4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2009 di Kebun Percobaan Lewikopo IPB dimana pada bulan tersebut merupakan akhir
dari musim hujan. Curah hujan yang turun selama penelitian berdasarkan data statistik dari stasiun klimatologi Dramaga yaitu 346.57 mmbulan, dimana pada
bulan Mei curah hujan sangat tinggi 570.60 mm. Suhu udara berkisar 26
o
C dengan kelembaban udara 81.67. Dengan demikian curah hujan tersebut adalah
cukup untuk fase pertumbuhan sampai pembentukan tongkol. Tim Penebar Swadaya 1992 menyatakan bahwa kisaran curah hujan ideal bagi jagung semi
adalah 100 – 125 mmbulan. Data curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara
dicantumkan pada Lampiran 11. Pertumbuhan tanaman jagung cukup baik, terlihat dari daya tumbuh rata-
rata dari 18 genotipe adalah 99.44. Hal ini dikarenakan sebelum penanaman jagung untuk penelitian, benih diperbanyak terlebih dahulu.
Gambar 1 memperlihatkan beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung selama penelitian. Serangan hama mulai terlihat saat tanaman
berumur 3 MST berupa belalang Melanoplus sp., ulat tanah Agrotis ipsilon dan ulat grayak Spodoptera litura. Hama ulat penggerek tongkol Heliothis
armigera dan ulat penggerek batang Sesamia inferens menyerang saat panen jagung semi berlangsung sekitar 40
– 55 HST, akibat serangan keduanya terjadi penurunan kualitas tongkol jagung semi.
Penyakit bulai Sclerospora maydis menyerang tanaman jagung yang masih muda berumur sekitar 3 MST sehingga untuk menghindari penyebaran
penyakit ini dilakukan pencabutan dan pembuangan tanaman jagung yang terserang Gambar 1. Saat tanaman jagung berumur lebih dari 5 MST serangan
bulai cukup luas sekitar 8.04 secara keseluruhan. Genotipe yang banyak terserang bulai antara lain BC 10 MS 15 37.33, Sadewa 14 dan EY Pool
C6S2 15.33. Genotipe BC 10 MS 15 merupakan genotipe hasil pemuliaan yang terserang penyakit bulai cukup tinggi sehingga dalam satu petakan hanya
terdapat 15 – 25 tanaman. Penyakit lain yang menyerang tanaman jagung selama
penelitian adalah hawar daun Helminthosporium maydis dan karat Puccinia sp.. Penyakit hawar daun awalnya berupa bercak-bercak kecil
selanjutnya berwarna coklat kehijauan dan lama kelamaan membesar sedangkan penyakit karat pada tingkatan yang jauh menyebabkan bagian-bagian daun
mengering Semangun, 1991.
a b c
d e f g
h
Gambar 1. Hama dan Penyakit yang Teridentifikasi Menyerang Tanaman Jagung Semi. a ulat tanah b ulat grayak c ulat penggerek
tongkol d batang tanaman jagung akibat serangan penggerek batang e bercak daun f bulai g karat daun dan h hawar
daun Pemanenan jagung semi dilakukan setiap dua hari sekali, dengan ciri-ciri
panen berupa panjang rambut 2 – 3 cm dan warna kelobot hijau tua. Panjang
rambut ini hanya dapat digunakan untuk kriteria pemanenan sampai tongkol kedua saja, panen selanjutnya diperkirakan pada tongkol dengan panjang rambut