Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan

44 Setelah proses mengoreksi soal selesai dilaksanakankemudian masuk pada materi baru yaitu mengenal sisi, rusuk, dan titik sudut pada tabung, bola dan kerucut, karena bangun ruang sederhana yang akan dibahas berbeda dengan yang kemarin maka guru mendemonstrasikan kembali istilah-istilah tersebutdengan menggunakan media yang telah dibawa oleh siswa, setelah itu siswa diberikan LKS yang berkaitan dengan materi yaitu mencari lima benda yang berbentuk tabung, bola dan kerucut lalu mengidentifikasi sifat-sifat ketiga bangun ruang tersebut. Proses inipun sama dengan pertemuan pertama, yaitu masih ada siswa yang kebingungan membedakan mana sisi, mana rusuk, dan mana titik sudut, kembali guru membimbing beberapa siswa yang kebingungan tersebut untuk menyelesaikan tugasnya. Gambar 4.3 Siswa sedang memperhatikan posisi sisi, rusuk dan titik sudut pada bangun ruang Pada pertemuan keduapun sama siswa diberi kesempatan bertanya namun tidak satupun yang bertanya, dalam hal ini siswa bertanya jika ada yang tidak dimengerti dalam mengerjakan LKS atau soal latihan. Setelah semua proses belajar dilaksanakan seperti pertemuan pertama guru memerintahkan membuat catatan refleksi berupa karangan yang mengacu pada tiga pertanyaan yang sama pada pertemuan pertama. Tahap akhir yaitu penutup, dan guru memerintahkan siswa untuk membawa kardus yang berbentuk kubus dan balok untuk pertemuan 45 selanjutnya pada minggu depan.Kesan guru pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai aktif dan tidak kaku seperti pertemuan pertama kemarin. 3 Pertemuan Ketiga, Kamis 11 April 2013 Pada pertemuan ini sama halnya dengan pertemuan sebelumnya berlangsung selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Siswa telah siap dengan berbagai media atau alat yang akan digunakan untuk mengerjakan LKS, dan memulai pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan membaca basmalah kemudian apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Karena media pembelajaran sudah disiapkan oleh siswa, guru langsung membagikan LKS secara berkelompok dengan perintah sebagai berikut: a Potonglah kardus yang telah disiapkan dengan tidak memisahkansatu dan lainnya. b Lihatlah Bentuk apa yang kau dapati? Gambarkanlah c Adakah bentuk lain selain itu? Gambarkan d Presentasikanlah Gambar 4.4 Siswa sedang menggunting kardus berbentuk balok untuk mencari bentuk yang akan ia dapatihasil guntingan 46 Dalam mengerjakan tugas kelompok siswa membagi tugasnya, menjadi dua yaitusatu orang menggunting kubus dan dalok sedangkan yang satu orang lagi menggambar hasil guntingan dalam LKS. Gambar 4.5 Siswa sedang bekerja sesuai bagian kelompoknya Pada prosesnya siswa ada yang kebingungan dan mengujukan pertanyaan “Bu, kan kardusnya gede kalo digambar dikertas ngga muat bu?” guru memberikan penjelasan bahwa ukurannya diperkecil, lalu siswa menyelesaikan LKS dengan seksama dan mempresentasikannya. Gambar 4.6 Siswa sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok 47 Lalu guru menjelaskan bahwa yang telah dipelajari adalah mencari jaring-jaring kubus dan balok, setelah itu guru memberikan latihan soal, dan menjawab bersama latihan soal tesebut. Setelah semua siswa menjawab soal, kemudian guru dan siswa mengoreksi bersama latihan soal tersebut, dalam hal ini beberapa siswa secara bergantian diperintahkan untuk menjawab soal di depan, ada siswa yang masih malu-malu, ada yang terlihat antusias, dan ada juga yang ketakutan. Gambar 4.7 Siswa sedang menjawab soal latihan Langkah selanjutnya yaitu siswa diperintahkan untuk membuat catatan refleksi yakni mengarang dan mengacu pada tiga pertanyaan seperti yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian usia sudah pertemuan ketiga, siswa diberi tugas untuk membawa karton, gunting, pensil, penggaris, dan lem pada pertemuan esok hari. Secara bersama-sama guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah. 4 Pertemuan Keempat, Jum’at 12 April 2013 Pada pertemuan keempat berlangsung selama 2 jam pelajaran. Dan siswa telah siap dengan berbagai media pembelajaran yang akan dipakai untuk mengerjakan LKS, kemudian diawali dengan membuka pembelajaran pada hari ini dengan membaca basmalah dan apersepsi lalu menyampaikan tujuan pelajaran pada hari ini. Guru membagikan LKS dengan perintah sebagai berikut: 48 a Gambarlah berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang kamu ketahui pada lembar kerjamu b Salinlah pada kertas origamikarton yang telah kamu sediakan, lalu potong kemudian bentuk dan rekatkanlah Seperti pada pertemuan ketiga dalam mengerjakan LKS siswa membagi tugasnya agar cepat selesai, satu orang menggambar jaring- jaring kubus dan balok pada lembar kerja siswa sedang satu orang yang lainnya menggambar jaring-jaring kubus dan balok pada karton yang akan mereka rekatkan. Gambar 4.8 Siswa sedang bekerja sesuai bagian kelompoknya Ada beberapa siswa yang masih belum mengerti berapa ukuran masing-masing rusuk, sehingga ada beberapa siswa yang diajarkan dalam mengerjakan LKS ini. Gambar 4.9 Siswa sedang membentuk jaring-jaring kubus 49 Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, lalu dikumpulkan, dan dinilai oleh guru. Kemudian siswa diberikan tes selama belajar bangun ruang sederhana. Dengan bentuk soal lima belas butir pilihan ganda dan lima butir isian singkat dan siswa sangat antusias ketika diberikan soal. Gambar 4.10 Siswa sedang mengerjakan tes di akhir sislus I Siswa sudah mengerjakan ulangan, dan mengumpulkannya, lalu siswa diperintahkan untuk membuat catatan refleksi yang mengacu pada tiga pertanyaan yang sudah diungkapkan pada pertemuan- pertemuan sebelumnya. Setelah rapi semua, dan sudah waktunya pulang maka siswa diperintahkan untuk merapikan seluruh peralatan sekolahnya, dan tugas untuk minggu depan siswa membuat catatan refleksi berupa karangan yang mengacu pada tiga pertanyaan yaitu apa yang sudah didapat dalam belajar?, apa yang belum dipahami saat belajar?, dan apa usaha yang dilakukan untuk mengatasinya? Setelah siswa selesai belajar di rumah, kemudian membawa buku perpetak untuk minggu depan. Dan ditutuplah pembelajaran pada hari ini dengan membaca surah al- „ashr. 50

