASEAN tomat Indonesia memiliki nilai ekspor yang cukup baik dibandingkan dengan sayuran lain. Volume ekspor tomat Indonesia pada