4.3.1.3 Jumlah Buku per Tanaman
Berdasarkan tabel sidik ragam Lampiran 5 terlihat bahwa jumlah buku per tanaman berbeda sangat nyata berarti masing-masing genotipe memiliki
perbedaan dalam jumlah buku per tanamannya. Varietas hibrida BISI-2 memiliki jumlah buku per tanaman terbanyak dari genotipe lokal, hasil pemuliaan, dan
introduksi. Berturut-turut adalah jumlah buku per tanaman genotipe lokal, hasil pemuliaan, dan introduksi sebanyak 13.69, 12.23, dan 15.53 buku. Berdasarkan
hasil uji t-Dunnett pada Tabel 7 diperoleh 14 genotipe yang memiliki jumlah buku per tanaman nyata lebih sedikit dibanding varietas hibrida BISI-2 yaitu :
Campaloga, Genjah Kodok, Ketip Kuning, Lokal Oesao, Lokal Srimanganti, Arjuna P18, Bayu, BC 10 MS 15, Nakula, Wisanggeni, EY Pool C4S2, Kiran,
Phil DMR Comp. 2 dan Phil DMR 6.
Tabel 10. Rekapitulasi Uji Kontras Ortogonal Jumlah Buku per Tanaman Beberapa Genotipe Jagung
Kontras a vs b F-hitung
PrF Lokal vs Kiran
11.94
-
0.0015 Pemuliaan vs Genjah Kodok
34.88
-
0.0001 Introduksi vs Genjah Kodok
14.59
-
0.0005 Campaloga vs Genjah Kodok
22.44
-
0.0001
Keterangan : : berbeda nyata pada taraf 5,
: berbeda nyata pada taraf 1,
tn
: tidak berbeda nyata berdasarkan uji kontras ortogonal,
-
: b kurang dibanding a,
+
: b lebih dibanding a,
=
: b sama dengan a.
Berdasarkan uji kontras ortogonal Tabel 10 terlihat bahwa genotipe Kiran sangat nyata memiliki jumlah buku lebih sedikit dibandingkan dengan
genotipe kelompok lokal. Genjah Kodok sendiri sangat nyata jumlah bukunya lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok genotipe hasil pemuliaan, kelompok
genotipe introduksi dan genotipe Campaloga.
4.3.2 Karakter Umur Berbunga dan Umur Panen
Perbandingan karakter generatif pada 17 genotipe jagung dengan varietas hibrida BISI-2 disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Tengah Umur Panen Awal, Umur Panen Akhir, Umur Panen Rata-rata dan Umur Berbunga pada Beberapa Genotipe Jagung
Genotipe Umur
Berbunga HST
Umur Panen Awal HST
Umur Panen Akhir HST
Umur Panen Rata-rata
HST
Lokal
Campaloga 42.67
-
43.33
-
53.67
-
35.31
-
Genjah Kodok 38.67
-
40.77
-
54.22
-
33.52
-
Ketip Kuning 51.33
-
55.13
tn-
68.61
tn-
42.61
tn-
Lokal Oesao 58.00
+
58.20
tn+
65.90
tn-
40.45
-
Lokal Srimanganti 51.33
-
55.60
tn-
67.22
tn-
41.67
tn-
Hasil Pemuliaan
Antasena 53.33
tn-
56.10
tn+
67.87
tn-
43.43
tn-
Arjuna P18 50.67
-
55.53
tn-
68.67
tn-
41.62
tn-
Bayu 49.00
-
53.77
tn-
60.82
tn-
40.30
-
BC 10 MS 15 53.33
tn-
54.17
tn-
67.24
-
42.58
tn-
Nakula 53.33
tn-
56.56
tn+
63.45
-
39.59
-
Sadewa 53.33
tn-
57.70
tn+
64.25
tn-
38.59
-
Wisanggeni 49.67
-
54.30
tn-
62.65
-
39.97
-
Introduksi
EW DMR Pool C6S2 50.67
-
53.80
tn-
68.89
tn-
42.28
tn-
EY Pool C4S2 55.00
tn+
60.03
+
67.33
tn-
40.23
-
Kiran 38.67
-
40.00
-
54.60
-
36.89
-
Phil DMR Comp. 2 44.33
-
44.63
-
65.17
tn-
41.32
-
Phil DMR 6 49.67
-
54.43
tn-
64.00
tn-
39.17
-
Pembanding
BISI 2 54.00
55.70 70.22
44.97
Keterangan : : berbeda nyata pada taraf 5,
tn
: tidak berbeda nyata 5 berdasarkan uji t-Dunnett dengan varietas hibrida BISI-2,
-
: kurang dibandingkan dengan varietas hibrida BISI-2,
+
: lebih dibandingkan dengan varietas hibrida BISI-2,
=
: sama dengan varietas hibrida BISI-2
4.3.2.1 Umur Berbunga bunga jantan
Lampiran 6 menunjukkan bahwa umur berbunga genotipe lokal, genotipe hasil pemuliaan dan introduksi yang digunakan lebih genjah dibanding dengan
varietas hibrida BISI-2. Genotipe introduksi memiliki umur paling genjah diantara genotipe lokal, genotipe hasil pemuliaan dan varietas hibrida BISI-2, umur
berbunganya yaitu 47.67 HST. Umur berbunga ini akan menentukan kapan