Kerjasama Regional ASEAN+3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN ASEAN+3 4.1 Kerjasama Regional ASEAN+3 Pembentukan kawasan perdagangan bebas ASEAN ASEAN Free Trade Area, AFTA disepakati oleh para pemimpin pemerintahan negara-negara Asia Tenggara pada Konferensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN IV di Singapura tahun 1992. Selanjutnya pada KTT ASEAN VI di Hanoi tahun 1998 diputuskan untuk mempercepat pelaksanaan AFTA secara penuh dari semula tahun 2008 menjadi Januari 2002 untuk negara ASEAN-6 Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, dan Thailand, sedangkan untuk Vietnam pada tahun 2006, Laos dan Myanmar pada tahun 2008, serta Kamboja pada tahun 2010. Pembentukan AFTA bertujuan untuk mempercepat integrasi ekonomi ASEAN ke dalam basis produksi tunggal dan menciptakan pasar regional bagi lebih dari 500 juta penduduknya. AFTA diimplementasikan melalui skema Common Effective Preferential Tariffs CEPT-AFTA, yaitu berisi kesepakatan untuk menurunkan tingkat tarif perdagangan intra-ASEAN menjadi 0-5 persen, mengurangi pembatasan kuantitatif quota, serta menghapuskan hambatan-hambatan perdagangan lainnya. Negara ASEAN-6 menyetujui untuk menghilangkan tarif pada tahun 2010, sedangkan negara ASEAN lainnya diharapkan terlaksana mulai tahun 2015. Kemudian, pada KTT ASEAN IX di Bali tahun 2003 dideklarasikan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Community, AEC pada tahun 2020, yang merupakan satu dari tiga pilar pembentukan Masyarakat ASEAN ASEAN Comunity. Dua pilar lainnya adalah ASEAN Security Community ASC dan ASEAN Socio-Cultural Community ASCC. Percepatan integrasi ekonomi diprioritaskan pada 11 sektor, yaitu: i produk- produk berbasis pertanian; ii penerbangan; iii otomotif; iv e-ASEAN; v elektronik; vi perikanan; vii produk kesehatan; viii produk-produk berbasis karet; ix tekstil; x pariwisata; dan xi produk-produk berbasis kayu yang ditargetkan mencapai integrasi pada tahun 2010. Pada tahun 2005 ditambah satu lagi sektor prioritas, yaitu jasa logistik. KTT ASEAN selanjutnya pada bulan Januari 2007 telah menyepakati untuk mempercepat pembentukan AEC dari tahun 2020 menjadi tahun 2015. Selain bertujuan untuk membentuk basis produksi dan pasar tunggal ASEAN pada tahun 2015, pembentukan AEC dimaksudkan pula untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosio-ekonomi di Kawasan Asia Tenggara. Berbagai perjanjian dan kerjasama dijalin juga dengan negara-negara di luar ASEAN, selain di tingkat intern. Pada tahun 1997 di Kuala Lumpur, negara- negara ASEAN ditambah China, Jepang dan Korea Selatan menyepakati suatu kerjasama yang lebih intensif di bawah kerangka ASEAN plus three ASEAN+3. Kerjasama ini meliputi dua sektor, yaitu sosial-ekonomi dan politik. Negara- negara ASEAN+3 menyadari pentingnya untuk saling membantu di antara mereka sendiri dan tidak lagi terlalu berharap pada negara-negara barat. Hal ini dilakukan karena adanya saling ketergantungan yang tinggi di antara negara-negara Asia, yaitu terbukti ketika krisis ekonomi tahun 1997 yang bermula dari Thailand dalam waktu yang singkat merembet cepat contagion effect ke sejumlah negara Asia lainnya. Inisiatif untuk mengembangkan kerjasama ke arah yang lebih konkret mulai dirintis seperti pembentukan Masyarakat Ekonomi Asia Timur East Asian Economic Community, EAEC . Melalui EAEC diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dan investasi di dalam kawasan, serta meningkatkan daya saing bagi negara-negara anggota untuk berkompetisi di tingkat global. Lebih lanjut, pembentukan EAEC bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN+3 sebagai kutub baru pertumbuhan dunia, selain European Union EU di Benua Eropa dan North American Free Trade Area NAFTA di Amerika Utara. Penggalakkan perdagangan intra-ASEAN+3 diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja pertumbuhan di setiap negara anggotanya, khususnya bagi negara-negara yang kurang maju untuk mengejar kondisi perekonomian yang lebih maju. Hal ini mengikuti pola sebagaimana dijumpai dalam Masyarakat Ekonomi Eropa European Economic Community, EEC yang menunjukkan terjadinya konvergensi pendapatan antarnegara di dalam kawasan. 4.2 Potensi Ekonomi dan Perdagangan ASEAN+3