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Guru bidang studi matematika melakukan pengamatan langsung tentang penerapan pendekatan CTL dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.

1. Aktivitas Belajar pada Siklus I

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Melalui Lembar Observasi Pada Pembelajaran Siklus I No. Dimensi Indikator Persentase Rata-rata Kategori 1. Visual activities a. Memperhatikan penjelasan guru 62 66.5 Belum Tercapai b. Memperhatikan penjelasan teman saat diskusi 71 2. Oral activities c. Menjelaskan kepada teman 74 70 Tercapai d. Mengajukan pertanyaan 62 e. Mengajukan pendapat 75 3. Writing activities f. Mencatat materi pembelajaran 79 75 Tercapai g. Merangkum materi pembelajaran 72 h. Membuat catatan refleksi 74 4. Emotional activities i. Berani 63,5 63,5 Belum Tercapai Rata-rata 69 Belum Tercapai 51 Penyebaran angket dilakukan pada akhir siklus I, tepatnya pada pertemuan ke empat, berikut hasil penelitian telah diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa. Angket ini peneliti sebarkan kepada 25siswa mengenai aktivitas belajar matematika. Tabel 4.2 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Melalui Angket Pada Pembelajaran Siklus I No. Dimensi Indikator Rata-rata Persentase Kategori 1. Visual activities a. Membaca materi pelajaran 72.5 72.5 Cukup Baik 2. Oral activities b. Menjelaskan kepada teman 70.5 75.5 Baik c. Mengajukan pertanyaan 78 d. Menjawab pertanyaan 78 3. Writing activities e. Mencatat materi pelajaran 75.5 75.5 Baik 4. Emotional activities f. Berani 63.75 69.125 Cukup Baik g. Merasa senang 74.5 Rata-rata 73 Cukup Baik Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat hasil observasi dan angket berikut ini: Tabel 4.3 Analisis Observasi dan Angket pada Siklus I No. Dimensi Persentase Observasi Persentase Angket Rata-rata 1. Visual activities 66.5 72.5 69.5 2. Oral activities 70 75.5 72.75 3. Writing activities 75 75.5 75.25 4. Emotional activities 63.5 69.125 66.31 Rata-rata 69 73 71 52 1. Visual activities Tabel di atas menunjukkan bahwa visual activities berdasarkan lembar observasi adalah 66.5 hal ini berarti belum mencapai targetpenelitian. Dapat kita ketahui bahwa pada siklus I ini peneliti menggunakan metode demonstrasi pada setiap pertemuan, dan indikator yang belum mancapai target penelitian adalah memperhatikan penjelasan guru, hal ini menunjukkan bahwa adanya kejenuhan dan ketidak berhasilan dalam penerapan metode yang telah ditetapkan untuk memperbaiki aktivitas belajar matematika. Lain halnya dengan visual activities berdasarkan angket yang menunjukkan angka 72.5 dengan kategori cukup baik.Namun rata-rata antara hasil observasi dan angket adalah 69.5 artinya samadengan belum mencapai target penelitian. 2. Oral activities Dari tabel 4.3 menyatakan bahwa oral activitiesberdasarkan lembar observasi adalah 70 dengan kategori tercapai, namun pada tabel 4.1 menyatakan bahwa indikator mengajukan pertanyaan masih 62 siswa yang bertanya, dalam hal ini peneliti menggunakan teknik membuat pertanyaan tertulis dan diajukan secara lisan, dengan cara demikian kebanyakan siswa belum berani untuk mengungkapkan pertanyaannya secara lisan. Dengan demikian peneliti tidak bisa mengukur sejauh mana keingintahuan siswa terhadap hal-hal baru yang ingin disampaikan. Sedangkan berdasarkan angket memperoleh angka 75.5 dengan kategori baik, dan rata-rata antara hasil observasi dan angket adalah 72.75 kategori cukup baik.Walaupun demikian penelitian pada aspek ini masih belum maksimal karena masih ada satu indikator yang belum mencapai target yang diharapkan pada siklus I ini. 3. Writing activities Berdasarkan hasil observasi writing activitiesmemiliki persetase 75 artinya sudah melewati target yangdiinginkan, lalu berdasarkan angket yang peneliti sebarkan aktivitas ini mencapai 75.5 dengan kategori baik, 53 kemudian rata-rata keduanya adalah 75.25, hal ini sudah menunjukkan keberhasilan aktivitas menulis pada siklus I. Dapat kita ketahui bahwa pada siklus I ini, peneliti menggunakan teknik membuat catatan refleksi setelah pembelajaran selesai, hal ini cukup membuat siswa bersemangat untuk menulis catatan refleksi mereka. 4. Emotional activities Dari data di atas menyatakan bahwa aktivitas emosional berdasarkan hasil observasi mendapatkan persentase 63.5, sedangkan berdasarkan hasil angket adalah 69.125, dan rata-rata keduanya adalah 66.31. Hal ini menunjukkan bahwa hasil keduanya belum mencapai target penelitian dan memerlukan perbaikan-perbaikan di siklus berikutnya. Salah satunya adalah indikator berani dalam aspek ini. Maka dari itu peneliti haruslah menggunakan variasi- variasi pembelajaran yang diramu melalui pendekatan CTL untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika ke arah yang lebih baik lagi karena telah diketahui bahwa aktivitas belajar mempengaruhi hasil yang akan dicapai pada akhir proses pembelajaran.

