yang datar dan dikeringkan pada suhu kamar selama 48 jam. Film yang sudah kering dilepas dari objek gelas secara hati-hati dan disimpan dalam desikator,
yang selanjutnya siap untuk dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 00 dengan cara digulung.
Tabel 3.1 Formula sediaan film alginat-kitosan yang mengandung antasida
No Jenis
Formula Pembawa
Zat Aktif Gliserin
Alginat lart. 4
Chitosan lart. 4
AlOH MgOH
3 2
1 F1
2,5 g -
300 mg -
2 tts 2
F2 2,5 g
- 300 mg
2 tts 3
F3 -
2,5 g 300 mg
- 2 tts
4 F
-
4
2,5 g -
300 mg 2 tts
5 F5
1 g 2 g
300 mg -
4 tts 6
F6 1,5 g
2 g 300 mg
- 4 tts
7 F7
2 g 2 g
200 mg 200 mg
4 tts 8
F8 3 g
1 g 200 mg
200 mg 4 tts
9 F9
3,5 g 0,5 g
200 mg 200 mg
4 tts
3.4 Uji Variasi Ketebalan dan Berat Film
Ketebalan film diukur dengan menggunakan jangka sorong mikro meter. Pengukuran dilakukan pada 5 posisi yang berbeda dari permukaan film dan
dihitung nilai rata-rata. Sedangkan untuk berat, ditimbang berat film untuk setiap formulasi dalam tiga kali ulangan, dan dihitung nilai rata-ratanya.
3.5 Uji Sifat Pembentangan Unfolding behaviour Sediaan Film secara in
vitro Uji sifat pembentangan film Unfolding dilakukan untuk melihat
elastisitas dan kemampuan membentang kembali dari sediaan film yang dimasukkan ke dalam kapsul setelah digulung ketika kapsul telah hancur dalam
lambung, seperti ilustrasi pada Gambar 3.1. Uji sifat pembentangan dilakukan menggunakan alat disolusi dalam 900 ml asam klorida pH 1,2 pada 37ºC ± 0,5ºC
dengan putaran 100 rpm.
Universitas Sumatera Utara
Pada waktu 0, 5, 10, 15, 30, 60, 120, 360 dan 720 menit diamati sifat pembentangan dari sediaan film. Setiap formula dilakukan tiga kali ulangan, dan
dihitung standart deviasi rata-rata.
Gambar 3.1 Ilustrasi sediaan gastrortentif antasida film alginat-kitosan
3.6 Uji Integritas keutuhan Sediaan Film
Uji integritas sediaan film dilakukan untuk mengukur berapa lama sediaan film tetap utuh dalam lambung. Keutuhan film dilihat dari ketahanan dan
tidak hancurnya sediaan film dalam rentang waktu yang diamati. Uji integritas dilakukan menggunakan alat disolusi metode basket dalam 900 ml asam klorida
pH 1,2 pada 37ºC ± 0,5ºC dengan putaran 100 rpm. Pada waktu 0, 30, 60, 120, 360 dan 720 menit diamati keutuhan dari
sediaan film. Setiap formula dilakukan tiga kali ulangan, dan dihitung standart deviasi rata-rata.
Cangkang Kapsul Sediaan Gastroretentif
Antasida Film Alginat- Kitosan
AlOH3 dan MgOH2 Sediaan film yg
digulung
Sediaan Gastroretentif Antasida dalam larutan
Asam Lambung Sediaan film yg
membentang unfold
Universitas Sumatera Utara
3.7 Penentuan Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh Sediaan Film Alginat-Kitosan
dalam Simulasi Sekresi Asam Lambung secara in vitro
Belum ada metode dalam literatur, text book ataupun jurnal untuk
menentukan profil netralisasi terhadap sekresi asam di lambung secara in vitro.
Metode dalam penelitian ini dirancang berdasarkan kondisi fisiologis lambung, yaitunya kandungan asam lambung dalam puasa normal sekitar 20 - 30 ml, asam
lambung yang keluar basal acid output adalah sekitar 1 mEqjam
Pengukuran profil netralisasi terhadap asam pada kondisi
normal Dressman, 1998; Perigard, 2000. ditentukan dengan
pengukuran pH secara sederhana. Pengukuran ini bertujuan untuk melihat kemampuan sediaan film dalam mempertahankan pH 3 - 4 dan menetralisir
penambahanasam klorida yang keluar berkesinambungan dari sel-sel parietal untuk periode waktu yang lebih lama.
