Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi

14 Menurut Carole Wade, “faktor yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan, kepercayaan, emosi, dan ekspektasi. Keempat faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: ” 13 1 Kebutuhan Ketika kita membutuhkan sesuatu, atau memiliki ketertarikan akan suatu hal, atau menginginkannya, kita akan dengan mudah mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhan ini. Sebagai contoh, orang yang lapar akan lebih cepat melihat kata-kata yang berhubungan dengan makanan ketika kata-kata ini ditampilkan dalam waktu singkat; 2 Kepercayaan Apa yang kita anggap sebagai benar dapat mempengaruhi interpretasi kita terhadap sinyal sensorik yang ambigu; 3 Emosi Emosi dapat mempengaruhi interpretasi kita mengenai suatu informasi sensorik. Seorang anak yang takut gelap dapat saja melihat hantu dan bukan sebuah jubah yang tergantung pada pintu, atau sesosok monster dan bukan boneka kesayangan; 4 Ekspektasi Pengalaman masa lalu sering mempengaruhi cara kita mempersepsikan dunia Lachman, 1996. Kecenderungan untuk mempersepsikan sesuatu sesuai dengan harapan disebut sebagai set persepsi. Set persepsi dapat berguna, set persepsi membantu kita mengisi kata-kata dalam sebuah kalimat, misalnya, sebelum kita mendengar kalimat tersebut;

e. Perubahan Persepsi

Persepsi itu bukan sesuatu yang statis, melainkan bisa berubah-ubah. Proses perubahan pertama disebabkan oleh proses faal fisiologik dari sistem syaraf pada indera manusia. Jika suatu stimulus tidak mengalami perubahan, misalnya, maka akan terjadi adaptasi dan habituasi, yaitu respon terhadap 13 Carole Wade, Psikologi, Terj. Dari Psikologi oleh Benedictene Widyasinta, Jakarta: Erlangga, 2007, jilid 1, h. 228 15 stimulus itu makin lama makin lemah. Habituasi menunjukkan kecenderungan fatal dari reseptor yang menjadi kurang peka setelah banyak menerima stimulus. Di pihak lain, adaptasi adalah berkurangnya perhatian jika stimulus muncul berkali-kali. Stimulus yang muncul secara teratur lebih mudah diadaptasi daripada stimulus yang munculnya tidak teratur. Perubahan selanjutnya disebabkan oleh proses psikologik. Proses perubahan persepsi secara psikologi antara lain dalam pembentukan dan perubahan sikap. Pembentukan dan perubahan sikap itu dalam psikologi biasanya diterangkan sebagai proses belajar atau proses kesadaran kognisi. “Dalam proses belajar, yang menjadi fokus adalah adanya rangsang dari luar stimulus, sedangkan dalam proses kognisi yang utama adalah adanya dorongan atau kehendak dari dalam diri individu sendiri. ” 14

2. Kompetensi Pedagogik

a. Pengertian Kompetensi

Sebagaimana diterangkan dalam UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Pasal 10 ayat 1 menegaskan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi ini saling berkaitan. Istilah kompetensi memiliki banyak makna, ada beberapa definisi tentang pengertian kompetensi yaitu: a Menurut R.M. Guion dalam Spencer and Spencer mendefinisikan bahwa “kompetensi adalah kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya .” 15 b Broke and Stone berpendapat bahwa kompetensi guru merupakan “Descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful ”, pengertian tersebut dapat diartikan bahwasannya kompetensi 14 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004, Cet. 2, h. 121-123 15 Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h. 129 16 guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. c Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen berpendapat bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari uraian di atas nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena memiliki arah dan tujuan, sedangkan performance adalah perilaku nyata dalam arti tidak hanya diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. Menurut Gordon sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulyasa, ada enam aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu sebagai berikut: 1 “Pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. 2 Pemahaman, yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar melaksanakan pembelajaran berjalan secara efektif. 3 Kemampuan, adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik. 4 Nilai, adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain 17 5 Sikap, yaitu perasaan senang, tak senang, suka-tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan lain-lain. 6 Minat, adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, misalnya minat untuk melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu .” 16

b. Pengertian pedagogik

Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld, “pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya .” 17 Sehingga guru dalam menjalankan tugas yang diembannya harus memliki dan memahami serta mampu mengaplikasikan kemampuan pedagogik agar mampu mengarahkan orang kepada hal yang lebih baik. “Karena pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktivitas yang bertujuan agar tingkah laku manusia mengalami perubahan .” 18 “Hal ini berkaitan dengan pengertai pendidikan yang sering diartikan sebagai suatu usaha manusia untuk membimbing anak yang belum dewasa ke tingkat kedewasaan, dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya dan dapat berbuat di atas kaki sendiri .” 19 Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Munif Chatib kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan 16 Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 53 17 Uyoh Sadulloh, Pedagogik, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009, h. 2 18 Dewi Gusti, Kompetensi Pedagogik, http:dewigusti.blogspot.com . Diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 19 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: BUMI AKSARA, 1992, h. 92