2.4.4 Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sarana dan prasarana publik yang dapat digunakan sebagai fasilitas pendukung dalam suatu kegiatan perekonomian, meliputi sarana
jalan, pelabuhan, bandar udara, kelistrikan, jaringan telepon, dan sebagainya. Keberadaan infrastruktur sangat membantu kelancaran roda perekonomian, di
antaranya melalui penghematan pada biaya produksi, transportasi, dan telekomunikasi sehingga output yang dihasilkan dan kemudian didistribusikan
menjadi lebih banyak dan beragam. Perluasan jaringan dan perbaikan infrastruktur akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Transportasi yang lancar merupakan prasyarat untuk menghubungkan masyarakat ke fasilitas
pendidikan, kesehatan, pasar, industri, dan pusat kegiatan ekonomi lainnya. Pasokan listrik yang cukup dan bebas dari gangguan mendukung pencapaian
proses produksi yang lebih efisien dan ekonomis. Jaringan telekomunikasi yang solid dan luas memungkinkan arus informasi dapat menyebar dengan cepat
sehingga meningkatkan efisiensi ekonomi secara keseluruhan karena semua informasi yang dibutuhkan dapat dengan mudah diperoleh.
Menurut teori pertumbuhan export base dan growth-poles bahwa kapasitas ekspor, sistem produksi yang kompetitif, serta kemampuan wilayah dalam
menarik suatu kegiatan ekonomi baru merupakan hasil endowment berupa infrastruktur yang sudah terbangun. Kondisi infrastruktur yang baik merupakan
faktor penarik bagi hadirnya perusahaan baru ke suatu wilayah dan menjadi sumber pemicu terjadinya persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang sudah
beroperasi di wilayah tersebut. Kondisi tersebut akan mendorong peningkatan produktivitas dari faktor-faktor produksi, sedangkan kemudahan dalam
mengakses infrastruktur publik akan menurunkan biaya-biaya yang terkait dengan pengeluaran perusahaan sehingga akan membangkitkan eksternalitas positif pada
pembangunan di tingkat lokal Cappelo, 2007.
2.4.5 Modal Manusia
Beberapa ekonom telah mengembangkan suatu teori pembangunan yang didasarkan pada kapasitas produksi tenaga manusia dalam proses pembangunan,
yang kemudian dikenal dengan istilah Investment in Human Capital Hidayat, 2003. Teori ini mengasumsikan bahwa pendidikan formal merupakan instrumen
terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi. Pertumbuhan dan pembangunan mensyaratkan dua hal, yaitu adanya pemanfaatan
teknologi tinggi secara efisien dan tersedianya modal manusia yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut. Kualitas modal manusia ditandai dengan
banyaknya penguasaan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan oleh seseorang. Oleh karenanya kualitas modal manusia dapat diketahui dari tingkat
pendidikan masyarakat seperti rata-rata lama sekolah, tingkat buta huruf, banyaknya siswa yang terdaftar di sekolah lanjutan, dan jumlah mahasiswa
perguruan tinggi. Beberapa studi empiris tentang fenomena pertumbuhan ekonomi di berbagai
negara terlihat bahwa tidak hanya modal fisik yang mampu menstimulasi pertumbuhan, namun modal manusia telah terbukti menjadi motor penggerak
perekonomian sebagaimana terjadi di negara-negara maju. Pepatah lama dalam dunia bisnis menyebutkan bahwa
“assets make things possible, and peoples make things happen”. Oleh karena itu, pengembangan modal manusia mesti dilakukan
untuk menjamin pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, di antaranya melalui jalur pendidikan serta kursus-kursus keterampilan dan kewirausahaan.
2.4.6 Kemajuan Teknologi
Pada dasarnya setiap kemajuan teknologi memiliki kecenderungan untuk mengurangi pemakaian faktor-faktor produksi lainnya dalam suatu proses
produksi pada tingkat output berapapun. Penggunaan teknologi akan mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Menurut Hicks dalam
Salvatore 1997, kemajuan teknologi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe utama yaitu: i kemajuan teknologi yang cenderung menghemat tenaga kerja
labor-saving technical progress ; ii kemajuan teknologi yang menghemat
modal capital-saving technical progress; dan iii kemajuan teknologi yang bersifat netral neutral technical progress.
Kemajuan di bidang teknologi membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan yang inovatif, didukung oleh pemerintah dan sektor swasta.
Investasi yang cukup dan berkelanjutan mutlak dibutuhkan dalam kegiatan riset
dan pengembangan research and development, RD. Pemberian insentif dan perlindungan atas kekayaan intelektual kepada peneliti, inovator, dan lembaga-
lembaga penelitian ilmiah juga perlu diprioritaskan. Selain itu, perlu adanya koordinasi dan kolaborasi yang luas antara universitas dan industri untuk lebih
menjamin keefektifan dalam penerapannya link and match. Krugman 1979 membangun model perdagangan internasional yang
menguatkan argumen bahwa kemajuan teknologi dan inovasi mampu meningkatkan keunggulan perusahaan dalam persaingan di kancah internasional.
Peningkatan keunggulan tersebut merupakan akibat dari kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk-produk baru melalui proses inovasi dan diversifikasi
produk, selain karena peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi. Penelitian Andersson dan Ejermo 2006 menyimpulkan bahwa
perbedaan investasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja berpengaruh pada penguatan keunggulan komparatif suatu negara, akan tetapi
berpengaruh pula pada keunggulan kompetitifnya. Peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari kemampuannya dalam
mengadopsi teknologi-teknologi baru dan kegiatan inovasi dalam produksi barang dan jasa.
2.4.7 Ketenagakerjaan