4.3.2 Karakter Umur Berbunga dan Umur Panen
Perbandingan karakter generatif pada 17 genotipe jagung dengan varietas hibrida BISI-2 disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Tengah Umur Panen Awal, Umur Panen Akhir, Umur Panen Rata-rata dan Umur Berbunga pada Beberapa Genotipe Jagung
Genotipe Umur
Berbunga HST
Umur Panen Awal HST
Umur Panen Akhir HST
Umur Panen Rata-rata
HST
Lokal
Campaloga 42.67
-
43.33
-
53.67
-
35.31
-
Genjah Kodok 38.67
-
40.77
-
54.22
-
33.52
-
Ketip Kuning 51.33
-
55.13
tn-
68.61
tn-
42.61
tn-
Lokal Oesao 58.00
+
58.20
tn+
65.90
tn-
40.45
-
Lokal Srimanganti 51.33
-
55.60
tn-
67.22
tn-
41.67
tn-
Hasil Pemuliaan
Antasena 53.33
tn-
56.10
tn+
67.87
tn-
43.43
tn-
Arjuna P18 50.67
-
55.53
tn-
68.67
tn-
41.62
tn-
Bayu 49.00
-
53.77
tn-
60.82
tn-
40.30
-
BC 10 MS 15 53.33
tn-
54.17
tn-
67.24
-
42.58
tn-
Nakula 53.33
tn-
56.56
tn+
63.45
-
39.59
-
Sadewa 53.33
tn-
57.70
tn+
64.25
tn-
38.59
-
Wisanggeni 49.67
-
54.30
tn-
62.65
-
39.97
-
Introduksi
EW DMR Pool C6S2 50.67
-
53.80
tn-
68.89
tn-
42.28
tn-
EY Pool C4S2 55.00
tn+
60.03
+
67.33
tn-
40.23
-
Kiran 38.67
-
40.00
-
54.60
-
36.89
-
Phil DMR Comp. 2 44.33
-
44.63
-
65.17
tn-
41.32
-
Phil DMR 6 49.67
-
54.43
tn-
64.00
tn-
39.17
-
Pembanding
BISI 2 54.00
55.70 70.22
44.97
Keterangan : : berbeda nyata pada taraf 5,
tn
: tidak berbeda nyata 5 berdasarkan uji t-Dunnett dengan varietas hibrida BISI-2,
-
: kurang dibandingkan dengan varietas hibrida BISI-2,
+
: lebih dibandingkan dengan varietas hibrida BISI-2,
=
: sama dengan varietas hibrida BISI-2
4.3.2.1 Umur Berbunga bunga jantan
Lampiran 6 menunjukkan bahwa umur berbunga genotipe lokal, genotipe hasil pemuliaan dan introduksi yang digunakan lebih genjah dibanding dengan
varietas hibrida BISI-2. Genotipe introduksi memiliki umur paling genjah diantara genotipe lokal, genotipe hasil pemuliaan dan varietas hibrida BISI-2, umur
berbunganya yaitu 47.67 HST. Umur berbunga ini akan menentukan kapan
munculnya tongkol pada jagung semi. Terlihat pada Tabel 11 dari hasil uji
t-Dunnett bahwa 11 genotipe memiliki umur berbunga yang nyata lebih genjah dibanding varietas hibrida BISI-2 yaitu : Campaloga, Genjah Kodok, Ketip
Kuning, Lokal Srimanganti, Arjuna P18, Bayu, Wisanggeni, EW DMR Pool C6S2, Kiran, Phil DMR Comp. 2 dan Phil DMR 6. Namun demikian genotipe
Lokal Oesae memiliki umur berbunga yang nyata lebih dalam daripada varietas hibrida BISI-2. Wakhyono 2003 menyimpulkan bahwa genotipe Bima,
Campaloga, Genjah Kodok, Ketip Kuning, Lokal Oesao, Lokal Srimanganti, Arjuna P18, Nakula, Sadewa dan EW DMR Pool C6S2 memiliki umur berbunga
yang lebih genjah dibanding Bisi-3.
Tabel 12. Rekapitulasi Uji Kontras Ortogonal Umur Berbunga Beberapa Genotipe Jagung
Keterangan : : berbeda nyata pada taraf 5,
: berbeda nyata pada taraf 1,
tn
: tidak berbeda nyata berdasarkan uji kontras ortogonal,
-
: b kurang dibanding a,
+
: b lebih dibanding a,
=
: b sama dengan a.
Berdasarkan uji kontras ortogonal Tabel 12 terlihat bahwa genotipe Kiran dan Phil DMR Comp. 2 nyata memiliki umur berbunga lebih genjah
dibandingkan kelompok genotipe Lokal. Genjah Kodok, Ketip Kuning, Bayu, Phil DMR Comp. 2 dan Kiran sangat nyata memiliki umur berbunga lebih genjah
dibandingkan kelompok hasil pemuliaan. Menurut Koswara 1985, cepat lambatnya umur berbunga menentukan genjah dalamnya umur suatu varietas
tanaman dan hasil penelitian Perwitasari 2001 disimpulkan bahwa semakin cepat tanaman jagung berbunga maka akan semakin genjah umurnya.
Kontras a vs b F-hitung
PrF Lokal vs Kiran
5.01
-
0.0319 Lokal vs Phil DMR Comp. 2
6.12
-
0.0185 Pemuliaan vs Genjah Kodok
187.95
-
0.0001 Pemuliaan vs Ketip Kuning
187.95
-
0.0001 Pemuliaan vs Bayu
8.92
-
0.0052 Pemuliaan vs Phil DMR Comp. 2
78.87
-
0.0001 Pemuliaan vs Kiran
187.95
-
0.0001
4.3.2.2 Umur Panen Rata-rata