10
1 Persepsi bersifat relatif
Prinsip  relatif  menyatakan  bahwa  setiap  orang  akan  memberikan  persepsi yang  berbeda,  sehingga  pandangan  terhadap  sesuatu  hal  sangat  tergantung
pada siapa yang melakukan persepsi; 2
Persepsi bersifat sangat selektif Prinsip  kedua  menyatakan  bahwa  persepsi  tergantung  pada  pilihan,  minat,
kegunaan, kesesuaiaan bagi seseorang; 3
Persepsi dapat diatur Persepsi perlu diatur atau ditata agar lebih mudah mencerna lingkungan atau
stimulus; 4
Persepsi bersifat subjektif Persepsi  seseorang  dipengaruhi  oleh  harapan  dan  keinginan  tersebut.
Pengertian  ini  menunjukkan  bahwa  persepsi  sebenarnya  bersifat  subjektif. Subjektif merupakan suatu pandangan atau perasaan sendiri. Manusia terlahir
dengan  cirinya  tersendiri.  Sifat,  harapan,  kebutuhan,  dan  keyakinan menjadikannya  berbeda  antara  individu  satu  dengan  yang  lain  dalam
merespon stimulus; 5
Persepsi  seseorang  atau  kelompok  bervariasi,  walau  mereka  berada  dalam situasi  yang  sama.  Prinsip  ini  berkaitan  erat  dengan  perbedaan  karakteristik
individu,  sehingga  setiap  individu  bisa  mencerna  stimuli  dari  lingkungan tidak sama dengan individu yang lain.
Berdasarkan  prinsip-prinsip  persepsi  yang  telah  dikemukakan  oleh  para ahli dapat disimpulkan bahwa adanya kecenderungan untuk mengelompokkan dan
mendekatkan  makna,  bentuk,  ukuran,  dan  warna  yang  sama.  Selain pengelompokan seseorang cenderung untuk menyempurnakan bentuk dengan cara
melengkapi,  menambahkan  atau  mengisi  kekurangan  agar  menjadi  bentuk  yang sempurna. Objek yang menjadi fokus dari pengamatan muncul sebagi latar.
c. Ciri - ciri Umum Dunia Persepsi
Penginderaan  terjadi  dalam  suatu  konteks  tertentu,  konteks  ini  disebut sebagai dunia persepsi.
“Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna, ada
11
ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi: ”
11
1 Modalitas:  rangsang-rangsang  yang  diterima  harus  sesuai  dengan  modalitas
tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indera cahaya untuk  pengelihatan,  bau  untuk  penciuman,  suhu  bagi  perasa,  bunyi  bagi
pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya; 2
Dimensi Ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang dimensi ruang, kita dapat  mengatakan  atas-bawah,  tinggi-rendah,  luas-sempit,  latar  depan-latar
belakang, dan lain-lain; 3
Dimensi  Waktu:  dunia  persepsi  mempunyai  dimensi  waktu,  seperti  cepat- lambat, tua-muda, dan lain-lain;
4 Struktur Konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-gejala
dalam  dunia  pengamatan  mempunyai  struktur  yang  menyatu  dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu;
5 Dunia  persepsi  adalah  dunia  penuh  arti.  Kita  cenderung  melakukan
pengamatan atau persepsi pada gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya dalam diri kita;
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi bukan hanya sekedar  proses  penginderaan  saja,  tetapi  ada  unsur  interpretasi  di  dalamnya.
Persepsi merupakan proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada di  lingkungannya  dengan  menggunakan  indera  yang  dimilikinya,  hasil  proses
pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada pada  lingkungannya.  Di  samping  itu,  persepsi  individu  muncul  karena  adanya
aktivitas mengindera, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek fisik maupun sosial yang ada di lingkungannya.
d. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Persepsi
Persepsi  seseorang  terhadap  suatu  objek  tidak  berdiri  sendiri  atau  terjadi begitu saja. Akan tetapi, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari
dalam  internal  maupun  yang  berasal  dari  luar  dirinya  eksternal.  Oleh  karena
11
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004, Cet. 2, h. 89-90
12
itu, persepsi setiap orang dapat berbeda-beda terhadap objek yang sama.  Menurut Sarlito  Wirawan,
“perbedaan  persepsi  dapat  disebabkan  oleh  perhatian,  set, kebutuhan,  sistem  nilai,  ciri  kepribadian,  dan  gangguan  kejiwaan.  Faktor-faktor
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: ”
12
1 Perhatian,  biasanya  kita  dapat  menangkap  seluruh  rangsang  yang  ada  di
sekitar kita sekaligus, tetapi  kita memfokuskan perhatian kita pada satu  atau dua  obyek  saja.  Perbedaan  fokus  antara  satu  orang  dengan  orang  lainnya,
menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka; 2
Set, yaitu harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Misalnya, pada seorang  pelari  yang  siap  di  garis  start  terdapat  set  bahwa  akan  terdengar
bunyi pistol di saat mana ia harus mulai berlari; 3
Kebutuhan,  kebutuhan  merupakan  sesuatu  yang  perlu  untuk  dipenuhi  oleh seseorang.  Baik  kebutuhan  yang  sifatnya  sesaat  maupun  yang  menetap  pada
diri  seseorang,  dan  kebutuhan  tersebut  dapat  mempengaruhi  persepsi seseorang mengenai suatu objek;
4 Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh
pula  terhadap  persepsi.  Suatu  eksperimen  di  Amerika  Serikat  menunjukkan bahwa anak-anak  yang berasal dari keluarga miskin mempersepsi mata uang
lebih  besar  daripada  ukuran  sebenarnya.  Gejala  itu  ternyata  tidak  terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya;
5 Ciri  kepribadian, masing-masing individu  sudah  tentu memiliki kepribadian
yang  berbeda-beda.  Ciri  kepribadian  dalam  diri  individu  itulah  yang mempengaruhi  persepsi.  Misalnya,  A  dan  B  bekerja  pada  satu  kantor  yang
sama  di  bawah  pengawasan  satu  orang  atasan.  A  yang  pemalu  dan  penakut, akan  mempersepsi  atasannya  sebagai  tokoh  yang  menakutkan  dan  perlu
dijauhi, sedangkan B  yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, menganggap atasannya  sebagai  tokoh  yang  dapat  diajak  bergaul  seperti  orang  biasa
lainnya;
12
Sarlinto Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, h. 43- 44
13
6 Gangguan  kejiwaan,  gangguan  kejiwaan  dapat  menimbulkan  kesalahan
persepsi  yang  disebut  halusinasi.  Berbeda  dari  ilusi,  halusinasi  bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.
Menurut  Abdul  Rahman  dan  Muhbib  Abdul  Wahab  berpendapat  bahwa, faktor yang berpengaruh terhadap persepsi adalah perhatian yang selektif, ciri-ciri
rangsangan,  nilai,  dan  kebutuhan  individu,  dan  pengalaman  dahulu.  Keempat faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Perhatian yang Selektif
Dalam  kehidupan  manusia  setiap  saat  akan  menerima  banyak  sekali rangsangan  dari  lingkungannya.  Meskipun  demikian,  ia  tidak  harus
menanggapi  semua  rangsang  yang  diterimanya.  Untuk  itu,  individunya memusatkan  perhatiannya  pada  rangsang-rangsang  tertentu  saja.  Dengan
demikian,  objek  atau  gejala  lain  tidak  akan  tampil  ke  muka  sebagai  objek pengamatan;
2 Ciri-ciri Rangsang
Rangsang  yang  bergerak  di  antara  rangsang  yang  diam  akan  lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang
kecil;  yang  kontras  dengan  latar  belakangnya  dan  intensitas  rangsangannya paling kuat;
3 Nilai dan Kebutuhan Individu
Seorang  seniman  tentu  punya  pola  dan  cita  rasa  yang  berbeda  dalam pengamatannya  dibanding  seorang  bukan  seniman.  Penelitian  juga
menunjukkan  bahwa  anak-anak  dari  golongan  ekonomi  rendah  melihat  koin lebih besar dari pada anak-anak orang kaya;
4 Pengalaman Dahulu
Pengalaman  terdahulu  sangat  mempengaruhi  bagaimana  seseorang mempersepsi  dunianya.  Cermin  bagi  kita  tentu  bukan  barang  baru.  Akan
tetapi  lain  halnya  bagi  orang  Mentawai  di  pedalaman  Siberut  atau  saudara kita di Irian;