2. Respon Siswa terhadap Pendekatan CTL pada Siklus I

Respon siswa diambil dari berapa banyak siswa yang merespon angket yang telah disebarkan pada akhir siklus I, dan peneliti mengkategorikannya dalam tiga aspek, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Untuk pembahasan lebih lanjut perhatikan tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Skor Respon Siswa pada Siklus I Kategori Siklus Ke- I Frekuensi Persentase Rendah Sedang 15 orang 60 Tinggi 10 orang 40 Keterangan : 18-36 : Kategori rendah 36-54 : Kategori sedang 54-72 : Kategori tinggi 54 Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa 60 siswa merespon dengan kategori sedang. Dengan ini berarti rentang skor angket siswa berada pada 36-54 dan sebagian besar siswa merespon demikian.Telah peneliti kemukakan bahwa siswa mengalami kejenuhan dalam siklus I ini, karena pada setiap pertemuan peneliti menggunakan kelompok kecil dengan teman sebangkunya dan metode yang digunakan peneliti adalah metode demonstrasi, beberapa anggota pada kelompok-kelompok siswa masih belum berani atau malu-malu untuk mendemonstrasikan hasil kerjanya, sehingga respon yang dilakukannya pun sedang-sedang saja. Berbeda dengan yang berkategori tinggi yaitu rentang skor angket antara 54-72 mempunyai frekuensi 10 orang atau 40. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penelitian pada siklus I belum tercapai.

3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Nilai diambil dari dua aspek yaitu latihan soal dan LKS pada setiap pertemuan. Pada siklus I skor terendah adalah 50 sedangkan skor tertinggi mencapai angka 89, dan siswa yang tidak mencapai KKM 65 yaitu 13 orang atau 52. Bisa digambarkan bahwa sebagian besar siswa tidak mendapatkan nilai di atas KKM,namun rata-rata skor kelas adalah 65.76. Berdasarkan data berikut ini, bahwa nilai yang dicapai siswa selama di siklus I belum mancapai target penelitian, hal ini dapat dirasakan ketika siswa diberikan LKSmasih yang banyak bertanya mengenai tugas yang diberikan pada LKS tersebut, padahal perintahnya sudah tertera pada LKS. Berikut rekapitulasi nilai selama I siklus. Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siklus I Nilai Frekuensi 50-56 2 57-63 10 64-70 8 71-77 3 78-84 1 85-91 1 Jumlah 25

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) YANG BERORIENTASI PADA LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 18 107

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD N 030429 JAMBU T.A 2015/2016.

0 2 24

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang (PTK Pada Siswa

0 1 18

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan Memanfaatkan Media Televisi untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang Siswa Kelas IV S

0 0 15

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA.

0 1 25

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

0 0 11

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru

0 0 12