3.4.5 Pemanenan
Kegiatan pemanenan pada umumnya dilakukan setelah tanaman berumur 54 HST di bagian tongkol sudah keluar rambut 2 - 3 cm dan warna kelobot hijau-
tua, yang dilakukan setiap dua hari sekali. Penelitian ini menggunakan 17 genotipe yang berbeda dan varietas hibrida BISI-2 sebagai pembanding
sehingga panen dilakukan sesuai umur panen tiap genotipe. Menurut Fadhil 2004 berdasarkan penelitian yang dilakukannya, genotipe jagung lokal memiliki
umur panen yang pendek yaitu Ketip Kuning 57.5 HST, Genjah Kodok 58.5HST, Lokal Srimanganti 61.0 HST dan Lokal Oesao 62.6 HST
dibandingkan dengan genotipe jagung hasil pemuliaan, Sadewa 62.7 HST.
3.4.6 Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan terhadap 10 tanaman contoh yang kompetitif yang diambil secara acak per genotipe. Peubah yang diamati antara lain :
1. Tinggi tanaman Diukur setelah tanaman keluar tassel bunga jantan, mulai dari
permukaan tanah pada ruas terakhir dimana terdapat akar hingga ujung daun tertinggi yang ditegakkan dan dilakukan satu minggu sekali.
2. Diameter batang Pengukuran ini bersamaan dengan tinggi tanaman, yang diukur pada ruas
terbesar sekitar 5 cm dari ruas terakhir dimana terdapat akar dan dilakukan satu minggu sekali.
3. Jumlah buku per tanaman Perhitungan dari buku terbawah setiap tanaman contoh dan dilakukan satu
minggu sekali. 4. Umur berbunga bunga jantan
Umur saat pertama penanaman sampai 50 dari populasi tanaman keluar malai.
5. Umur panen Nilai rata-rata umur petik tiap tongkol yang dihasilkan tanaman contoh.
6. Jumlah tongkol per tanaman Dihitung berdasarkan semua tongkol yang dihasilkan setiap tanaman
contoh. 7. Bobot tongkol kotor
Ditimbang berdasarkan bobot semua tongkol beserta kelobot dan rambutnya dari setiap tanaman contoh.
8. Bobot tongkol bersih Ditimbang berdasarkan bobot tongkol tanpa kelobot dan rambut tongkol
dari setiap tanaman contoh. 9. Ukuran tongkol
Pengukuran dilakukan terhadap panjang tongkol dan diameter tongkol. Pengukuran panjang tongkol mulai dari bagian pangkal tongkol sampai
ujung tongkol sedangkan diameter diukur pada bagian pangkal tongkol karena berdasarkan pengamatan bagian ini adalah bagian dengan diameter
tongkol terbesar untuk tongkol yang layak pasar. 10. Jumlah tongkol layak pasar
Dihitung dari jumlah tongkol semua tanaman contoh per genotipe. Tongkol layak pasar memiliki ciri-ciri berupa bentuk tongkol yang lurus,
baris bakal biji lurus, tidak cacat atau terserang hama dan penyakit, serta ukuran yang sesuai dengan kriteria kelas yang digunakan oleh perusahaan
jagung semi. Misalnya PT NSI Nusantara Swadaya Industri menetapkan jagung semi kelas A panjang tongkol 4 - 6 cm, kelas B panjang tongkol
6 - 8 cm, kelas C panjang tongkol 8 - 10 cm, dan kelas D panjang tongkol 10 - 12 cm. Pada penelitian ini digunakan standar CODEX
Tabel 1 untuk mengkelaskan jagung semi berdasarkan ukuran tongkol. Tabel 1. Standar CODEX untuk Baby corn Brisco, 2000
Kode Ukuran Panjang Tongkolcm A
5.0 - 7.0 B
7.0 - 9.0 C
9.0 - 12.0
Semua ukuran, minimal harus memiliki diameter tongkol tidak kurang dari 1 cm dan maksimal
tidak lebih dari 2 cm