Teori Pertumbuhan Neo-Klasik TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Robert Solow dan Trevor Swan pada tahun 1950-an. Menurut Solow-Swan, pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor produksi seperti tenaga kerja dan akumulasi modal, serta kemajuan teknologi. Pandangan teori ini disandarkan pada asumsi yang mendasari analisis ekonomi klasik, yaitu perekonomian berada pada tingkat pengerjaan penuh full employment dan tingkat pemanfaatan penuh full utilization dari faktor-faktor produksinya. Rasio modal-output capital-output ratio dapat berubah-ubah sesuai dengan output yang ingin dihasilkan. Jika lebih banyak modal yang digunakan maka tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit, dan sebaliknya. Fleksibilitas ini menggambarkan suatu perekonomian yang memiliki kebebasan dalam menentukan kombinasi antara modal capital, K dan tenaga kerja labour, L yang akan digunakan dalam kegiatan produksi. Teori pertumbuhan neo-klasik dapat disajikan ke dalam bentuk fungsi produksi Cobb-Douglass, yaitu output merupakan fungsi dari tenaga kerja dan modal. Sementara itu, tingkat kemajuan teknologi merupakan variabel eksogen. Asumsi yang digunakan adalah skala pengembalian yang konstan constant return to scale, CRTS , substitusi antara modal dan tenaga kerja bersifat sempurna, serta adanya produktivitas marginal yang semakin menurun diminishing marginal produktivity dari tiap-tiap inputnya. Fungsi produksi Cobb-Douglass dapat dituliskan sebagai berikut: Q t = T t K t a L t b ...........................................................................................2.1 keterangan: Q adalah tingkat produksi; T adalah tingkat teknologi; K adalah jumlah stok barang modal; L adalah jumlah tenaga kerja; a adalah pertambahan output yang diciptakan oleh penambahan satu unit modal; b adalah pertambahan output yang diciptakan oleh penambahan satu unit tenaga kerja; serta t menunjukkan tahun tertentu. Asumsi CRTS menyatakan bahwa a + b =1, artinya nilai a dan b merupakan batas produksi dari masing-masing produksi tersebut Arsyad, 2010.

2.2 Teori Pertumbuhan Endogen