3.7.1 Persiapan Rancangan Alat
Alat untuk uji dirakit secara lokal dengan rancangan alat terdiri dari rangkaian wadah gelas 250 ml yang dilengkapi dengan pengatur suhu 37 ± 0,5
o
C dan pengaduk 100 rpm. Wadah gelas ini akan dihubungkan dengan serangkaian selang alat infus yang berisi larutan HCl 0.1 N. Dari rangkaian alat
infus ini akan mensuplai HCl 0,1 N ke dalam wadah gelas 250 ml yang dapat diatur laju pelepasannya. Wadah gelas berfungsi sebagai tempat alat uji
sampelsediaan, seperti pada Gambar 3.2. Gambar Rangkaian Alat Uji Profil
Netralisasi dapat dilihat pada Lampiran 20.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Bagan Rancangan Alat untuk menentukan Profil Netralisasi Asam
Laju pelepasan HCl 0,1 N di sini menggambarkan kondisi fisiologis pengeluaran asam lambung, pada kondisi normal sekitar 1 mEqjam setara dengan
10 mljam HCl 0,1N atau dalam praktik sekitar 10 tetesmenit HCl 0,1N dengan menggunakan infus tetes mikro 60 tetesml. Perhitungan laju tetesan infus HCl
0,1 N untuk uji profil netralisasi asam dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.7.2 Penentuan Profil Netralisasi Serbuk AlOH
3
, MgOH
2
dan Kombinasi AlOH
3
dan MgOH
2
3.7.2.1 Penentuan Profil perubahan pH air versus waktu oleh serbuk
AlOH
3
, MgOH
2
dan kombinasi AlOH
3
dan MgOH
Dipipet 30 ml akuades ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
2
o
C. Diatur setingan laju tetesan air ke dalam wadah sampel 10 tetesmenit infus tetes mikro: 60 tetesml. Kemudian diukur pH medium dengan
pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan serbuk antasida AlOH
3,
MgOH
2
, dan kombinasi AlOH
3
dan MgOH
2
ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan 100 rpm dan diaktifkan laju tetesan air 10
Universitas Sumatera Utara
tetesmenit. Kemudian diukur perubahan pH larutan pada 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, 600, 660, dan 720 menit dengan pH meter.
3.7.2.2 Penentuan Profil Netralisasi 30 ml HCl 0,1 N oleh Serbuk AlOH
3
, MgOH
2
dan kombinasi AlOH
3
dan MgOH
2
Dipipet 30ml asam klorida 0.1 N ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
C. Kemudian diukur pH medium dengan pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan serbuk antasida AlOH
3,
MgOH
2
, dan kombinasi AlOH
3
dan MgOH
2
ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan 100 rpm dan laju tetesan HCl 0,1 N dalam
kondisi off. Kemudian diukur perubahan pH larutan pada 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, 600, 660, dan 720 menit dengan pH meter.
3.7.2.3 Penentuan Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh serbuk AlOH
3
, MgOH
2
dan kombinasi AlOH
3
dan MgOH
2
dalam simulasi sekresi asam lambung penambahan HCl 0,1 N 10 mljam
Dipipet 30 ml asam klorida 0.1 N ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
C. Diatur setingan laju tetesan larutan HCl 0,1 N ke dalam wadah sampel 10 tetesmenit infus tetes mikro: 60 tetesml. Kemudian
diukur pH medium dengan pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan serbuk antasida AlOH
3,
MgOH
2
, dan kombinasi AlOH
3
dan MgOH
2
ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan 100 rpm dan
diaktifkan laju tetesan HCl 0,1 N 10 tetesmenit. Kemudian diukur dan dicatat perubahan pH larutan pada 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540,
600, 660, dan 720 menit dengan pH meter. Selanjutnya setiap 2 jam berikutnya dipipet 20 ml larutan dan dikeluarkan dari dalam wadah sampel yang diuji.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3 Penentuan Profil Netralisasi Sediaan Film Alginat-Kitosan
3.7.3.1 Penentuan Profil Netralisasi Sediaan Film Alginat-Kitosan dalam Air
Dipipet 30 ml akuades ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
3.7.3.2 Penentuan Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh Sediaan Film Alginat- Kitosan dalam Simulasi Sekresi Asam Lambung penambahan HCl 0,1
N 10 mljam C. Diatur setingan laju tetesan air ke dalam wadah sampel 10
tetesmenit infus tetes mikro: 60 tetesml. Kemudian diukur pH medium dengan pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan kapsul yang mengandung sediaan film
ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan 100 rpm dan diaktifkan laju tetesan air 10 tetesmenit. Kemudian diukur perubahan pH
larutan pada 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, 600, 660, dan 720 menit dengan pH meter.
Dipipet 30 ml asam klorida 0.1 N ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
C. Diatur setingan laju tetesan larutan HCl 0,1 N ke dalam wadah sampel 10 tetesmenit infus tetes mikro: 60 tetesml. Kemudian
diukur pH medium dengan pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan kapsul yang mengandung sediaan film ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk
dengan kecepatan 100 rpm dan diaktifkan laju tetesan HCl 0,1 N 10 tetesmenit. Kemudian diukur dan dicatat perubahan pH larutan pada 15, 30, 60, 120, 180,
240, 300, 360, 420, 480, 540, 600, 660, dan 720 menit dengan pH meter. Selanjutnya setiap 2 jam berikutnya dipipet 20 ml larutan dan dikeluarkan dari
dalam wadah sampel yang diuji.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3.3 Penentuan Profil Netralisasi HCl 0,1 N oleh Sediaan Film Alginat- Kitosan
dalam Simulasi Sekresi Asam Lambung dengan mengabaikan Pengosongan Lambung tanpa mengurangi cuplikan
larutan uji.
