Jumlah Tongkol per Tanaman

4.3.3.1 Jumlah Tongkol per Tanaman

Berdasarkan Lampiran 8 dapat dilihat bahwa genotipe berpengaruh sangat nyata sehingga jumlah tongkol per tanaman pada genotipe lokal, genotipe hasil pemuliaan, introduksi dan varietas hibrida BISI-2 masing-masing berbeda. Jumlah tongkol terbanyak yaitu pada genotipe introduksi, Kiran 3.67 tongkol dan Phil DMR Comp 2. 3.33 tongkol. Jumlah ini menentukan banyaknya jumlah tongkol layak dan afkir. Sutjahjo et al. 2005 menyatakan bahwa jumlah tongkol per tanaman tertinggi dimiliki oleh genotipe Lokal Rempek 2.78 tongkol dan Arjuna 2.60 tongkol, sedangkan yang terendah adalah Lokal Nala. Berdasarkan hasil uji t-Dunnett pada Tabel 14 diperoleh 9 genotipe yang memiliki jumlah tongkol per tanaman nyata lebih sedikit dibanding varietas hibrida BISI-2 yaitu : Lokal Oesao, Lokal Srimanganti, Arjuna P18, Bayu, Nakula, Sadewa, Wisanggeni, EY Pool C4S2 dan Phil DMR 6. Genotipe Kiran 3.67 tongkol memiliki jumlah tongkol per tanaman yang nyata lebih banyak dibanding varietas hibrida BISI-2. Hasil penelitian Armanto 1982 menunjukkan bahwa pengambilan tongkol sekunder mengakibatkan munculnya tongkol-tongkol baru dan anak tongkol tersebut tidak keluar menghasilkan biji. Tabel 15. Rekapitulasi Uji Kontras Ortogonal Jumlah Tongkol per Tanaman Beberapa Genotipe Jagung Kontras a vs b F-hitung PrF Lokal vs Antasena 6.63 + 0.0146 Lokal vs Kiran 6.63 + 0.0146 Pemuliaan vs Genjah Kodok 38.66 + 0.0001 Pemuliaan vs Phil DMR Comp. 2 12.82 + 0.0011 Introduksi vs Campaloga 4.42 + 0.0430 Keterangan : : berbeda nyata pada taraf 5, : berbeda nyata pada taraf 1, tn : tidak berbeda nyata berdasarkan uji kontras ortogonal, - : b kurang dibanding a, + : b lebih dibanding a, = : b sama dengan a. Berdasarkan uji kontras ortogonal Tabel 15 terlihat bahwa genotipe Antasena dan Kiran nyata memiliki jumlah tongkol per tanaman lebih banyak dibandingkan dengan kelompok genotipe lokal. Genotipe Genjah Kodok dan Phil DMR Comp. 2 sangat nyata memiliki jumlah tongkol per tanaman lebih banyak dibandingkan kelompok genotipe hasil pemuliaan. Jumlah tongkol yang dimiliki genotipe Campaloga juga nyata lebih banyak dibandingkan dengan kelompok genotipe introduksi. Menurut Rochmah 1999 pemanenan jagung semi pada saat tongkol utama belum berkembang penuh dapat mengatasi atau mematahkan apikal dominan sehingga terbentuk lebih banyak lagi tongkol sekunder.

4.3.3.2 Bobot Tongkol Kotor