lebih dari 3 cm. Tongkol muncul tidak serempak sehingga panen tidak dapat dilakukan sekaligus.
Berdasarkan hasil sidik ragam peubah yang diperoleh, pengaruh genotipe untuk semua peubah adalah nyata atau sangat nyata Tabel 3 disarikan dari
Lampiran 3-14 .
Tabel 3. Rekapitulasi Uji F Pengaruh Genotipe Beberapa Karakter Tanaman Jagung.
Keterangan : = berbeda nyata pada taraf 5
= berbeda sangat nyata pada taraf 1 tn
= tidak berbeda nyata
w
= transformasi √x+o.5
4.2 Parameter Genetik
4.2.1 Keragaman Genetik, Keragaman Fenotipik dan Heritabilitas
Nilai ragam genetik V
G
dan ragam fenotipik V
P
pada beberapa peubah yang diamati lebih besar daripada nilai ragam lingkungan V
E
. Hal ini dikarenakan nilai V
P
merupakan hasil penjumlahan dari nilai V
G
dan V
E
. Dengan demikian dapat diartikan bahwa populasi jagung semi untuk beberapa peubah
yang diamati mempunyai ragam genetik luas karena peubah-peubah ini lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada lingkungan.
Nilai koefisien keragaman genetik Tabel 4 diperoleh dari nilai ragam genetik, jika nilai ragam genetik kecil maka koefisien keragaman genetik akan
Karakter F-hitung
Pr F KK
Tinggi tanaman 4.39
0.0001 6.20
Diameter batang 10.43
0.0001 6.18
Jumlah buku per tanaman 71.88
0.0001 3.83
Umur berbunga 109.63
0.0001 1.79
Umur panen rata-rata 11.90
0.0001 3.55
Jumlah tongkol per tanaman 15.92
0.0001 10.43
Bobot tongkol kotor 10.83
0.0001 13.45
Bobot tongkol bersih 12.66
0.0001 16.77
Diameter tongkol 9.02
0.0001 5.86
Panjang tongkol 29.55
0.0001 7.82
Jumlah tongkol layak pasar 2.49
0.0115 10.37
w
Jumlah tongkol afkir 11.88
0.0001 10.94
kecil pula yang menunjukkan variabilitas genetik yang sempit. Menurut Moedjiono dan Mejaya 1994 kriteria KKG relatif yaitu : rendah 0
x≤ 25, agak rendah 25
x≤ 50, cukup tinggi 50 x≤ 75 dan tinggi 75
x≤ 100. Dengan menjadikan nilai absolut 33.10 hasil penelitian ini sebagai nilai relatif 100, maka kisaran nilai absolut koefisien keragaman
genetik KKG jagung semi ini berturut-turut rendah 0 x≤ 8.28, agak
rendah 8.28 x≤ 16.55, cukup tinggi 16.55 x≤ 24.83 dan tinggi
24.83 x≤ 33.10. Berdasarkan kriteria tersebut, karakter yang keragaman
genetiknya relatif rendah adalah : tinggi tanaman, diameter batang, umur panen rata-rata dan jumlah tongkol layak pasar; agak rendah yakni : umur berbunga dan
diameter tongkol; cukup tinggi yakni : jumlah buku per tanaman, jumlah tongkol per tanaman, bobot tongkol kotor, panjang tongkol dan jumlah tongkol afkir; dan
tinggi yakni bobot tongkol bersih. Menurut Warid et al. 1999 seleksi akan efektif dilakukan pada peubah dengan variabilitas genetik luas, yang ditunjukkan
oleh nilai KKG yang tinggi.
Tabel 4. Nilai Ragam Genetik Vg, Ragam Fenotipik Vp, Ragam Galat Ve, Koefisien Keragaman Genetik KKG, dan Heritabilitas Arti Luas
h
2 bs
Beberapa Karakter
Keterangan :
w
= transformasi √x+o.5
Keragaan tanaman jagung semi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Besar atau kecilnya peranan faktor genetik terhadap keragaan tanaman dapat
dilihat dari nilai heritabilitas arti luas h
2 bs
. Pada percobaan nilai heritabilitas
Peubah Vg
Vp Ve
KKG h
2 bs
Tinggi tanaman 225.76
292.32 66.56
6.60 0.77
Diameter batang 3.27
3.61 0.35
1.10 0.90
Jumlah buku per tanaman 5.70
5.78 0.08
18.60 0.99
Umur berbunga 28.99
29.26 0.27
10.80 0.99
Umur panen rata-rata 7.44
8.12 0.68
6.80 0.92
Jumlah tongkol per tanaman 0.30
0.32 0.02
23.20 0.94
Bobot tongkol kotor 117.44
129.39 11.95
24.30 0.91
Bobot tongkol bersih 8.31
9.02 0.71
33.10 0.92
Diameter tongkol 1.46
1.64 0.18
9.60 0.89
Panjang tongkol 3.85
3.98 0.13
24.20 0.97
Jumlah tongkol layak pasar 0.001
0.003 0.002
0.04 0.80
w
Jumlah tongkol afkir 0.21
0.23 0.020
20.80 0.91
yang tinggi terlihat pada hampir semua peubah sehingga secara umum peubah yang diamati tidak banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh nilai h
2 bs
masing-masing peubah yang lebih dari 50. Kriteria
nilai heritabilitas tinggi berkisar 50 - 100 Stanfield, 1991. Nilai heritabilitas yang tinggi Tabel 4 pada penelitian jagung semi ini antara 77.20 - 99.10.
Nilai heritabilitas yang tinggi dari beberapa peubah pada 18 genotipe jagung semi didukung oleh nilai ragam genetik yang luas. Terhadap populasi dengan nilai
heritabilitas tinggi, memungkinkan dilakukan seleksi. Menurut Jonharnas 1995 seleksi pada karakter yang memiliki heritabilitas tinggi akan berlangsung efektif
karena pengaruh lingkungan kecil dan faktor genetik lebih dominan dalam penampilan genotipe tanaman.
4.2.2 Keeratan Hubungan Antar Peubah