2.3.1 Jenis-jenis Gastroretentif
Pendekatan untuk sistem penghantaran obat tertahan di lambung secara umum terdiri dari:
1. Sistem pengembangan dan pembesaran swelling and expandable system. Ini merupakan bentuk sediaan yang setelah ditelan, dalam lambung
mengembang pada taraf tertentu yang mencegah mereka keluar dari pilorus, seperti terlihat pada Gambar 2.2. Akibatnya, bentuk sediaan masih dipertahankan
dalam lambung untuk jangka waktu yang panjang.  Formulasi tersebut dirancang untuk tertahan di lambung gastric retention dan pelepasan obat dikontrol dalam
rongga lambung Kumar, 2012.
Gambar 2.2 GDDS dengan sistem pengembangan dan pembesaran
Kumar, 2012 2. Sistem bioadhesif bioadhesive systems.
Sistem bioadhesif digunakan sebagai perangkat penyampaian obat untuk meningkatkan absorpsi di tempat spesifik site specific dalam lambung.
Pendekatan ini melibatkan penggunaan polimer bioadhesif, yang dapat menempel pada permukaan epitel di lambung. Beberapa eksipien yang paling menjanjikan
yang telah umum digunakan di sistem ini meliputi polycarbophil, karbopol, kitosan dan gliadin Kumar, 2012. Sistem biomuko-adhesif dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3
GDDS dengan sistem biomuko-adhesif Al-Qadi, et al., 2012 Mekanisme bioadhesifmukoadhesif untuk berikatan antara polimer
dengan permukaan mukusepitel dapat dibagi menjadi tiga kategori: a. Adhesi yang dimediasi oleh Hidrasi
Polimer hidrofilik tertentu memiliki kecenderungan untuk menyerap sejumlah besar air dan menjadi lengket, sehingga memperoleh sifat bioadhesif.
Gastroretensi  yang  diperpanjang  dari sistem pengiriman biomuko-adhesi selanjutnya dikendalikan oleh laju disolusi polimer.
b. Adhesi yang dimediasi oleh ikatan Adhesi polimer pada mukuspermukaan sel epitel melibatkan berbagai
mekanisme ikatan. Ikatan fisik atau mekanik dapat dihasilkan dari deposisi dan masuknya bahan perekat di celah-celah mukosa tersebut. Ikatan kimia sekunder,
berkontribusi terhadap sifat bioadhesif, seperti  interaksi  van der Walls  dan interaksi ikatan hidrogen. Gugus fungsional hidrofilik yang bertanggung jawab
untuk membentuk ikatan hidrogen adalah hidroksil -OH dan gugus karboksilat -COOH Kumar, 2012.
Universitas Sumatera Utara
c. Adhesi yang dimediasi oleh reseptor Polimer tertentu memiliki kemampuan untuk mengikat reseptor spesifik
pada permukaan sel. Peristiwa yang dimediasi reseptor berfungsi sebagai pendekatan potensial dalam biomuco-adhesi, sehingga meningkatkan retensi
lambung dari bentuk sediaan Kumar, 2012. 3. Sistem pengapungan floating systems
Sistem ini memiliki kerapatan massa  yang  kurang dari cairan lambung sehingga  mengapung di lambung tanpa mempengaruhi tingkat pengosongan
lambung untuk jangka waktu lama, obat dilepaskan perlahan pada tingkat yang diinginkan dari sistem.  Setelah pelepasan obat, sistem residual dikosongkan dari
lambung. Sistem floating  dapat dibagi ke dalam sistem effervescent    dan  non- effervescent Kumar, 2012. Sistem floating dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 GDDS dengan sistem floating Kumar, 2012
4. Sistem berdensitas tinggi high density systems Sedimentasi telah digunakan sebagai mekanisme retensi untuk pelet yang
cukup kecil untuk disimpan dalam lipatan lambung dekat daerah pilorus, yang merupakan bagian dari organ dengan posisi terendah dalam postur tegak. Pelet
padat sekitar 3  gcm
-3
terjebak dalam lipatan  juga cenderung untuk menahan gerakan peristaltik dari dinding lambung, seperti terlihat pada Gambar 2.5. Waktu
transit GI dapat diperpanjang rata-rata 5,8  -  25 jam, tergantung pada  kepadatan dan diameter pellet tersebut. Eksipien yang biasa digunakan adalah barium sulfat,
Universitas Sumatera Utara
seng oksida, titanium dioksida dan  serbuk besi.  Bahan-bahan ini meningkatkan kepadatan hingga 1,5 - 2,4gcm
-3
Kumar, 2012.
Gambar 2.5 GDDS dengan sistem berdensitas tinggi High Density Systems
Kumar, 2012
2.3.2 Penelitian terdahulu tentang GDDS  dan sediaan gastroretentif   di pasaran