2.2 Jagung Semi Baby corn disebut juga jagung semi atau jagung putri dikenal sebagai
primadona sayuran mini yang manis rasanya dan memiliki komponen gizi utama yaitu betakaroten, vitamin C, vitamin B dan mineral berupa kalsium, fosfor, dan
besi yang bermanfaat bagi pencernaan Arnelia, 2003. Jagung semi merupakan
bagian dari tongkol jagung muda yang dipetik sebelum berbiji .
Menurut Adisarwanto dan Widyastuti 2002, tanda-tanda yang tepat untuk menentukan panen pada jagung semi antara lain: biji bagian dari bunga
betina mulai terisi zat pati yang berbentuk seperti cairan susu, biji belum keras dan bila dipijit akan keluar cairan putih seperti susu, panjang rambut jagung pada
tongkol antara 3 - 5 cm, kelobot pada tongkol jagung berwarna hijau, dan kondisi tanaman jagung masih segar berwarna hijau.
Jagung semi dapat tumbuh pada daerah berketinggian 0 - 1 300 m dpl dan dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas atau dingin dengan temperatur
sekitar 23 - 27° C dan pH sekitar 5.5 - 7.0. Tanah yang disukai jagung semi adalah tanah yang gembur, kaya akan humus, dan tingkat kemiringan yang tidak lebih
dari 8. Namun demikian, jagung semi masih dapat berproduksi tinggi pada tanah yang tidak terlalu subur asalkan mendapatkan pemeliharaan yang teliti.
Seperti juga jagung, baby corn dapat ditanam secara tumpang sari atau secara rotasi dengan padi
BPPT, 2005. Menurut Soemadi dan Mutholib 2000, panen jagung dilakukan saat
tanaman berumur 1 – 1.5 bulan dengan memetik tongkol menggunakan tangan
atau pisau ramping, caranya pelepah daun tempat tongkol berada dibelah sedikit lalu tongkol ditarik ke samping pada bagian yang dibelah tadi dan ujung tongkol
dipotong. Pemanenan jagung semi secara manual dilakukan 1 - 2 hari setelah silking, dimana tongkol masih sangat muda. Pemanenan harus dilakukan segera
agar tidak berukuran terlalu besar dan keras. Frekuensi panen dilakukan setiap 2 - 3 hari sekali dan masa akhir pemanenan sekitar 2 - 4 minggu setelah panen
pertama.
2.3 Pemuliaan Tanaman Jagung Semi