Pemuliaan Tanaman Jagung Semi

2.3 Pemuliaan Tanaman Jagung Semi

Pemuliaan tanaman merupakan ilmu dan seni untuk merakit keragaman genetik yang tersedia menjadi varietas tanaman yang berguna bagi manusia Makmur, 1992. Rubatzky dan Yamaguchi 1998 menambahkan, untuk menghasilkan varietas tanaman yang sesuai dengan sistem budidaya yang ada dan tujuan ekonomi yang diinginkan. Teknik penyerbukan buatan tanaman jagung Sibbing bertujuan menghasilkan benih jagung yang memiliki daya tumbuh baik dan persentase hasil benih tinggi, dari hasil perkawinan satu varietas yang sama. Langkah yang umum dilakukan mencakup tiga langkah dasar antara lain : i memotong tongkol jagung yang masih muda dan belum keluar rambut serta menutupnya dengan plastik ii mengumpulkan tepung sari iii melakukan penyerbukan Singh, 1987. Palungkun dan Budiarti 1992 menyatakan pembuangan bunga jantan detasseling dilakukan setelah bunga jantan keluar dan belum sempat mekar sekitar 5 - 6 minggu setelah tanam. Dengan demikian penyerbukan bunga jantan tidak terjadi sehingga energi yang dipakai untuk mekarnya bunga jantan dialihkan untuk memperbanyak pembentukan tongkol baru jagung semi. Menurut Titatarn et al. 1992 pemuliaan jagung semi di Thailand tahun 1976 menyeleksi 147 varietas koleksi plasma nutfah termasuk dari India dan Filipina sehingga dihasilkan satu varietas komposit yaitu Rangsit 1. Tahun 1993 Thailan berhasil melepas varietas hibrida unggul jagung semi yaitu Suwan 3101, NS 1 s C 2 F 2 , CM 90 dan Super Sweet DMR. Menurut Zhao 1991 di Cina tahun 1993 dihasilkan varietas jagung semi yang mampu menghasilkan lima tongkol yaitu Lu Sun Yu 1. Menurut Yodpetch dan Bautista 1983 di Filipina tahun 1983 ditemukan varietas harapan jagung semi yaitu Golden Bantam dan Super Sweet. Di Indonesia, upaya pengembangan jagung semi belum banyak dilakukan. Adapun varietas jagung yang umum digunakan untuk memproduksi jagung semi, baik itu oleh petani maupun pengusaha skala yang lebih besar yaitu hibrida CPI-1 dan Pioneer.

2.4 Analisis Lintas