Dipipet 30 ml HCl 0.1 N ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
3.7.3.4 Penentuan Profil Netralisasi 30 ml HCl 0,1 N oleh Sediaan Film Alginat-Kitosan tanpa penambahan HCl 0,1 N 10 mljam
C. Diatur setingan laju tetesan larutan HCl 0,1 N ke dalam wadah sampel 10 tetesmenit infus tetes mikro: 60 tetesml. Kemudian diukur
pH medium dengan pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan kapsul yang mengandung sediaan film ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk
dengan kecepatan 100 rpm dan diaktifkan laju tetesan HCl 0,1N 10 tetesmenit. Kemudian diukur perubahan pH larutan pada 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360,
420, 480, 540, 600, 660, dan 720 menit dengan pH meter.
Dipipet 30ml asam klorida 0.1 N ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
o
3.8 Uji Pelepasan Ion logam Al secara in vitro
C. Kemudian diukur pH medium dengan pH meter sebagai pH awal. Dimasukkan kapsul yang mengandung sediaan film ke dalam
wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan 100 rpm dan laju tetesan HCl 0,1 N dalam kondisi off. Kemudian diukur perubahan pH larutan pada
15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, 600, 660, dan 720 menit dengan pH meter.
Uji pelepasan ion logam Al menggambarkan jumlah AlOH
3
Dipipet 30 ml asam klorida 0,1 N ke dalam wadah sampel, kemudian diatur suhu medium 37 ± 0,5
yang terlepas dari sediaan film dan ditentukan secara Spektrofotometri Serapan Atom
.
o
C. Dimasukkan kapsul yang mengandung sediaan
Universitas Sumatera Utara
film ke dalam wadah sampel dan secara bersamaan diaduk dengan kecepatan 100 rpm. Kemudian pada waktu 30, 60, 120, 180, 240, 300, dan 360 menit dicuplik 1
ml larutan dari dalam wadah sampel, dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml, ditambah 2 ml HNO
3
3.8.2 Pembuatan kurva kalibrasi
5 N dan dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda, kemudian ditentukan secara Spektrofotometri Serapan Atom
.
Penentuan panjang gelombang maksimum aluminium dilakukan pada panjang gelombang 309,9 nm.
3.8.4 Pembuatan kurva kalibrasi logam Al
Larutan standar aluminium 1000 mcgml dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, kemudian ditambahkan 5 ml HNO
3
Larutan kerja logam aluminium dibuat dengan memipet 0; 0,1; 0,5; 1; 2; 3; 4; dan 5 ml larutan baku 100 mcgml, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml,
ditambah 2 ml HNO 5 N,
ditepatkan sampai garis tanda dengan air suling konsentrasi 100 mcgml.
3
3.8.5 Penentuan Kadar logam Al
5 N kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan air suling larutan kerja ini mengandung 0; 1; 5; 10; 20; 30; 40; dan 50 mcgml dan
diukur pada panjang gelombang 309,9 nm
.
Kadar logam Al ditentukan secara Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 309,9 nm. Kemudian ditentukan persen pelepasan Al dari
sediaan film. Gambar alat Spektrofotometer Serapan Atom dapat dilihat pada Lampiran 19.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Uji Sifat Pengembangan
Derajat pengembangan DP film ini dilakukan dalam dua pendekatan, yaitu berdasarkan pertambahan berat dan pertambahan luas film. Ditimbang berat
awal W
1
dan diukur lebar dan panjang dari film, ke dalam wadah disolusi dimasukkan 900 ml larutan medium dan diatur suhu 37 ± 0,5
o
Pengembangan = W2-W1
C dengan kecepatan pengadukan alat disolusi yaitu 100 rpm. Kemudian dimasukkan sediaan film
alginat-kitosan yang mengandung antasida. Pada interval waktu 15, 30, 60, 120, 180, 240 dan 360 menit sampel yang basah ditarik keluar dengan hati-hati dan
diusap antara kertas filter untuk menghilangkan kelebihan air dari permukaan, ditimbang kembali W2 dan diukur lebar dan panjangnya. Derajat pengembangan
diukur dalam jumlah relatif air yang diserap terhadap massa awal. Setiap pengujian diulangi 3 kali percobaan. Daya pengembangan dihitung sebagai
berikut:
------------ X 100 W1
3.10 Uji Bioadhesif secara in vitro