27
c. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan ke dalam
bentuk table. Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan persentase.
H. Teknik Analalisis dan Interpretasi Data
1. Teknik Analisis
“Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan persentase, yaitu dengan menggunakan rumus frekuensi
relatif sebagai berikut: Rumus :
100
N
f P
Keterangan : P = angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = number of Cases jumlah frekuensibanyaknya individu
”
26
100 bilangan tetap kostanta. Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebarkan kepada siswa,
maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, penulis merumuskan sebagai berikut:
Tabel 2
Angka Persentase
26
Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2012, Ed. 1, h. 43
No Persentase
Penafsiran 1
100 Seluruhnya
2 90-99
Hampir Seluruhnya 3
60-89 Sebagian Besar
4 51-59
Lebih dari Setengah 5
50 Setengahnya
6 40-49
Hampir Setengahnya
28
I. Sumber Data
Sumber data yang penulis lakukan yaitu: 1.
Para Siswa Sumber data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada
responden yaitu para siswa di Komunitas Homeschooling Kak Seto tahun ajaran 2014-2015.
2. Kepala Sekolah
Sumber data yang penulis lakukan kepada kepala sekolah mengenai kondisi objektivitas sekolah.
7 10-39
Sebagian Kecil 8
1-9 Sedikit Sekali
9 Tidak Ada
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian yang berupa hasil penghitungan akhir serta pembahasan hasil penelitian, sedangkan untuk perincian
data hasil penghitungan dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran. Data yang didapat dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi dan menyebarkan
angket.
A. Gambaran Umum Homeschooling Kak Seto
1. Profil Homeschooling Kak Seto
Seto Mulyadi atau lebih akrab dipanggil Kak Seto sudah lama mempraktekkan homeschooling atau sekolah rumah bagi anak-anak. Konsep
sekolah rumah memang unik. Menurut Kak Seto, keluarganya menerapkan sekolah rumah bagi anak-anaknya. Awalnya, Minuk, anak pertama, mengalami
tekanan di sekolah karena dihukum gurunya ketika masih duduk di bangku se
kolah menengah pertama favorit di Jakarta.” Lalu dia menyampaikan pada ibunya. Mula-mula dipaksa ibunya. Tetapi tetap tidak mau, dan mengatakan lebih
baik saya ke sekolah tapi tidak belajar, atau di rumah tapi saya belajar. Akhirnya, dengan mengingat hak anak dan mengedepankan yang terbaik bagi anak, akhirnya
saya beri kesempatan Minuk tetap berada di rumah. Tetapi dia menjalankan aktivitas belajarnya,” Kak Seto menjelaskan ihwal mula mempraktekkan sekolah
rumah. Menurut Kak Seto, berkat konsep sekolah rumah dengan kurikulum yang
disusun bersama, motivasi belajar muncul dari dalam diri putrinya. Belajar sambil bermain, membuat anak merasa nyaman, meskipun belajar sepanjang hari. Anak-
anak jadi senang belajar dengan motivasi internal, motivasi dari anak itu sendiri. Sehingga kegiatan homeschooling ini, jika ditanya kapan belajarnya, dari bangun
tidur sampai tidur lagi. Di mana belajarnya. Di mana saja bisa di kamar tidur, ruang tengah, kamar tamu, di halaman, atau juga di luar. Mau pergi ke sawah, ke
panti asuhan, penitipan bayi-bayi terlatar, sampai mungkin juga belajar di mall.